Tinggalkan jejak yah readers 🥰
Sudah satu Minggu lebih Lena tidak sadarkan diri, dan sudah satu Minggu lebih pula Rayan, dan via setia menjaga dirinya.
Sikap Rayan pada via masih sama, ia masih sama seperti yang biasanya, ketus.
Dan hari ini via memutuskan untuk tidak bersekolah dulu, ia ingin menemani kakaknya di sini.
Sudah satu jam lebih via hanya duduk sambil menggenggam tangan dingin sang kakak.
"Kak, bangun dong kak. Kakak bilang kalo via ga boleh bolos sekolah nanti kita ga bisa sukses." Via menghela napas berat. Ia benar-benar menyesal atas apa yang menimpah kakaknya. Rayan benar ini salahnya, jika saja ia tidak egois mungkin kakaknya tidak akan seperti ini.
Via sudah tidak bisa membendung air matanya lagi,
"Kak ayo dong bangun, kakak kan paling ga suka kalo liat via nangis kak, ayo bangun kak via sekarang nangis kak bangun" via terus menangis sambil mengguncang lengan kakaknya.Tapi tidak ada respon apapun dari sang pemilik lengan tersebut.
Via kembali menghela napas nya. Ia lapar sudah seminggu ini ia berhemat. Biasanya kakaknya akan memberikan nya uang untuk membeli makanan yang ia inginkan atau memasarkannya makanan lezat.
Tapi semenjak kakaknya tidak sadarkan diri ia harus berhemat karena tak ada lagi yang memberikannya uang, ia juga tidak bisa memasak seperti kakaknya itu.
Ia lapar tapi ia tak punya uang, dan untung saja biaya rumah sakit di bayar oleh Rayan.
Sungguh beruntung Alena karena memiliki seseorang seperti Rayan.
Orang tua Rayan seorang pembisinis yang sukses. Kekayaan yang dimilikinya pun tidak perlu di ragukan lagi.
Orang tua Rayan pun, memberikan anak mereka uang jajan yang sangat banyak.
Rayan juga memiliki seorang adik perempuan yang sifatnya tidak jauh beda dengan Alena, mungkin itu yang membuatnya menyukai gadis itu.
Klek!
Via membalikan tubuhnya saat mendengar suara pintu di buka.
"Lo ga sekolah," tanya seseorang yang baru memasuki ruangan tersebut.
Via tidak mengerti ia hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon. Bukan apa ia hanya canggung untuk bicara dengan lelaki ini.
"Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Ga papa cuma mau nemenin kak Lena aja di sini" jawab via.
"Udah makan?"
"Belum"
"Nih makan, gue ga mau Lena sedih pas bangun karena liat adiknya kurus kering"
Mata via berbinar kala lelaki itu memberinya sekantung makanan.
"Ehh ga usah deh, makasih gue ga enak sama Lo Yan" via menaruh kembali bungkusan makanan itu ke nakas yang ada di sana.
Rayan tersenyum, ia cukup mengerti kenapa gadis itu menolak makanan yang ia beri.
"Udah makan aja, ga usah malu-malu, biasanya juga malu-maluin Lo"ucap Rayan dengan kekehan, dan itu sukses membuat suasana sedikit mencair.
Ok, via pasrah perutnya sudah benar-benar lapar, di ambilnya makanan yang sempat ia pegang tadi dan melahapnya dengan cepat.
"Eh btw Lo ga sekolah, inikan belum jam pulang?" Ia hanya heran kenapa Rayan bisa ada di sini, padahal jam pulang masih tiga jam lagi.
"Bolos" jawab Rayan singkat.
Via tidak bertanya lebih, ia memakan makanannya dengan tenang. Setelah selesai makan barulah ia biacra kembali
"Gue minta maaf yah, kalo bukan karena keegoisan gue semua ini ga akan terjadi" via tertunduk."Bukan ke gue harusnya ke kakak Lo minta maafnya"
"Gue pasti minta maaf ko sama dia"ucap via mantap.
"Yah semoga aja, Lo ga bohong"
Via heran cowo ini makannya apa sih? kalo ngomong pedes mulu dah?
"Gue bakal buktiin itu" via tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Completed)
Teen FictionVIA.satu nama yang membuat Alena masih mau bertahan dengan semua kesengsaraan di hidupnya. Tidak punya ayah dan ibu harus membuat Alena harus rela banting tulang untuk biaya hidupnya dan adiknya penasaran dengan hidup Alena?cuss baca...