Kebahagiaan terkadang menimbulkanRasa sakit yang lebih parah dibandingkan dengan yang ditorehkan oleh kesedihan'(
_Alena putri Salsabila_Di salah satu kamar rawat terlihat beberapa orang yang sedang tertawa bersama. Mereka seakan sudah melupakan hal-hal yang sulit dan menyedihkan bagi mereka dan hanya tinggal kebahagiaan yang mereka rasakan kini. Namun, mereka tidak pernah tahu akan ada rasa sakit yang lebih menyakitkan daripada yang mereka alami sebelumnya. Mereka tak pernah mencemaskan apabila hari itu terjadi karena sudah ada kebahagiaan di depan mereka.
"Kak aku seneng banget kakak udah balik lagi kaya dulu," ucap Via di sela-sela obrolan mereka.
"Memangnya kakak kemana hm?"tanya Lena mencoba merayu sang adik.
"Aku ga mau inget itu lagi. Aku sudah bersyukur dengan apa yang diberikan sama Allah karena sudah mengembalikan harta paling berharga di hidupku," ucapan Via membuat mereka semua yang ada di sana terharu, mereka sempat berpikir bahwa apakah ini Via yang mereka kenal dulu?
"Kita semua bahagia," sambung Rayan dan di sambut tawa bahagia dari yang lainnya.
Tok tok!! Mereka kompak menoleh kearah pintu saat mendengar suara ketukan.
"Misi kakak-kakak Cece boleh masuk ga?" Seorang gadis cantik muncul dari balik pintu yang kini terbuka.
''Cece, sini masuk aja. Yan ajak masuk Cece nya itu," suruh Lena.
"Sini Ce masuk," ajak Rayan.
Cece pun melangkah masuk mendekat kearah mereka. Saat sudah dekat dengan Lena barulah Cece membuka suaranya kembali," kak Lena apa kabar?" Tanyanya.
"Kabar baik, Cece sama Om Tante gimana kabarnya?" Tanya Lena balik.
"Alhamdulillah Cece, bunda sama papah sehat," jawab Cece.
"Abang kamu ga pernah cerita sih, oh ya kamu kesini sendiri?" Tanya Lena.
"Iya Ce, kamu sendiri? Kan abang udah bilang jangan bawa kendaraan sendiri," Rayan memang sangat posesif jika menyangkut keluarganya, walaupun ia sering terlihat tidak peduli akan keadaan tapi, ketahuilah jika ia sudah peduli, dirinya akan melakukan apapun demi orang itu.Mereka melanjutkan obrolan yang sempat tertunda karena kedatangan Cece tadi. Tidak terasa satu persatu dari mereka sudah pergi pulang dan menyisakan Via dan Lena. Sebenarnya Rayan belum mau pulang tapi ia harus mengantarkan Cece pulang, dan untungnya tadi ia menumpang pada Vino saat berangkat ke rumah sakit.
Lena memperhatikan Via yang sedang membereskan sofa untuk ia jadikan tidur.
"Kamu pulang aja ga papa,""Ga kak, aku disini temenin kakak, jadi kakak tidur aja yah,"bantah Via.
Lena tidak memaksa lagi, entah kenapa ia ingin menghabiskan waktu bersama adiknya itu lebih lama lagi. Hatinya gelisah, takut kehilangan sesuatu, seperti ada sesuatu yang menariknya untuk pergi. Tubuhnya semakin mendingin karena rasa takut juga entah rasa apalagi yang kini ia rasakan.
"Aku tidur duluan yah kak udah ngantuk banget," Via sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi, matanya sudah setengah terpejam. Lena sebenarnya ingin Via lebih lama lagi menemaninya tapi, ia tidak tega melihat adik manisnya terkantuk-kantuk seperti itu.
"Good night Vi, sweet dream,"
"Kakak juga, cepet tidur jangan bergadang," setelah mengatakan itu matanya sudah terpejam sempurna.
Lena masih belum terpejam, ia masih memikirkan apa maksud mimpi yang selalu datang belakangan ini. Ia melihat ayah dan ibunya tersenyum ke arahnya dan ibunya yang mengulurkan tangannya ke arah dirinya. Namun ia tidak menerima uluran tangan itu, dan sekarang apakah mimpi itu akan datang lagi? Jika iyah, apakah boleh ia menerima uluran tangan yang ia rindukan selama ini.
Flashback on.
Rayan berlari seperti kesetanan menuju ruangan dokter untuk menanyakan apa yang terjadi.
Setelah mendengar penjelasan dokter bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi kesehatan Alena membuat dirinya lega, itu hanya sekedar igauan dari Alena saja. Sekarang ia tidak mau berpikiran yang tidak-tidak dulu, biarlah semua berjalan dengan semestinya. Untuk sekarang ia hanya ingin menikmati hari-hari dengan garis yang ia cintai. Apa yang akan terjadi, mungkin memang seharusnya terjadi kita hanya bisa mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan.
Flashback off.
Lena mencoba memejamkan matanya. Lagi, mimpi itu kembali lagi, orang tuanya mengulurkan tangan mereka padanya. Ia sangat ingin menerima uluran tangan itu, tapi di belakangnya Via dan teman-temannya terlihat menggelengkan kepala mereka tidak memperbolehkan dirinya menerima genggaman tangan yang ia rindukan. Alena bimbang ia ingin bersama dengan orang tuanya lagi, tapi ia ingin dengan adiknya. Siapapun tolong, ia sungguh bingung untuk memilih uluran tangan siapa yang akan ia terima?
Suatu pilihan yang sangat berat jika kamu harus memilih salah satu dari orang yang kamu sayangi, dan kini Lena harus melakukan itu.
Huft, cuma 700 kata aja nanti aku lanjutin di next part ok😎
Btw ria bakal selesain terakhir di hari Sabtu. Yahh😫
Makasih buat kalian yang udah dukung Ria dengan baca, vote dan comment cerita aku😭
See you🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (Completed)
Teen FictionVIA.satu nama yang membuat Alena masih mau bertahan dengan semua kesengsaraan di hidupnya. Tidak punya ayah dan ibu harus membuat Alena harus rela banting tulang untuk biaya hidupnya dan adiknya penasaran dengan hidup Alena?cuss baca...