Take 20

1K 213 16
                                    

Tidak terasa waktu berjalan cepat, sebulan telah berlalu semenjak acara menginap dan drama Switching mendekati akhir. Respon positip dari warga Jepang membuat dua pemain utama naik daun. Yamanaka Ino kebanjiran tawaran pekerjaan, membuat sang manager sibuk bukan kepalang.

Seperti saat ini, mereka tengah melakukan syuting di taman perumahan elit. Yamanaka Ino beradu akting dengan Uchiha Sasuke. Sementara Hinata sudah sibuk merapikan barang-barang, dikarenakan setelah sang sutradara menyerukan kata "CUT" saat itu juga mereka akan melesat ke lokasi pekerjaan berikutnya.

"Tolong taruh barang ini ke dalam mobil, sekalian dengan pakaian ganti." ujar sang manager, sibuk mengatur staff untuk bersiap-siap. "Kita akan berangkat dalam dua puluh menit lagi."

"Aku ada di sini...., kau baik-baik saja." Ino memeluk erat sosok Sasuke yang menunduk dan mulai menangis.

Setelah beberapa saat hening, Kakashipun berseru lantang. "CUT! kerja bagus Yamanaka-san, Uchiha-san!"

Gadis yang kerap kali dipanggil barbie hidup itu melepaskan pelukannya dari Sasuke. Membungkuk hormat pada sang sutradara dan kru-kru. Mengucapkan terima kasih atas kerja keras mereka selama syuting berlangsung.

Hinata segera menghampiri Ino, tersenyum ramah pada pria berambut perak. "Terima kasih untuk kerja kerasnya Kakashi-san, Uzumaki-san." ucapnya pada kedua pria di depannya. "Maaf kami tidak bisa ikut acara makan-makan, setelah ini kami harus mengejar acara musik."

Kakashi tertawa renyah, dia berkacak pinggang dan berujar santai. "Tentu saja tidak apa-apa, justru aku senang melihat kalian sibuk. Itu artinya drama kalipun sukses besar."

"Terima kasih Kakashi-san," Ino tersenyum lebar, kembali membungkuk hormat. Keduanya lalu pamit undur diri, segera melangkah menuju mobil hitam yang sudah menunggu.

"Cepat, kita tidak ada waktu. Nanti kau berganti di dalam mobil saja," ujar Hinata dan mendorong punggung Ino agar segera masuk ke dalam mobil.

Ino meringis pelan, "Hei! kau tidak perlu dorong-dorong!"

"Kita tidak punya banyak waktu!" sahut Hinata gemas. Ketika giliran dia masuk ke dalam mobil, lengannya tiba-tiba ditahan seseorang, sontak dia menoleh. "Naruto-kun?"

Pria bermata biru dengan masker hitam menatapnya beberapa saat. Dia lalu mendekatkan diri sambil menurunkan masker. Tanpa peringatan terlebih dahulu, sebuah kecupan mendarat di pipi gembil sang gadis. Manik rembulan membulat sempurna, begitu pula Ino yang duduk di kursi penumpang.

"Telpon aku nanti malam, sampai jumpa!" bisiknya lalu mendorong pelan punggung Hinata, membantu sang gadis untuk duduk, memakaikannya sabuk pengaman dan menutup pintu.

Mobil hitam segera melaju pelan, tidak memedulikan Hinata yang masih syok di kursi penumpang. Dia memegang pipi tempat Naruto memberikan kecupan, perlahan semburat merah mekar di sana.

Ino berdecak beberapa kali, namun dia tersenyum menggoda. "Meski kau tidak punya waktu, Uzumaki-san selalu ada walau sedetikpun untukmu. Aku iri!"

"Kya! Ino-chan! bagaimana ini, rasanya aku mau meleleh!" Detik itu juga pertahanan Hinata runtuh, sikapnya sebagai seorang manager yang tegas berubah seperti seorang remaja. Dia memukul lengan Ino dan berteriak histeris.

"Siapa pria manis itu?! benar, dia pacarku, kekasihku, kya!"

Ino tertawa hambar, dia ikut senang tapi tidak dengan pukulan bertubi yang diterimanya. "Aku tahu kau sedang bahagia, kasmaran, tapi berhentilah memukulku!" sungut sang aktris papan atas dengan bibir mengerucut lucu. "Sial, kau benar-benar membuatku iri. Aku juga ingin berkencan, tanpa harus memusingkan wartawan!"

ASMR Boyfriend [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang