sekolah

25 9 9
                                    

Hari ini via dan Alena pergi sekolah bersama, jika dulu Via sangat pantang pergi sekolah dengan Alena berbeda dengan sekarang ia harus pergi bersama dengan Alena ke sekolahnya.

Sekitar lima belas menit dari rumah mereka menuju sekolah, dan sekarang mereka sudah di koridor berjalan bersama. Via tidak memperdulikan orang-orang yang membicarakan dirinya, sekarang tugasnya adalah menjaga sang kakak.
Berbeda dengan Alena yang terlihat santai dengan keadaan sekolahnya, Alena tipe orang yang mudah beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya jadi ia tidak sulit untuk terlihat biasa saja di depan semua orang.

Mereka akhirnya sampai di depan kelas Alena, "ini kelas kakak dan kelas ku ada di lantai 1 koridor 2 tidak jauh dari sini," Via mengatakan itu jika sewaktu-waktu Alena ingin menemuinya di sekolah.

Lena mengangguk,"eh tunggu siapa aja temen gue? Dan sikap gue kaya apa?" Ia hanya tidak ingin di bodoh-bodohi oleh seseorang karena tau ia amnesia.

"Baik, ramah, murah senyum, friendly," jawab via.

"Keburukannya?"masa Iyah dia tidak punya sisi jelek di mata seseorang.

Via menggeleng, setau dia Alena pribadi yang baik terbukti dengan banyaknya murid yang menyukai gadis itu, walaupun terkadang ia iri dengan itu.

"Ok berarti gue anak yang baik," Lena segera masuk ke kelasnya dan mengabaikan Via yang masih berdiri di depan kelasnya.

Melihat Lena sudah sampai di tempat duduknya Via pun pergi ke kelasnya.

Baru saja Lena duduk teman-teman di kelasnya sudah mengerubunginya saja, Lena sekarang seperti makanan yang di hinggapi oleh banyak lalat pengganggu.

"Len Lo udah sembuh?"

"Len gue denger Lo baru keluar RS kemaren ko Lo udah masuk sih?"

"Len gimana keadaan Lo sekarang?"

Kurang lebih seperti itu pertanyaan dari teman sekelasnya yang di dominasi dengan sebuah perhatian. Entah itu sungguh perhatian atau cuma pencitraan saja.

"Gue fine ko, dan gue bosen aja kalo di rumah sendiri, jadi mending gue sekolah," Lena menjawabnya dengan senyuman manis, ia harus bisa menjadi seorang Alena yang teman-temannya kenal.

Saat Rayan masuk ke kelasnya, ia bingung itu pada ngapain sih?  
Daripada penasaran lebih baik ia melihatnya sendiri.

"Lena ko Lo sekolah sih? Lo itu harus istirahat dulu," Lena menoleh saat suara bas seseorang menasehati dirinya.

"Gue bosen di rumah sendiri makannya gue sekolah," jawab Lena mengacuhkan semua pertanyaan lainnya.

"Kalo gitu istirahat sama gue yah,"ajak Rayan.

Lena mengangguk, tidak lama kemudian bel masuk berbunyi seantero sekolah bersamaan dengan seorang guru sejarah yang masuk.

Dua jam sudah kelas 11ipa 1 mengikuti pelajaran membosankan itu. Akhirnya yang di tunggu tunggu pun tiba, Lena sudah tidak bisa menahan rasa laparnya itu, setelah selesai membereskan alat tulisnya Lena langsung menghampiri Rayan yang masih sibuk dengan buku catatannya.

"Yan ayo, gue laper," Rayan terkekeh melihat tingkah lucu dari seorang Alena yang dulunya pendiam itu.

"Iyah sabar gue lagi nulis satu lagi. Nah selesai, ayo kantin,"

Sepanjang jalan banyak murid yang menatap kagum pada mereka, bagaimana tidak dua orang yang terkenal di sekolah sedang bersama.

"Lo duduk di sini aja, biar gue yang pesenin, Lo mau pesen apa?"

"Nasi goreng sama es teh aja," ternyata kesukaan gadis itu tidak berubah, masih sama.

"Ok, waiting yah princes," Rayan melangkahkan kakinya menuju stand makanan untuk memesan makanan yang ia inginkan dan gadis itu inginkan.

Selagi menunggu Rayan kembali ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan ia melihat dua orang siswi menghampirinya.

"Hay Lena udah balik heh?" Sapa salah satu dari mereka. Entahlah sapaan itu rasanya tidak seperti menyapa yang bersahabat atau memiliki arti lain.

"Emang gue kemana?"jawab Lena.

"Wah-wah ada yang lupa nih, biar gue sama Rere yang ingetin,"

Mereka siapa sih? Ia tidak boleh gegabah dalam berucap, ia harus merahasiakan kondisinya sekarang.

"Lo berdua ngapain, ga usah ganggu Lena," Dewi Fortuna sedang berpihak pada Lena sekarang, ia tidak perlu menjawab pertanyaan yang hanya akan membuat dirinya dalam bahaya.

"Nyapa the most wanted girlnya Argo," jawab satunya.

"Eh Rere Salsa, Lo berdua mending pergi deh, sana"

"Dih cowo ko cerewet banget sih Lo Yan,"gerutu Rere.

"Bodo amat udah sana minggat," Rayan mendorong dorong dua gadis itu menjauh.

Setelah dipastikan cukup jauh dari dirinya dan Alena ia kembali ke tempat nya.

"Mereka ga ngapa-ngapain Lo kan?" Tanya Rayan sambil memperhatikan seluruh tubuh Alena.

"Ga papa ko, udah yu makan,"

Akhirnya mereka makan dengan tenang.
Sepertinya Lena menyukai lelaki ini, dia sangat perhatian padanya, dan senyuman itu tidak bisa ia lupakan.

ALENA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang