Rindu bisa saja hadir di saat orang yang kau rindu ada bersamamu.
Entah rindu dengan sikapnya atau segalanya._via_
Ini sudah hari ke dua puluh Alena tidak sadarkan diri. Dan kemungkinan masih ada sepuluh hari lagi Alena baru akan sadar.
Tapi via dan Rayan akan selalu setia menunggu hari itu tiba, hari dimana mereka akan bercanda riang bersama dengan sang putri tidur.
Hari ini via dan Rayan sedang di rumah sakit, karena hari ini mereka libur jadi mereka putuskan untuk menjaga Lena bersama.
Tidak ada obrolan diantara mereka sejak baru menginjakan kaki di sini sampai sekarang ini. Ke duanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Via bosan dengan keadaan seperti ini, akhirnya ia angkat bicara untuk memecah keheningan yang tercipta sebelumnya. "Kak Lena kapan bangu yah Yan?"
Rayan menatap nanar ke arah via, gadis itu benar-benar menyesal sepertinya.
"Lo sabar aja yah, Lena pasti bangun secepatnya ko, dia itu kuat dan ga mungkin dia mau Lo sedih terus,"
Rayan mencoba untuk menghibur via, tapi sepertinya itu tidak berhasil via masih saja murung melihat Lena terbaring lemah.Via menggenggam tangan Lena dengan erat, ia terus merapalkan doa untuk kesembuhan kakaknya ini.
"Kak via kangen, udah hampir sebulan kakak ga nemenin via makan di rumah" via tidak bisa menahan air matanya lagi, ia sungguh tidak sanggup melihat ini, berapa lama lagi kakaknya akan sadar Tuhan.Tangan mungil yang via genggam menunjukkan suatu pergerakan, via yang merasakan itu langsung menghapus kasar air matanya.
"Kak, kak Lena kakak udah bangun"
Rayan yang sedang mengupas apel, langsung ia lempar apel dan pisau yang ia pegang dan berlari ke arah brankar Lena.
V
ia benar, sekarang Lena Sedang mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia dan via masih menunggu sampai Lena sadar sepenuhnya.
Lena menatap dua orang yang sedang memperhatikan dirinya. Ia bingung sebenarnya mereka itu siapa sih? Dan kenapa ia ada di sini?
"Kak, aku seneng banget kakak udah sadar, aku kira kakak akan sadar sesuai prediksi dokter,tapi nyatanya kakak bangun sekarang. Makasih kak udah buat aku lega" Lena tidak membalas ataupun menolak pelukan dari via, ia masih mencerna apa yang sedang terjadi.
Rayan yang menyadari ada keanehan dari Lena pun angkat bicara, "Len, Lo ga papa?" Tanyanya.
Via menguarkan pelukannya, dan menatap Lena dan Rayan bergantian.
Lena masih belum berbicara, ia terus menatap ke dua makhluk di depannya.
"Kalian siapa?" Akhirnya Lena mengeluarkan suaranya. Dan itu sukses membuat dua orang di depannya merasa heran dengan pertanyaan yang Lena ajukan.Via terkekeh, sepertinya kakaknya ini ingin bermain-main padahal ia baru saja sadar.
"Lo siapa? Kenapa ketawa emang ada yang lucu apa?" Dua orang ini siapa sih? Bikin Lena bete saja.
"Kak Lena lagi bercanda yah? Padahal kakak baru aja sadar tapi udah mau bercanda aja," via memaksakan senyumnya, sejujurnya ia takut jika Lena benar-benar melupakannya.
Lena menjawab perkataan via dengan ketus"bercanda Lo bilang? Gue aja ga tau siapa Lo berdua dan siapa itu Lena."
Ada yang tidak beres disini, Rayan yang menyadari itu langsung memanggil dokter untuk mengetahui apa yang terjadi.
Tidak butuh waktu lama, rayan dan seorang dokter yang menangani Lena pun datang dan segera memeriksa keadaan Lena. Lena membiarkan dokter memeriksanya hingga selesai.
"Gimanapun dok, sebenarnya Lena kenapa?"tanya Rayan, ketika dokter sudah selesai memeriksa Lena.
"Lena mengalami amnesia, dia tidak bisa mengingat apapun dan siapapun,"
Via menggelengkan kepalanya kuat, bohong, dokter itu pasti berbohong. Tidak mungkin kakaknya hilang ingatan, tidak kakaknya tidak akan melupakan dirinya kan.
Lena tidak mau tau apa yang di bicarakan orang-orang ini. Ia hanya ingin istirahat.
"Apa dia bisa ingat kami lagi dok?" Rayan mencoba tenang, ia sendiri takut dengan kemungkinan terburuknya.
"Ingatannya akan kembali jika kalian, bisa membantu nya mengingat semua yang ia lupakan. Tapi saran saya jangan terlalu di paksakan itu akan berakibat buruk pada kesehatannya"jelas sang dokter.
Rayan menghela napas lega setidaknya ada kemungkinan Lena akan ingat semuanya.
"Kalau begitu saya pamit harus menangani pasien yang lainnya"
"Biar saya antar dok"tawar Rayan.
Sang dokter tersenyum"tidak usah, sebaiknya kamu menenangkan gadis itu" Rayan mengikuti arah tatapan dokter tersebut.
Ah, dia lupa tentang via, dia harus menenangkan gadis itu. Lihat dia, terus saja menangis di depan kakaknya itu. Sedangkan Lena sendiri terlihat tidak peduli sama sekali melihat via menangis, dia juga tetap membiarkan via menangis di depannya.
"Gue ngantuk gue mau tidur," Lena angkat bicara, ia bosan melihat orang yang menangis, tapi dia juga tidak mengerti kenapa dia tidak mau mengusir pengganggu itu.
Lena memejamkan matanya untuk pergi ke dunia mimpi.
"Vi Lo harus kuat, dokter bilang dia pasti ingat kita ko, Lena cuma butuh waktu. Kalo kita sama-sama bantu dia buat balikin ingatannya lagi gimana?" Rayan tidak tega dengan keadaan via, gadis itu kacau sekali. Dia sudah lama menunggu hari ini tiba, tapi saat hari ini tiba dia malah kacau.
Via mengangguk, ia tidak kuat jika harus mengeluarkan suara rasanya ia ingin menangis lebih keras.
"Ka via janji apapun yang terjadi sama kakak, via akan selalu bantu kakak, via pasti akan buat kakak ingat lagi sama adik kesayangan kakak ini. Ya Allah bantu hamba" batin via.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Completed)
Teen FictionVIA.satu nama yang membuat Alena masih mau bertahan dengan semua kesengsaraan di hidupnya. Tidak punya ayah dan ibu harus membuat Alena harus rela banting tulang untuk biaya hidupnya dan adiknya penasaran dengan hidup Alena?cuss baca...