berubah

22 8 5
                                    

Typo bertebaran

Kenapa ia menjauh? Karena ia ingin kau sadar bahwa kau sangat membutuhkannya di dalam hidupmu

_ria_yunita_

Hari ini Lena sudah boleh pulang setelah seminggu di rawat.

"Kak aku seneng deh kakak udah boleh pulang, kita jadi bisa sama-sama lagi,"

Lena hanya membalasnya dengan gumaman saja.

"Biar gue yang bawa mobilnya,"tawar Vino.

Mereka melakukan mobil itu menuju rumah dua gadis tersebut, Lena duduk di kursi belakang dengan Rayan di sisinya, sementara vino dan Via di depan.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan dari rumah sakit menuju rumah Lena dan via akhirnya mereka sampai juga.
Via diam memandangi rumahnya, benarkah ini rumahnya?

"Kak Lena ayo masuk, kalian berdua ayo masuk,"ajak via pada ketiga orang tersebut. Mereka segera masuk ke dalam rumah.

Via sangat bersyukur karena kakaknya bisa kembali bersamanya, dan ada orang yang mau membantu dirinya mengembalikan kakaknya di sisinya, yah walaupun kakaknya tidak mengingat dirinya, tapi ia akan buat sebuah kenangan baru untuk Alena, dimana kenangan kali ini adalah kenangan indah tidak seperti dulu.

"Thanks yah kalian udah bantuin kita sejauh ini, gue jadi ga enak sama kalian, terutama Lo Yan, Lo rela buang-buang duit Lo demi biaya rumah sakit kak Lena," via sangat berterimakasih pada mereka berdua karena sudah membantunya.

"Lena itu berharga bagi gue, jadi gue ga sama sekali ngerasa direpotin jadi Lo tenang aja yah," jawab Rayan.

"Kalo gitu mau mampir dulu atau langsung pulang?" Tawar via.

"Gue harus pulang, mamah suru nganter Cici ke sekolah," jawab Rayan,

"Lo Vin?" Tanya via pada Vino, karena sedari tadi lelaki itu hanya diam.

"Gue langsung balik aja, mau nuntasin game yang belum kelar," yah cowo satu ini memang maniak game, ia rela menghabiskan uang dan waktunya hanya untuk sebuah game, itulah alasan terkuat kenapa lelaki ini masih menjomblo sampai sekarang.

"Ya udah kalo gitu, maaf yah udah ngerepotin kalian,"

Rayan dan vino hanya mengangguk dan pamit pulang. Saat sudah memastikan dua lelaki itu pulang, Via langsung menghampiri Lena yang terlihat sedang meneliti seiisi rumahnya.

"Kak Lena,"panggil Via, Lena menoleh ke arahnya.

"Iyah,"

Syukurlah sikapnya tidak sedingin pertama kali ia sadar. Sepertinya peran mereka di sini akan tertukar. Yang dulunya di lindungi sekarang harus melindungi.

"Kalo ada yang kak Lena mau tanya, tanya aja via pasti jawab," tawar via saat melihat kakaknya itu kebingungan.

"Orang tua kita mana? Kenapa ga pernah jenguk gue ke RS?" Pertanyaan Lena sukses membuat Via mematung seketika.
Tapi ia harus jujur pada kakaknya ini,jika ia tidak mau sesuatu yang buruk akan terjadi lagi.

"Mereka udah ga ada kak,"sendu Via.

"Kenapa?"tanya Lena lagi.

"Ibu meninggal waktu ngelahirin aku, dan ayah.... dia meninggal karena ga kuat di tinggal ibu, dia bunuh diri,"

"Berarti Lo pembunuh?" Tanya Lena tanpa menghiraukan mimik kaget dari Via.

Apa pembunuh? Via tak pernah inginkan itu, itu juga yang selalu membuat Via iri dengan kakaknya itu Lena sangat sabar tidak seperti dirinya yang selalu terbakar api amarah.

Tapi kali ini ia harus sabar menghadapi semuanya. Tidak mau memperburuk keadaan akhirnya Via hanya tersenyum. Kepribadian dua gadis itu sudah seperti tertukar saja.

"Kak Lena sebaiknya kakak istirahat, besok aku harus sekolah dan kakak harus istirahat di rumah,"

"Gue juga mau sekolah,"

"Tapi kak—" ucapan Via terpotong karena Lena langsung masuk ke kamar yang sudah ia beritahu sebagai kamarnya.

"Mah, pah, via butuh kalian, via ga bisa jadi kaya kak Lena," ia sudah tidak bisa menahan sesuatu yang mendesak keluar dari pelupuk matanya lagi. Ia tidak sekuat kakaknya itulah alasan kenapa ia mudah terpengaruh seseorang.

Via menghapus kasar air matanya, ia harus kuat sekarang. Karena ada seseorang yang perlu ia lindungi.
Hari ini ia sangat lelah dan esok ia harus sekolah, sebaiknya ia segera tidur untuk menenangkan dirinya.

ALENA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang