Chap 21

615 99 6
                                    

--------------

Tzuyu merasakan seseorang menepuk-nepuk pipinya.
“Hei, bangunlah!”
Panggilan itu terdengar berulang-ulang, kembali diselingi dengan tepukkan di pipi.
“Hei, bangunlah!”
Lagi, kali ini terdengar lebih keras.

Tzuyu mengerang lirih. Ia mencoba membuka mata, dan segera ia diserang rasa sakit di sekujur tubuh. Rasanya pegal, sakit, pening, ah, entahlah. Semua terasa bercampur jadi satu. Di kaki, di badan, di tangan, di kepala, di semuanya.

“Kau tak apa-apa?”
Tzuyu kembali mencoba membuka mata demi untuk menatap seraut wajah kelelahan yang kini berada tepat di depan wajahnya. Lelaki yang tadi, yang ia temui ketika ...
“Oh, syukurlah. Akhirnya kau membuka mata,” ia berujar lega seraya beranjak mengambil sesuatu dan selanjutnya Tzuyu merasakan tetesan air segar pada bibirnya. Rupanya lelaki itu menyuapinya air dari botol kecil yang ia bawa.
Setelah merasakan kerongkongannya dilewati air, perlahan Tzuyu merasakan tubuhnya sedikit bertenaga. Ia menggeliat pelan, lalu berusaha bangkit. Lelaki itu tak tinggal diam. Dengan cekatan ia membantu Tzuyu duduk.

Tzuyu menatapnya bingung. Lelaki itu meniup poninya sendiri dengan  kesal.
“Jangan katakan kalau kau lupa dengan apa yang terjadi. Aku malas menjelaskannya. Jadi ingat-ingatlah sendiri,” ucapnya ketus.
“Aku ingat,” ucap Tzuyu cepat, namun lirih.
“Syukurlah. Dan kau masih ingat namaku ‘kan?”
Tzuyu kembali menatap lelaki di sampingnya dengan seksama. “Jimin,” jawabnya.
“Good,” lelaki itu menjawab pendek seraya beringsut menjauhi Tzuyu, kemudian menyandarkan punggungnya di dinding batu.

“Aku sudah memeriksa tubuhmu, dan bersyukurlah, tak ada yang patah. Hanya keningmu yang sedikit berdarah. Itupun sudah ku beri plester luka,” lelaki itu kembali berujar. Dan seketika Tzuyu mendelik.
“Memeriksa? Tubuhku?” ia berucap tak percaya seraya meraba keningnya yang ternyata sudah tertutup plester. Jimin hanya mengangkat bahu cuek.
“Aku harus melakukannya. Hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja. Tak lebih. Ah, sudahlah. Makanlah dulu buah-buahan itu agar kau segera punya tenaga dan kita bisa meninggalkan tempat ini,” lelaki itu menunjuk ke arah setumpuk buah-buahan di samping Tzuyu, dengan dagunya. Gadis itu menatap tumpukkan buah di sampingnya dengan takjub.

“Kapan kau mendapatkan buah-buahan ini? Apa kau membawanya?”
“Aku mencarinya. Ketika kau tak sadarkan diri, aku berkeliling dan mencoba mencari buah liar,”
“Apa?” Tzuyu kembali mendelik. “Maksudmu, kau meninggalkanku ketika aku jatuh pingsan, sendirian? Bagaimana jika aku dimakan hewan buas?” ia protes.
Jimin terkekeh. “Intinya kan sekarang kau masih utuh dan hidup. Selesai,” jawabnya. “Makanlah,”

Tzuyu menggigit bibirnya kesal. Namun setelah dipikir-pikir lagi, tak ada gunanya ia bersikap seperti itu. Toh pemuda di hadapannya ini telah menyelamatkan nyawanya, merawat lukanya, dan bahkan mencarikan makanan untuknya.
“Siapa namamu?”
“Tzuyu.” Tzuyu menjawab tanpa perlu berpikir lama.
“Dan ceritakan padaku, kenapa kau bisa berbaur dengan vampir?”
Nah, untuk pertanyaan yang itu, Tzuyu perlu waktu sejenak untuk menjawabnya.
“Keberatan menjawab?” Lelaki itu mendesak setelah menyadari Tzuyu sibuk mengunyah makanan di mulutnya seolah tak berniat mengeluarkan kata-kata.

“Well, kau punya hak untuk tak menjawab pertanyaanku. Tapi jika ingin menjadi partner yang baik, maka kau harus bicara jujur tentang siapa dirimu, dan kenapa kau bisa bersama makhluk penghisap darah itu? Umurmu pasti sekitar 18 tahun, masih sekolah, jadi kenapa kau bisa terlibat dalam hal-hal seperti ini?”

Lagi-lagi Tzuyu tak segera tak menjawab.
“Kenapa kita akan menjadi partner?” tanyanya kemudian.
“Seperti yang kau lihat sekarang? Kita jatuh ke dasar jurang dengan kedalaman puluhan meter. Kita terisolir, dan belum tentu bisa keluar dari sini. Kita perlu waktu untuk memulihkan tenaga, memahami situasi, memahami medan, lalu keluar dari sini. Jadi ...” Jimin menelengkan kepalanya. “Untuk beberapa waktu yang akan datang, kita akan menghabiskan waktu bersama-sama. Itu sama artinya bahwa, kita akan menjadi partner yang saling membantu. Dan untuk bisa menjadi partner yang baik, maka aku perlu tahu banyak hal tentang dirimu. Agar aku yakin bahwa kau bukan sekutu Vampir yang akan tiba-tiba mengumpankan aku pada mereka,” kalimatnya terdengar seperti  sebuah peringatan.
“Aku takkan mengumpankanmu pada Vampir,” Tzuyu menjawab sengit, setelah menghabiskan 3 butir jambu.
Jimin hanya mengangkat bahu.

DIFFERENT {TAETZU}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang