Chap 13

748 105 5
                                    


–——–—

Tepat ketika Hoseok hendak berkata-kata lagi, Tzuyu muncul dari kamar atas. Ia menuruni anak tangga dengan langkah gontai.
Kedua matanya sayu. Wajahnya pucat. Dan tubuhnya terlihat rapuh.

"Biarkan aku bersama kalian. Kumohon," ucapnya lirih. "Aku tak bisa disini, sendirian. Aku tak bisa ..."
"Tzuyu...." Hoseok memanggil namanya dengan mantap. "Kau manusia yang masih punya masa depan cemerlang. Sebentar lagi kau lulus sekolah, lalu kau kuliah, kemudian kau akan mendapatkan pekerjaan dengan baik. Kau bisa hidup damai disini, memiliki banyak teman, memiliki sebuah keluarga. Bergabung bersama kami hanya akan menghancurkan dirimu sendiri. Ini bukan sesuatu hal yang bisa dihadapi oleh manusia biasa. Ku harap kau mengerti."

Air mata Tzuyu menitik.
"Hidupku sudah hancur, Hoseok," desisnya. "Dan aku tak bisa berada di sini lagi. Tempat ini terlalu menyakitkan. Setiap sudut kota ini mengingatkanku pada Habin. Dan setiap kali aku mengingat dia, dadaku sesak. Aku sekarat. Jika aku harus di sini  sendirian, Sepertinya --" Gadis itu menggigit bibir. "-- Aku menyerah untuk hidup," bahunya terguncang.

Taehyung bergerak ke arahnya lalu mendekapnya lembut.

"Biarkan saja ia ikut bersama kita, Hoseok." Junghan membuka suara. Ia mengibaskan rambutnya lalu bersedekap. "Jujur aku lelah melarikan diri. Kita sama-sama lelah. Tapi jika ada dari kita yang harus mati lagi, setidaknya kita tidak mati kesepian," ia menatap wajah Hoseok dengan tegas.

Hening sesaat. Hoseok terlihat sedang berpikir. Tapi akhirnya ia mendesah. "Oke, kita pergi bersama,"

Josh bangkit dari tempat duduknya.
"Dan jika berencana pergi, sepertinya kita harus bergegas. Karena firasatku mengatakan bahwa dalam waktu yang tak lama lagi, Namjoon sedang dalam perjalanan ke sini dengan ditemani selusin malaikat yang lain," ucapnya.

Para pemuda itu berpandangan.
"Tapi, aku pantang untuk pergi tanpa melakukan perlawanan terlebih dahulu," Hoseok mendesis.
"Mereka harus membayar atas kematian Eunwoo dan Habin," rahangnya kaku. "Oke, kamu ikut." Jin dan Jungkook menjawab hampir bersamaan, tanpa ragu. "Sudah lama kita tak bertarung habis-habisan. Dan tanganku sudah gatal ingin meremukkan tulang-tulang mereka. Selusin malaikat, huh? Aku tak gentar," Jungkook melenturkan jemari tangannya hingga menimbulkan bunyi gemerutuk. Dan Jin ikut terkekeh sinis, melakukan hal yang sama.

"Aku juga akan memberikan perlawanan," Taehyung mengikuti rencana saudara-saudaranya yang lain.
"Oke, aku juga ikut." Dan Junghan berucap mantap.
"Begini saja. Kita akan di sini melakukan perlawanan. Setidaknya salah satu malaikat tertinggi itu harus bisa kita habisi. Jadi, makin banyak personil dari kita, makin bagus." Lanjutnya.
"Dan -- Josh," ia menatap ke arah kekasihnya tersebut. "Sementara kami di sini, kau yang membawa Tzuyu kabur terlebih dahulu. Bawa ia ke tempat yang sudah kita rencanakan bersama, Vila di atas bukit. Setelah urusan kami di sini selesai, kami akan menyusul." Ucap lelaki cantik itu lagi.

Josh mengangguk setuju.

Taehyung menatap Tzuyu yang berdiri kaku di sampingnya.
"Pergilah terlebih dahulu. Josh akan membawamu dengan aman." Ucapnya. Tzuyu balas menatapnya dengan bingung.  "Kenapa harus Josh yang membawaku?"
"Karena dia ... bisa membawamu dengan mudah," jawab Taehyung.

Tzuyu ganti menatap ke arah Josh. Lelaki itu tersenyum lembut, mengangguk setuju, lalu bergerak ke tengah ruangan. Dan  dalam hitungan detik, sepasang sayap berwarna biru dengan semburat putih muncul dari balik punggungnya.
Sayap itu mengepak dengan begitu indah dan kokoh.

Tzuyu sempat melongo.
"Apa Nephilim punya sayap untuk terbang?" Ia bertanya tanpa sadar, tanpa mengalihkan pandangannya dari Josh.
"Dia bukan Nephilim." Sahut Taehyung.  "Eh?" Tatapan Tzuyu langsung meluncur ke lelaki yang masih sibuk memegang tangannya. "Dia bukan Nephilim?"

DIFFERENT {TAETZU}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang