Tidak terasa sudah dua bulan berlalu semenjak pembuatan drama. Hari ini lokasi syuting terletak di salah satu universitas Tokyo. Sinar mentari cukup terik, namun tidak menjadi alasan bagi para tim produksi dan pemain drama.
Hinata berdiri di kejauhan agar tidak mengganggu jalannya syuting. Hari ini ia mengenakan celana jeans selutut, dengan kaos over size berwarna krem. Rambut panjangnya ia kuncir asal, tanpa melupakan kacamata berframe hitam.
Manik rembulan semula fokus memerhatikan Ino berakting. Kini mengalihkan atensinya pada sosok jangkung yang berdiri di samping Kakashi. Naruto mengenakan celana pendek, mengingat memang sudah musim panas. Ia mengenakan atasan kemeja abu-abu dengan topi abu-abu dan masker hitam.
Seperti merasa diperhatikan, tiba-tiba ia menoleh, keduanya sontak bersitatap. Tak lama Naruto menoleh ke arah Kakashi, melihat sang sutradara fokus pada layar, ia kembali menoleh ke arah Hinata. Tangannya bergerak pelan, menyapa dari kejauhan. Dilihat dari matanya yang menyipit, jelas sang gadis tahu, bahwa dibalik masker hitam itu, ada senyuman manis diberikan untuknya.
'Manisnya...,' Hinata membatin pelan, ada perasaan damai ketika melihat Naruto.
Perempuan berambut biru gelap itu membalas dengan lambaian kecil dan senyum tipis. Tidak menyadari bahwa ada seseorang memerhatikan interaksi mereka berdua.
"Kau dekat dengan Uzumaki-san?"
Suara tiba-tiba di sampingnya membuat Hinata tersentak kaget. Shion memandanginya penuh ingin tahu. Ia bersedekap, menatap sosok Naruto di kejauhan. "Apa kau berhasil membujuknya menjadi model?"
Hinata tidak mengerti mengapa ia sempat cemas untuk beberapa saat yang lalu. Lebih bodohnya lagi ia malah tergagap, "Mo-model?"
"Bukannya kau mendekatinya untuk mengajaknya menjadi model?"
Hinata terkekeh pelan, mencoba menutupi tawa gugupnya. Entah mengapa ia malah merasa lega. "Benar, model. Aku berniat mengajaknya menjadi model."
"Jadi kau berhasil?"
"Belum, Naruto-kun cukup keras kepala."
Kening Shion mengerut samar, ia tersenyum jahil ketika menyadari sesuatu. "Kun? kau tidak memanggilnya Naruto-san lagi?"
"Be-begitulah, a-aku rasa lebih baik memanggilnya seperti itu, mengingat kami sudah bekerja dalam projek drama selama dua kali." Hinata kembali tertawa hambar, rasanya ada segelitik perasaan gali di perutnya.
Shion memincingkan matanya, tampak tidak terima dengan alasan Hinata. Namun detik berikutnya gadis berambut pirang dengan potongan putri itu tersenyum.
"Benar juga katamu!" ucapan Shion membuat Hinata menghela napas lega. "Berarti tidak masalah kalau aku mendekatinya."
Hinata terdiam, ia mencoba memroses perkataan Shion barusan. Kedua pasang mata berbeda warna itu saling bersitatap. Sang Make Up Artist tersenyum malu, "Sebenarnya aku sedikit penasaran dengan Uzumaki-san. Apa lagi melihatmu yang berusaha mendekatinya, pasti dia sangat tampan dan berkarisma sampai bisa membuatmu tertarik."
"karena dia belum memutuskan untuk menjadi model, aku tidak perlu takut terjadinya skandal."
"Kau..., suka pada Naruto-kun?"
Shion berpikir sejenak, ia lalu mengedik bahu. "Lumayan, dia cuek dan misterius. Membuatku penasaran dan merasa tertantang."
Gadis rembulan itu terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana merespon pernyataan Shion. Sampai teman kerjanya itu pergi ketika melihat Ino selesai syuting. Meninggalkan Hinata sendirian, bersama rasa gundah di hati, dan rasa pahit di mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMR Boyfriend [NARUHINA]
FanfictionDisclaimer : Naruto belongs Masashi Kishimoto and Studio pierrot. Cover diambil dari pinterest kemudian diedit oleh Chocosei. Happy Reading ______________***********_____________ Hyuuga Hinata bekerja sebagai Manager seorang Idola yang tengah naik d...