Chap 14

746 103 4
                                    


-------

Tak butuh waktu lama bagi Josh untuk membawa Tzuyu ke sebuah Vila tersembunyi di atas bukit.
Vila itu milik Hoseok yang dipergunakan secara sembunyi-sembunyi pada waktu tertentu saja. Dan mereka pikir, tempat itu cukup aman, setidaknya untuk sementara waktu.

"Oke, sudah sampai." Ucap Josh seraya menurunkan Tzuyu dengan hati-hati. Dan sayap yang mengembang dari punggungnya secara ajaib menghilang.
Tzuyu menatap lelaki itu dengan seksama hingga membuat Josh sedikit tak nyaman. "Masuklah," ia memecah kesunyian seraya membuka pintu.
Keduanya melangkah memasuki Vila tersebut.

"Jadi benar kau malaikat?" Tzuyu kembali bertanya tanpa bisa membendung keingintahuannya.
Josh mengangguk.
"Lalu apa yang membuatmu meninggalkan kaummu dan bergabung dengan para Nephilim?"
"Cinta." Josh menjawab cepat.
"Maksudmu, kau teramat mencintai Junghan sehingga rela meninggalkan kaummu sendiri?"
Dan Josh kembali menjawab pertanyaan Tzuyu dengan anggukan. Lelaki itu tertawa lirih. Tawa yang lembut.

"Kalau kau mau tahu, kisah kami seperti dalam drama," ia terkikik geli. "Pertama kali bertemu Junghan, sebenarnya aku mendapat tugas untuk membunuhnya. Tapi kami terlibat pertarungan, aku terluka parah dan nyaris mati. Anehnya, ia tidak membunuhku dan malah merawat lukaku hingga sembuh. Dari situlah aku tahu, ternyata ia begitu baik dan menyenangkan." Kedua mata Josh berbinar-binar ceria manakala menceritakan tentang Nephilim yang teramat ia cintai tersebut.

"Singkat kata, aku jatuh cinta dan begitu terpesona padanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan segalanya, demi dia. Meninggalkan kaumku, kodratku, sahabat-sahabatku. Well, jika bersama Junghan adalah sebuah resiko besar, aku siap mengambil semua resiko itu," lanjutnya. Tzuyu menatapnya dengan takjub. Tak menyangka akan mendengar sekelumit cerita tentang kisah cinta mereka.

"Pasti tak mudah ya. Meninggalkan kaummu lalu bergabung dengan para Nephilim yang notabene adalah -- musuh bebuyutan." Gumam Tzuyu.
Josh kembali tersenyum hangat.
"Memang tak mudah. Bahkan terlalu sulit. Para malaikat menganggapku pengkhianat. Dan akhirnya, aku juga menjadi buronan, persis seperti Nephilim." Jawabnya

Tzuyu menatapnya dengan iba. Tapi lelaki itu menggeleng.
"Aku baik-baik saja dengan diriku yang sekarang. Aku bahkan bersyukur dengan keputusan yang ku ambil. Dengan begitu, aku bisa menghabiskan waktu bersama orang yang ku cintai," lanjutnya.
"Kelak, jika kau menemukan seseorang yang membuatmu jatuh cinta setengah mati, mampu membuatmu aman walau sebilah pisau ditodongkan ke lehermu, mampu menyerap semua energi positif yang kau miliki, kau akan mengerti dan memahami keputusan yang ku ambil. Mencintai tanpa pamrih, tanpa peduli resiko yang kau dapat. Walau harus berkorban nyawa, walau harus meninggalkan segala yang kau punya. Asalkan bisa bersamanya, konsekuensi itu sepadan."
Lelaki itu kembali tersenyum lembut.

Pantas saja ketika bertemu pertama kali dengan Josh, Tzuyu sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Caranya menatap, caranya tertawa, caranya tersenyum, begitu khas.
Begitu hangat, begitu menenangkan. Aura malaikat baik hati yang tak bisa dipungkiri.

"Itu sebabnya kau berperan sebagai radar? Kau membritahu kepada para Nephilim bila ada malaikat mendekat?"
Josh mengangguk. "Alami saja bahwa aku mampu mendeteksi keberadaan kaumku sendiri. Dan --" ia berbalik ke arah pintu. "--sekarangpun ada malaikat yang sedang dalam perjalanan kemari." Kedua matanya menatap tajam ke arah halaman Vila.

"Tzuyu apapun yang terjadi, tetaplah disini." Josh beranjak, melangkahkan kakinya menuju teras dan menuruni beberapa anak tangga.

Mencoba patuh atas perintah Josh, Tzuyu tetap mematung dari tempatnya. Mengintip dari balik pintu, menyaksikan Josh mengembangkan sayapnya.
Dan sosok itu muncul, melesat, tepat di hadapan Josh.

DIFFERENT {TAETZU}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang