--------------
Sepi. Yang tertinggal hanya kelamnya malam yang lengang. Malaikat-malaikat itu sudah pergi, membawa para Nephilim entah kemana. Menyisakan bekas-bekas pertempuran hebat. Pohon tumbang, tanah retak, asap dan debu bertebaran.
Tzuyu masih tersuruk di tanah. Sesenggukan. Meratapi kepergian Taehyung beserta saudara-saudaranya ketika ia merasakan sentuhan lembut di bahu. Ia mendongak dan melihat Jimin berjongkok di sampingnya.
Ia tak mengatakan apapun, tapi sorot mata itu terlihat berusaha menenangkannya.
“Kemana mereka membawanya pergi, eoh?” suara Tzuyu serak. Jimin menggeleng. Ia meraih bahu gadis tersebut dan membantunya untuk bangkit.
“Aku tak tahu, sungguh.” Ucapnya kemudian, dan tangannya tergerak untuk membantu menghapus air mata di pipi Tzuyu.“Apa para malaikat akan membunuh mereka? Apa mereka akan ...” tenggorokan Tzuyu terasa tercekik, tak mampu melanjutkan kata-katanya. Ia kembali terisak.
Jimin menggeleng tanpa mampu menjawab. Dan secara naluriah, ia bergerak, meraih kepala Tzuyu ke dadanya lalu mendekapnya. Berharap agar cara itu mampu membuatnya lebih tenang.
Dan untuk beberapa saat, Tzuyu terisak dalam dekapan Jimin.Isak tangisnya terhenti ketika tiba-tiba ia mendengar Baekhyun berteriak memanggil namanya. Ia masih enggan bergerak jika saja Imp itu tidak berteriak panik.
“Dia masih hidup!”
Tzuyu dan Jimin menoleh. Tampak pemuda keturunan iblis itu berjongkok di samping tubuh Jungkook yang terbujur tak bergerak.
“Dia masih hidup, Tzuyu! Aku bisa merasakannya!” teriaknya lagi.Dengan serta merta Tzuyu bergerak dan melesat ke arah Baekhyun, diikuti oleh Jimin.
“Kau yakin?” Gadis itu berteriak tak sabar.
Baekhyun mengangguk. “Jika saja aku bisa membawanya dengan cepat ke rumahku, aku yakin bisa menyelamatkannya. Obat-obatanku di sana lengkap. Tapi, aku tak yakin kita punya cukup waktu untuk sampai di sana. Jika kita terlambat, maka Jungkook akan ...”
Tzuyu bertatapan dengan Jimin, lalu kembali menatap ke arah Baekhyun.
“Oke, ayo kita bawa ke sana. Yang terpenting kita bawa dulu ia sampai jalan raya, lalu kita cari tumpangan dan membawanya ke rumahmu.” Ucapnya.
“Ah, aku berharap dua vampir itu ada di sini. Tenaganya lumayan membantu,” Baekhyun menggerutu.Baru saja ia selesai berkata begitu, dua sosok berkelebat dan mendarat tepat di hadapan mereka. Sungjae dan Hongbin.
Jimin siap siaga dengan menarik busur silangnya, sementara dua Vampir itu juga reflek bersikap waspada.
“Untuk saat ini kita adalah tim! Jadi jangan ada yang saling menyakiti!” Tzuyu menjerit.
“Aku membutuhkan kalian semua. Jadi tolong bantu aku!” lanjutnya.
Hunter dan Vampir itu saling menatap dalam diam, lalu memutuskan untuk menyudahi perseturuan di antara mereka.“Oke, kita damai dulu sementara waktu.” Jimin berujar.
“Deal.” Sungjae menjawab.
Dan akhirnya, atas instruksi Tzuyu, segera dua Vampir, seorang Imp dan seorang Hunter tersebut bergotong royong untuk membawa Jungkook ke tempat yang telah ditentukan oleh Baekhyun.•~•
Mereka sampai di rumah Baekhyun setelah melewati proses yang lumayan panjang. Berjalan puluhan kilometer dari tengah hutan, sampai di jalan raya, dan dalam rentang waktu yang lumayan lama baru mendapatkan tumpangan. Itupun harus mengancam pemilik mobil terlebih dahulu karena awalnya ia menolak berhenti dan menolak memberikan tumpangan.
Tzuyu mondar-mandir di ruang tengah bersama Jimin yang duduk santai di sofa, sementara Sungjae dan Hongbin berdiri berdampingan di samping jendela. Mereka saling melirik hanya untuk memastikan bahwa tak ada dari mereka yang melakukan aksi penerkaman terlebih dahulu.
Jika bukan karena Tzuyu rajin melotot ke arah mereka, sang Hunter dan sang target itu pasti sudah saling serang sejak beberapa waktu yang lalu.Sementara di ruang yang satunya, tepat bersebelahan dengan ruang tengah, Baekhyun masih berjuang untuk mencoba menyelamatkan nyawa Jungkook.
“Bagaimana keadaannya?” Tzuyu tergopoh mendekati Baekhyun ketika beberapa waktu kemudian lelaki itu muncul dari ruang prakteknya.
“Lukanya parah. Tapi Jungkook termasuk Nephilim yang kuat. Dia pasti bertahan, berdoa saja,” jawabnya. Lelaki itu beranjak dan duduk di kursi di dekat Jimin.
