CHAPTER 5

84 17 2
                                    

Pertengkaran itu ibarat seperti bumbu awal sebuah hubungan. Entah itu awal permusuhan ataupun percintaan.
---------

Prokk prokk prokk..

Gita membalikkan badannya mendengar suara tepukan tangan, lalu menoleh kebelakang. Dilihatnya seseorang berdiri disana dengan senyuman sinisnya. Gita celingak-celinguk melihat kekanan kiri, dilihatnya tidak ada siapa-siapa disana. Artinya hanya dia sendiri.

Gavin mencondongkan tubuhnya, aroma vanilla semerbak sampai tercium dihidungnya. "Kenapa?" Ujarnya.

Gita menyipitkan matanya, lalu mendengus, masih tetap tegak berada ditempatnya. "Lo ngapain disini" Tanyanya.

"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain di ruang kepsek? Mau ngelaporin gue?". Ucap Gavin, lalu melirik ke atas tulisan Ruang Kepala Sekolah.

Gita memutar kedua bola matanya, lalu tangannya berkacak pinggang. "Bukan mau malah, udah gue laporin" Ujarnya penuh penekanan.

Gavin menajamkan matanya, rahangnya mengeras, tangannya terkepal. Begitu pula dengan Gita. Kali ini keduanya sama-sama bertatapan dengan tatapan permusuhan. Mungkin, kalau di tv sudah ada tanduk benteng merah diatas kepala keduanya. Sampai keduanya dikejutkan oleh pak kepsek yang tiba-tiba datang.

"Kalian berdua, ngapain berdiri disini?" Bentak pak Untung, kepala sekolah.

Keduanya segera menjauh, lalu menunduk. "Sudah sana pulang" Ujar pak Untung, lalu pergi meninggalkan keduanya.

"Baik pak" Ujar Gita menunduk, lalu membalikkan badannya, pergi.

Ia berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi, hanya ada beberapa murid yang masih mengikuti ekstrakurikuler seperti futsal dan basket. Sesaat ia menyadari, alasan kenapa Gavin masih disekolah sendirian. Gavin adalah ketua basket, meskipun kelakuannya yang suka tebar pesona dan membuat ulah, ia tidak pernah absen dari kegiatannya dan menjadi ketua yang profesional. Sampai tiba-tiba langkahnya terhenti karna seseorang yang mencekal tangannya.

"Eh eh!! Urusan kita belom kelar ya" Ujar Gavin dengan mata tajam, dan tangannya yang masih memegang Gita.

"APASIH!! LEPASIN! Urusan apa hah? Gila lo ya" Ucap Gita, lalu melepaskan tangannya kasar.

Gavin terkekeh kecil, lalu matanya kembali menatap gadis didepannya. Ia terus memajukan badannya sampai Gita mundur dan menumbur tembok dibelakangnya. Meskipun Gita berani kepada siapapun termasuk Gavin, tetap saja nalurinya sebagai seorang wanita dapat dengan mudah ciut ketika disituasi seperti ini. Jantungnya berdebar keras, kaki dan tangannya gemetaran. Ia melihat kedua tangan Gavin yang mengunci dirinya. Lalu Gavin tertawa.

"Hahaha bisa takut juga ya lo ternyata" Ujarnya sambil tertawa.

Gita menyipitkan matanya, lalu memutar kedua bola matanya. "Mau lo apasih?" Ujarnya mengangkat dagu.

Tawa Gavin berhenti, lalu kembali menatap gadis didepannya dengan tatapan tajam dan senyuman licik. "Mau gue lo nggak usah ngurusin urusan gue"

"Cih, gue bukan ngurusin urusan lo kok. Gue cuma ngelaporin apa yang gue lihat". Ujarnya menantang

Gavin semakin merasa kesal dibilang seperti itu, menurutnya ini cewek benar-benar berani kepadanya. Belum ada yang berani kepadanya, apalagi ini cewek.

"Udah ah awasss!!! Gue mau pulang" Ujar gita, lalu mendorong Gavin untuk menjauh darinya, kemudian pergi. Lalu, ia berbalik lagi menatap Gavin yang masih berdiri disana dengan tatapan tajam dan kedua tangan terlipat didadanya.

"Aishhh sialann!!" Umpatnya sambil mengacak-ngacak rambutnya. Lalu, ia menghidupkan motornya dan melaju.

****

Motor Gavin berhenti didepan sebuah perkarangan rumah mewah bercat putih dengan halaman luas didepannya. Beberapa motor dan mobil terparkir disana. Lalu, ia memasuki garasi dan memarkirkan motornya.

"Eh anak mami udah pulang"

Gavin hanya berdehem, lalu dengan langkah gontai memasuki kamarnya. Ia menjatuhkan badannya diatas kasur berukuran king size. Ia mengacak rambutnya lalu mengumpat.

"Sialann tuh cewek. Liat aja!!" Ujarnya, lalu melempar tasnya kesembarang arah. Kali ini ia benar-benar geram atas kelakuan cewek tadi terhadapnya.

-----

TBC yaa. Makasih yang udah baca dan bintangnya.
Author up nya sedikit sedikit nggk papa ya hehe

Kan ada pepatah bilang, sedikit-sedikit nanti jadi bukit..

Buat yang belum, jangan lupa bintangnya😊🌟🌟

BLOW METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang