CHAPTER 7

83 15 7
                                    

Yang terbaik dari sebuah hubungan bukanlah siapa yang datang dengan segala kelebihannya. Tapi siapa yang datang dengan memeluk semua kekurangan kita.
-----

Bel istirahat sejak tadi telah berbunyi, gita, wiwit dan lulu masih tetap berda didalam kelas karna ingin mendengar alasan wiwit kenapa ia menangis. Sebenarnya keduanya merasa terkejut ketika tau bahwa nando punya selingkuhan. Pasalnya, selama nando dan wiwit berpacaran, nando adalah cowok yang sangat menghargai wiwit, memberikan pengertian, perhatian dan kasih sayang yang tulus. Apalagi keduanya yang berpacaran hampir 2 tahun lebih, saat keduanya duduk di bangku SMP. Namun, harus pisah karna nando yang masuk ke SMK.

"Udahlah, gue percaya kok nando nggak akan macem-macem" Ujar gita menenangkan.

"Iya. Lagian nando nggak cakep amat sih, jadi ya cuman elo yg mau" Ujar lulu santai.

Wiwit yang tadinya masih sedih, menengok kearah lulu didepannya, lalu menjitak kepalanya. "Anjir sialan lo yaa"

"Aww sakit jem".

Sementara itu gita hanya tertawa melihat tingkah keduanya. Memang diantara ketiganya, lulu lah yang paling gokil. "Eh masih ada waktu nggak ya ke kantin" Ujarnya.

"Duh iya. Is gara-gara lo cengeng nih"

"Lul, lo belom pernah ngerasaan tinjuan gua ya" Ujarnya sembari mengepalkan tangannya. Dengan sigap lulu menhindar dan mengangkat tangan membentuk huruf V atau piss.

"Udah ah yuk kekantin"

Saat mereka kekantin, dilihatnya rombongan gavin dan teman-temannya ada disana. Dengan tangan gavin yang memegang gitar, lalu memetiknya dengan indah, didepan seorang cewek berambut panjang putih bernama Sisi. Tak kalah dengan Sheila, sisi juga diketahui menyukai gavin dan keduanya pernah pergi dan pulang bersama. Bukan gavin namanya kalau tidak tebar pesona.

"Ih kok gavin nyanyi didepan sisi sih, kenapa nggak gue aja" Ujar lulu yang melihat keatah gavin.

"Halah modus itu mah" Ucap gita yang kemudian pergi memesan makanan. Sedangkan kedua temannya mencari bangku.

Setelah selesai memesan, ia berniat mencari teman-temannya. Namun saat ia berbalik, dilihatnya gavin didepannya sudah tidak lagi memegang gitar. Gita berdecak kesal, lalu berusaha menerobos jalan. Namun, lagi-lagi gavin menghalanginya dengan mengikuti setiap gerak dan langkahnya. Sampai gita akhirnya berhenti dan menengadah keatas. Dilihatnya muka gavin yang tersenyum ke arahnya tanpa berdosa.

"Minggir nggak!!" Ucapnya.

Gavin menggeser tubuhnya memberi jalan bagi gita. Namun baru selangkah, tangan gita dicekal oleh gavin yang masih dibelakangnya.

"Pulang bareng gue ya. Gue tunggu didepan gerbang" Ujar gavin sembari tersenyum manis, lalu mengedipkan matanya. Kemudian kembali duduk bersama teman-temannya.

Gita yang merasa risih diperhatikan hampir seluruh murid yang ada dikantin, segera duduk dengan teman-temannya.

"Eh kenapasih? Gavin nemuin lo gitu?" Tanya wiwit penasaran.

Gita membuang nafasnya kasar, lalu memakai jedai rambutnya yang sedari tadi dijepit di seragamnya. "Gatau tuh. Orang gila" Jawabnya.

"Eh lo kenapa sih lul, megang tangan gue" Tanya gita heran, lalu melepas tangan lulu yang memegangnya.

"Yaa, kan tangan lo tadi abis dipegang gavin. Nah kasih ke gue aja. Biar seolah-olah tangan gue juga dipegang gitu" Ujarnya sembari mengelus telapak tangannya ke pipi.