Tzuyu menggigit bibirnya cemas seraya meremas-remas tangannya sendiri.“Baiklah __” Tzuyu menarik nafas beberapa kali lalu menatap ke arah Jimin, Sungjae dan juga Hongbin secara bergantian. “___ ada yang bisa menceritakan padaku kira-kira kemana malaikat itu membawa para Nephilim? Kemana mereka membawa Taehyung dan yang lainnya?”
Sungjae dan Hongbin berpandangan.
“Ayolah, kalian pasti tahu sesuatu ‘kan?” Tzuyu mendesak. Tatapannya lurus ke arah Sungjae. “Kau yang menceritakan tentang kudeta para Nephilim pada langit. Kau pasti tahu apa yang langit rencanakan pada para Nephilim. Kemana mereka dibawa pergi? Kau pasti tahu sesuatu,” ucapnya lagi.Sungjae yang ditanya langsung tak segera menjawab. Tapi perlahan Vampir itu balas menatap Tzuyu dengan dalam.
“Hanya ada dua kemungkinan. Satu, mereka di bawa ke langit untuk di habisi. Dua, mereka di bawa ke sana hanya untuk di penjara, selamanya. Hanya itu yang ku tahu,” jawabnya.
Lutut Tzuyu lemas seketika demi mendengar jawaban Sungjae.
“Maksudmu, aku takkan bisa bertemu lagi dengan mereka?” desisnya pilu.
Sungjae menggeleng. “Soal itu, aku tak tahu. Sungguh,”Tzuyu menelan ludah. Ia menyeret kakinya dan duduk di kursi dengan letih. Membayangkan bahwa ia takkan bertemu lagi dengan Taehyung, hatinya hancur.
“Tidak adakah cara agar aku bisa ke sana mencari tahu? Setidaknya jika memang ... para malaikat itu membunuh Nephilim, aku ... tahu kebenarannya,” suaranya nyaris tercekat.
“Ke sana kemana maksudmu?” Hongbin yang bertanya heran.
“Ke langit, bertemu dengan para malaikat dan mencari tahu keberadaan Taehyung dan yang lainnya,” jawab Tzuyu lagi, mantap.
“Apa kau bercanda? manusia tidak akan bisa pergi ke langit semudah itu, bahkan bertemu dengan malaikat. Kau pikir langit tempat wisata?” lagi-lagi Vampir itu terkekeh.“Aku pernah dengar bahwa ada manusia yang pernah ke langit dan bertemu dengan malaikat,”
Sahutan Jimin itu sukses menarik perhatian Tzuyu, Sungjae dan juga Hongbin. Mereka menatap langsung ke arah Hunter tampan tersebut.
Tzuyu bangkit dengan segera lalu mendekatinya.
“Apa itu benar? Manusia bisa pergi ke sana?” desaknya.
“Tentu saja bisa. Tapi harus mati dulu,” Sungjae menyahut dengan nada sarkasme.“Tidak.” Jimin menggeleng sambil mengarahkan pandangannya ke arah Sungjae dan juga Hongbin.
“Aku pernah dengar bahwa ada salah satu leluhurku yang pernah pergi ke sana. Kakekku bilang, salah satu leluhurku pernah punya hubungan baik dengan malaikat. Mereka bersahabat. Dan terkadang, malaikat mengajaknya ke langit untuk berkunjung. Tapi ...”
“Tapi apa?” Tzuyu tak sabar menunggu penjelasan berikutnya.
“Ada semacam ritual yang harus dilakukan agar manusia bisa melewati gerbang menuju dunia malaikat. Dan aku tak tahu caranya,” lanjutnya lagi.Tzuyu kembali terduduk dengan lemas. Setelah sempat merasa punya harapan untuk menemukan Taehyung, kini ia harus kembali menghadapi kenyataan pahit. Tak ada yang tahu bagaimana caranya pergi ke langit.
Setelah dipikir-pikir, ini memang ide yang tak masuk akal. Bagaimana manusia bisa pergi ke langit untuk bertemu dengan malaikat?
Konyol.“Ada seseorang yang mungkin bisa membantu kita mencari tahu tentang ritual itu. Besok akan ku antarkan kau padanya,” ucap Jimin lagi.
Tzuyu melebarkan matanya.
“Sungguh?” ia nyaris tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
Dan kebahagiaan nyaris membuncah dari dalam dirinya ketika lelaki dengan senyum menawan itu mengangguk.••~••
Hii~~
Makasih yang udh mau baca✨
Jangan lpa vote💜
Tinggalkan jejak nde-,
Gomawo❤Maaf kalo ada Typo ya:)
Dkit lagi crita ini End, nah trus aku mau tanya nih, kan Cuwi punya Short Story TaeTzu tapi masih di Draf belum di pub, udah ada 3 cerita sih lumayan:) kalian ada yang mau baca gak?
Kalo mau comen yaw_^Cuwi_Yoda
17-06-2020.Rabu.♥♡♥
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT {TAETZU}✔️
RomanceMencintai seseorang yang berbeda dengan kita apa salah?_ CTZ ada makhluk abadi yang bersedia bertekuk lutut dan mau melakukan apapun untukmu! Karena aku sangat mencintaimu_ KTH Don't forget to follow me before Reading my Story, Thanks💜 Start : 25M...