Typo bertebaran.
Di SMA Mandiri para murid baru saja selesai mengikuti upacara bendera seperti biasa di hari Senin.
Sekarang para murid sudah berkeliaran di sekitar sekolah, ada yang ke kantin, langsung ke kelas, atau untuk anak yang rajin mereka pergi ke perpustakaan untuk membaca sambil menunggu bel di mulainya pelajaran.
Alena memilih opsi ke dua, ia langsung ke kelas untuk membaca buku pelajaran yang hari ini akan di adakan ulangan harian.
"Lena"
Merasa namanya di panggil oleh seseorang Lena pun berbalik memastikan siapa yang memanggilnya tadi.
"Eh, Rayan kenapa yah?"tanya lena.
"Ngga, gue cuma mau bareng lo ke kelasnya. Bolehkan?"Rayan agak ragu untuk bicara ia takut Lena menolak ajakannya. Tetapi, respon Lena berbanding jauh dengan yang ia kira.
Alena sempat mengernyitkan dahinya mendengar penuturan teman sekelasnya ini. Tapi, tak ayal ia tersenyum juga.
"Ayo, kenapa ngga. Kan enak jalannya jadi ada temennya"
Mendengar jawaban dari Lena Rayan langsung menganggukkan kepalanya cepat sambil tersenyum.
"Ayo"ucap Rayan masih dengan wajah yang berseri.
Rayan Bramasta teman satu kelas Alena, siswa satu ini banyak diminati oleh para siswi cantik di sekolahnya. Tapi, ia tidak pernah merespon mereka. Mengaggap ada saja tidak?
Hanya satu orang yang ia sukai di sekolahnya, yaitu Alena putri Sabila. Teman sekelasnya. Ia sangat menyukai gadis itu, apapun yang menyangkut Alena Rayan pasti suka.
Rayan sudah melakukan banyak cara agar bisa dekat dengan Alena tapi, semua caranya gagal. Gadis itu terlalu sulit untuk di dapatkan. Tapi ia suka yang seperti ini.
Di kelas mereka masih terlihat sepi karna sebagian murid masih di kantin atau tempat lainnya di sekolah.
"Len, gue mau nanya dong"ucap salah satu teman sekelas Lena yang lain.
"Boleh, mau tanya apa?"Lena dengan senang hati menjawab semua pertanyaan teman-temannya.
Hingga masuknya sang guru memberhentikan semua kegiatan yang tadi terjadi.
"Baiklah anak-anak simpan semua buku kalian, hari ini kita akan melakukan ulangan harian."
Para murid pun langsung menuruti perintah sang guru.
Hingga bel istirahat berbunyi mengakhiri waktu menyiksa bagi para murid XI IPA 1 mendesah lega.
"Lena mau bareng ga ke kantin nya"tanya teman Lisa teman sekelas Lena.
Lena tersenyum"ngga deh kalian duluan aja, gue mau ke toilet dulu"
"Ok deh by Lena"
Lisa dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Lena.
Lena pun keluar ia ingin ke toilet dulu untuk membasuh wajahnya.Di sepanjang jalan banyak murid yang menyapanya.
"Hai Lena"
"Hai"Di kejauhan ada tiga orang siswi yang melihat kejadian tersebut.
"Kayanya kakak Lo itu lebih famous dari Lo deh"ucap Salsa.
"Lo bener sa, menurut gue gimana kalo si Alena yang gabung sama kita daripada adanya ini"saran Rere sambil merendahkan via.
"Ko kalian gitu sih sama gue, Lena itu ga jauh lebih baik daripada gue ko"ucap via. Kenapa teman-temannya malah bicara seperti itu di depannya.
"Oh ya buktiin dong, Olivia Taruni"ucap salsa dengan senyum miring yang terpatri di bibir mungil nya. Mereka pergi meninggalkan via dengan sejuta kekesalan.
"Gue bakal buktiin kalau gue lebih baik daripada kakak gue itu"
16:00
Waktunya murid mandiri pulang ke rumah mereka masing-masing.
Baru saja Lena sampai di parkiran untuk ambil motornya, Rayan mengajaknya pulang bersama.
"Lena pulang bareng yuk, gue anter"
"Ga usah yan, gue bawa motor hari ini"tolak Lena halus.
Saat Lena hendak mendekati motornya ia terhenti, karena melihat seseorang di depan gerbang.
"Yan,Lo mau bantuin gue ga?"tanya Lena saat melihat Rayan masih ada di sampingnya motornya.
"Apa?"jawab Rayan.
"Bisa anterin cewe yang di depan gerbang itu ga"ucap Lena sambil menunjuk seseorang yang masih berdiri di depan gerbang menunggu angkutan umum.
"Dia emang siapa?dan kenapa gue harus anterin dia?"tanya Rayan, ia tak mengerti kenapa Lena menyuruhnya mengantar gadis itu pulang.
"Dia—"Lena sempat berpikir sejenak, adiknya itu tidak mau ada yang tau jika mereka saudara.
"Dia siapa?"tanya Rayan lagi.
"Dia saudara tetangga gue, yang baik banget sama gue kalo di rumah. Jadi Lo mau kan anterin dia pulang?"ia tak apa Rayan mengantar adiknya itu pulang, toh, tidak ada yang tahu rumah Lena dimana?
"Ok deh,karna Lo yang minta gue anterin tuh cewe"putus Rayan, jika bukan Alena yang menyuruhku ia pasti tidak akan mau.
Rayan pun langsung menjalankan motornya menuju gadis yang ia bicarakan tadi dengan Lena.
"Naik"titah Rayan pada gadis tersebut.
Via terkejut karena tiba-tiba Rayan sudah ada di sebelah nya dengan motor sport nya.
"Eh, Rayan ko lo masih di sini?"tanya via."Gue ga suka basa-basi, cepet naik ini udah sore gue mau pulang."Rayan sungguh malas saat tau bahwa yang harus ia antar pulang adalah anteknya salsa.
"Ck, ayo deh daripada gue ga pulang"akhirnya motor Rayan pun melesat menuju rumah via.
"Btw, makasih ya yan udah nganter gue pulang"via berkata sambil tersenyum manis. Ia sungguh senang bisa sedekat ini dengan orang seperti Rayan.
"Hmm, gue pulang"
Setelah mengatakan itu Rayan langsung pergi untuk pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Completed)
Fiksi RemajaVIA.satu nama yang membuat Alena masih mau bertahan dengan semua kesengsaraan di hidupnya. Tidak punya ayah dan ibu harus membuat Alena harus rela banting tulang untuk biaya hidupnya dan adiknya penasaran dengan hidup Alena?cuss baca...