Tidak ada salahnya berubah,jika berubah yang di maksud menuju ke sudut yang lebih baik
_Rayan_Rayan sangat senang karena hari ini Lena menjadi lebih dekat dengannya, ia juga sedikit bersyukur karena peristiwa hilang ingatan itu bisa membuat dirinya dan gadis itu semakin dekat. Lelaki itu tak bisa berhenti tersenyum senang sedari tadi, sampai-sampai orang orang yang melihatnya mungkin mengira dirinya sudah gila.
"Kak, kenapa sih senyum-senyum terus dari tadi udah kaya ga waras aja," tanya Cici adik kesayangannya Rayan.
Rayan menatap kearah Cici sambil masih memasang wajah bahagianya,"ah gapapa de, lagi seneng aja,"
"Seneng? Bukannya harusnya kakak sedih yah, karena kak Lena ilang ingatannya," Cici sedikit banyak tau tentang Lena dari cerita kakaknya ini. Karena hampir setiap hari kakaknya akan curhat pada bunda mereka tentang dirinya dan Lena. Orang tua mereka pun sudah tau Lena dan beruntung mereka menyukai Lena dan tidak memandang kondisi Lena seperti apa.
"Nah justru itu ci, Lena itu makin deket sama kakak sekarang, kalo dulu kamu tau sendiri kan, Lena itu selalu jauh jauh dari kakak dan yang paling bikin kakak seneng lagi nih, Lena ga nolak waktu kakak ajak main kesini besok," Rayan sudah tidak sabar melihat respon dari orang tuanya melihat kedatangan calon istrinya, upss."Wah kak Lena bakal main kesini kak, aku seneng banget," ucap Cici tak kalah antusiasnya dengan sang kakak.
"Iyah dong kakak juga seneng, setelah sekian lamanya kakak ngajak dia kesini dia baru mau setelah hilang ingatan," rasa bahagia di dalam dirinya rasanya menggebu-gebu tak tertahankan, padahal Lena hanya akan main ke rumahnya saja tidak lebih.
Kakak adik itu asik membicarakan seorang gadis yang mereka kagumi, sampai teriakan sang bunda menghentikan obrolan seru mereka tentang kedatangan Alena.
"Kak, Cici ayo makan,"
"Iyah Bun," jawab kakak beradik itu berbarengan.
Sementara di kediaman yang di tinggali oleh dua orang gadis, sedang terjadi pertengkaran yang cukup hebat, Entah siapa yang memulai pertengkaran itu duluan, yang pasti harus ada seseorang yang memisahkan mereka.
"Pembunuh," salah satu gadis itu berkata dengan nada sinisnya.
"Aku juga ga mau itu terjadi, itu kehendak Tuhan kak" jawab yang satunya.
"Lo tau gue bersyukur sama keadaan gue sekarang, karena apa? Karena gue ga lagi harus peduli sama pembunuh kaya Lo via," sentak Lena.
Via menangis sesenggukan, kenapa kakaknya berubah sederastis ini. Ia ingin Alena yang dulu menyayanginya bukan Alena yang mengatainya pembunuh.
"Ga usah drama deh Lo,"ketus Lena.
Ada yang salah di sini, ia harus mendatangi dokter yang menangani Lena waktu itu.
Tanpa pikir panjang via langsung pergi meninggalkan rumah menuju rumah sakit tempat Lena di rawat.
"Via mau kemana Lo, gue belum selesai ngomong," huh Lena kesal setengah mati pada anak itu, bisa-bisanya meninggalkan dirinya yang sedang berbicara.
Via terburu-buru memasuki ruangan tempat kerja dan dokter, ia ingin tau kenapa sikap kakaknya itu berubah, apakah amnesia juga merubah sikap dan sifat seseorang.
Beruntung Via masuk di saat dokter tidak sedang sibuk, "permisi dok,"
"Oh Iyah silahkan masuk," sahut dokter Andi.
Via melangkah memasuki ruangan itu,
"Ada apa Via, apa kakak mu sudah baikan?" Tanya dokter Andi, dokter Andi adalah salah satu sahabat ibu mereka itu sebabnya Via tidak canggung bersama dengan dokter muda itu."Kondisinya baik dok, tapi-" Via menggantungkan ucapannya, membuat Andi jadi penasaran.
"Tapi apa?" Via menjelaskan semua yang terjadi akhir-akhir ini, dari mulai sikap kakaknya yang dingin padanya hingga yang lainnya ia ceritakan secara detail.
"Sebaiknya kamu bawa dia kesini, kita harus cek apa yang berasal disini,"ucap dokter Andi.
"Mana mungkin, dia mau dok," tidak mungkin kakaknya yang sekarang mau menuruti kemauannya. "Ah aku tau siapa yang bisa bantu,"
"Bagus kalau begitu besok, bawa dia kesini yah,"
"Baik dok, terimakasih," via langsung menelpon seseorang yang bisa membantunya,
Tut tut tut
"Hallo," terdengar suara yang familiar di sana,
"Hallo Yan gue butuh bantuan Lo," jawab Via to the poin.
"....."
"Iyah, besok dokter Andi bilang,"
"...."
"Pasti bisa, sekarang ini kak Lena cuma dengerin kata Lo doang, gue ga bermaksud buat ngejauhin kalian lagi ko, gue cuma mau tau apa yang terjadi sama kakak gue,"
"......"
"Ok thanks yah Yan, semoga berhasil besok,"
Panggilan terputus, Via harus segera tau kakaknya memiliki penyakit apa, dan bagaimana menyembuhkannya.
Rayan lauris.
Alena putri Salsabila.
Via Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Completed)
Teen FictionVIA.satu nama yang membuat Alena masih mau bertahan dengan semua kesengsaraan di hidupnya. Tidak punya ayah dan ibu harus membuat Alena harus rela banting tulang untuk biaya hidupnya dan adiknya penasaran dengan hidup Alena?cuss baca...