Wiwit menggelengkan kepala melihat tingkah lulu. Begitupun dengan gita yang menggidik ngeri. "Sumpah. Udah nggak waras lo" Ujarnya.

****

Bel pulang berbunyi, menandakan pelajaran telah usai. Murid-murid berhamburan keluar, begitupun dengan gita, wiwit dan lulu yang kini berada didepan gerbang sekolah.

"Lo balik sama siapa wit? Nando?" Tanya lulu

Wiwit mengangguk. "Iya. Gue rasa gue harus ngobrol dan tanya semuanya sama dia"

Lulu menepuk pundak wiwit, lalu tersenyum. "Nah gitu dong, temen gue nih kalo gini nggak lari dari masalah"

Dilihatnya mobil hitam terparkir didepan mereka bertiga, lalu mengklakson. Nando memang terbilang anak orang kaya. Orang tuanya termasuk jajaran arsitektur terkenal didaerahnya, sering kali terlibat dalam pembangunan perusahaan, dan mall.

"Duluan yaa" Ujar wiwit segera masuk kedalam mobil. Kemudian mobil melaju.

"Huhh. Eh git? Lo naik bis lagi?" Tanya lulu penasaran.

"Iya nih" Jawabnya. Kemudian disusul anggukan dari lulu. Sampai tiba-tiba ada gojek menghampiri keduanya.

"Neng mau tanya, ada yang namanya lucan?" Tanyanya. Keduanya menggeleng, lalu ojek online tersebut menunggu dibawah pohon besar depan sekolah mereka.

"Kasian bapaknya ih" Ujar gita. Sedangkan lulu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tib-tiba ia menepuk jidatnya.

"Yaampun. Itu ojek gue, gue lupa  user gue namanya lucan"

"Lucan?" Tanya gita mengerutkan dahinya.

"Iya artinya lulu cantik hehe. Udah ah bay duluan yaaa" Ujarnya, lalu ia langsung menghampiri ojek yang masih menunggunya. Untung saja tidak ditinggal.

****

Hari sudah hampir sore tapi belum ada bis yang lewat depan sekolahnya. Akhirnya ia berjalan sedikit sampai diperempatan jalan, karna biasanya kalau bis tidak melewati sekolahnya, pasti ada bis di perempatan jalan. Saat tengah berjalan, ia tersentak dengan suara klakson motor yang kencang, lalu motor tersebut menghampirinya.

Gita menengok orang disampingnya, yang duduk diatas motor, lalu membuka helmnya. Ternyata gavin. Gita mencoba tidak menghiraukannya, namun gavin terus mengikutinya.

Gita berhenti berjalan lalu menengok kearah gavin yang kini mengetukkan jarinya diatas helm yang dipegangnya, sembari menampilkan senyuman terbaiknya.

"APASIHH" Ujar gita kesal

Gavin memakirkan motornya ditepi jalan, lalu turun menghampiri gita. "Gue kan udah bilang tunggu didepan gerbang"

"Dih siapa elo?" Tanya gita jutek.

"Calon pacar lo nih" Ujarnya tertawa, lalu memegang tangan gita untuk ikut naik bersamanya. Namun segera ditepis oleh gita dan matanya yang menatap tajam.

Keduanya ribut dipinggir jalan, sampai ada tukang somay yang lewat. "Neng, jangan galak-galak sama pacarnya. Udah sana baikan" Ujarnya.

"Iya nih pak, pacar saya ngambek" Ujar gavin. Lalu disusul pelototan dari Gita.

Gita yang merasa malu karna ditegur oleh tukang somay, akhirnya menurut untuk ikut bersama gavin pulang. Sebenarnya kalau bukan gavin yang menawarinya, sudah jelas ia mau karna irit ongkos.

-----

Segini dulu yaa, author mau kuliah onlen hihi...

Ada juga nggak yang lagi kulon? Semangat semuanya yaa mengikuti maunya dosen yang udah kayak ratu jagat😄😄

Seeuuu..
Jangan lupa votenya❤🌟🌟🌟

BLOW METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang