Take 5

1.1K 227 38
                                    

"Ready? One, Two, Three, ACTION!"

DUAGH!

Usai sebuah pukulan dilayangkan, gadis itu limbung dan ia jatuh terduduk di tanah. Seluruh tubuhnya masih bergetar ketakutan.

Manik hijau toskanya melirik takut-takut, dan mendapati punggung seorang laki-laki dengan rambut hitam, tengah menghajar pria asing itu.

"Hei, jangan kabur kau Pak Tua!"

Sasuke mendengus saat pria itu berhasil kabur, ia memilih tidak mengejarnya. Lantas ia segera menghampiri gadis yang masih tampak syok. Pelan ia menepuk pundaknya dan menatapnya cemas.

"Kamu baik-baik saja?" sang gadis tetap bergeming, "Bisa berdiri? Lebih baik kita pergi dari sini."

Masih tidak mendapatkan jawaban, Sasuke termenung sesaat. "Maaf," bisiknya kemudian, lalu dengan tiba-tiba menggendong gadis itu. Membuat Ino terbelalak, spontan mengalungkan kedua tangannya pada leher remaja asing itu.

Manik biru laut itu memerhatikan lekat-lekat, sebelum ia akhirnya mengangkat tangan, berseru lantang.

"CUT!"

Setelah mendengar aba-aba dari pria berbaju hitam, Sasuke lekas menurunkan Ino dari gendongannya. Keduanya membungkuk dalam, mengucapkan terima kasih untuk kerja keras keduanya.

"Kalian melakukannya dalam sekali take, tidak ada *NG. Kerja bagus, Sasuke-san, Ino-san." puji Naruto tulus, ketika mereka berdua menghampirinya.

"Terima kasih Naruto-san," Ino tersenyum cerah, sebelum maniknya mencari sosok yang seharusnya ada di dekat pria bermata biru. "Di mana Kakashi-san?"

"Dia pergi mengecek pembuatan filem di tempat lain," jawab Naruto sambil memberikan arahan pada beberapa kru untuk adegan berikutnya.

"Setelah ini adegan di taman, butuh persiapan sekitar tiga puluh menit. Sampai saat itu, kalian bisa beristirahat."

Sasuke dan Ino mengangguk paham, mereka berdua lalu berbalik pergi, hendak beristirahat. Namun pria bermata hitam yang menjadi pemeran utama pria, menarik lengan sang gadis, dengan suara rendah ia bertanya.

"Apa masker hitam menjadi ciri khas dari tim produksi Hatake-san? Sutradara dan Asistennya sama-sama menutupi wajah mereka."

Ino menoleh ke belakang, melihat Uzumaki Naruto sang Asisten Sutradara sedang berbicara dengan salah satu kru. Dengan celana pendek selutut berwarna biru dongker, kaos over size lengan pendek berwarna hitam seperti masker dan topinya. Meski cuaca saat ini sangat panas, ia tidak melepaskan masker hitamnya barang sedetikpun.

"Entahlah, tetapi di tim produksi ini, memang hanya Naruto-san dan Kakashi-san yang selalu memakai masker." ujar Ino sambil mengedik bahu, ia kemudian kembali melangkah, ingin cepat-cepat masuk ke dalam mobil untuk berteduh.

Para kru sibuk mempersiapkan lokasi untuk syuting adegan berikutnya. Mereka merapikan taman, mengatur alat-alat berat, sampai pencahayaan, agar mendapatkan hasil maksimal. Adegan berikutnya yang mengambil latar senja, membuat mereka dikejar waktu. Jika terlambat, belum lagi harus melakukan re-take, maka besar kemungkinan mereka harus mengulang esok hari.

"Terima kasih untuk kerja kerasnya, Naruto-san."

Suara jernih dengan nada tegas itu terdengar dari balik punggungnya. Ia menoleh, bersitatap dengan sepasang rembulan teduh di depan. Naruto membungkuk singkat, menyapa kedatangan Manager Yamanaka Ino.

"Begitu juga dengan Anda, Hinata-san."

Hinata tersenyum lebar, ia lalu menyodorkan segelas es kopi yang dibelinya untuk anggota tim produksi. "Sepertinya pekerjaan kali ini, akan lebih banyak ditangani olehmu."

ASMR Boyfriend [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang