Aku segera terlelap setelah membersihkan diri. Tidur di kasur yang tidak keras tapi tidak empuk juga.
Ketukan pintu membuatku terbangun. Ku ambil jam tangan diatas meja. Melihat jarum jam. Jam setengah lima lewat dua menit. Aku menundukkan kepala. Biasanya aku belum bangun jam segini.
Ketukan pintu terdengar lagi.
"Bangun Pink. Katanya nyuci baju. Sebelum keduluan sama yang lain kamar mandinya."
Suara May terdengar begitu jelas.
Aku mengucek mata. Mengusap wajah agar mau bangun. Membuka pintu sembari menutup mulut yang menguap.
"Ayo."
Aku mengangguk. Membawa beberapa baju yang Kotor.
Hanya sedikit baju yang ku cuci Jadi selesai lebih cepat.
"Karna ini masih kepagian, jadi kita olaharaga dulu yuk."
Aku hanya ikut saja. Lari-lari kecil sebelum mandi.
Jam enam aku sudah siap. Tidak perlu mengantri mandi. Jadwal May cukup bagus.
"kalo mau sarapan, gua tau tempat yang enak. Lo mau nggak."
Kali ini aku menggeleng. Aku ingin langsung berangkat sekolah. Tidak mau lagi mendengar suaranya yang tak pernah putus. Selalu punya topik untuk di bahas.
Aku mengeluh dalam hati. Di rumah, ada Raiyan yang menyebalkan. Di sini ada May yang tidak pernah berhenti berbicara.
Aku naik bus yang akan mengantarkanku ke sekolah. Duduk di salah satu kursi penumpang. Tak berselang lama, aku melihat papan sekolah Black dari dalam bus. Bus berhenti. Beberapa anak turun. Andai saja Black masih ada. Entah apa sebabnya ia menghilang secara misterius.
Kepalaku terangkat. Menoleh ke papan sekolah Black. Bus mulai berjalan.
"Pak berhenti!"Teriakku.
Rem mendadak langsung terjadi. Aku segera turun dari bus. Mulai berlari ke titik semula.
"Kampret! Gua salah naik bis!" Seruku sambil berlari.
Sekolahku dan Black berlawan arah. Aku jarang sekali naik bus. Lebih sering berangkat sekolah dengan angkot. Itupun dari rumah. Bukan dari tempat lain.
Tidak ada angkot yang sejalan dengan ruteku.
"Kampret! Pagi-pagi harus lari. Padahal tadi udah lari! "
Aku terus berlari hingga depan gerbang sekolahku terlihat. Pintunya menutup sebagian.
"Yee!" Teriakku dengan meninju udara kosong setelah melewati gerbang sekolah.
Beberapa orang yang baru masuk gerbang melihatku aneh.
"Ngapain Neng?"
Aku menoleh. Melihat pak satpam yang berdiri terheran-heran melihatku.
Deru Nafasku masih terdengar bergemuruh.
"Nggak." Jawabku. "Hah! Capek banget!"
"Dikejar anjing neng?"
"Au ah pak. Lagian ya pak. Saya tuh baru nyampe pak. Biarin saya napas dulu napa? Jawab tuh juga butuh napas tau."
Pak satpam memberi jeda untukku.
"Sekarang bisa jawab?"
"Nggak nafsu!" Seruku galak.
Aku berjalan menyusuri lorong. Menuju ke kelas. Bel masuk sekolah berdering saat aku memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mie Instan
RandomMie instan itu penolong. Saat tanggal tua, Ia siap mengenyangkan perut. Saat lapar tiba-tiba dan makanan belum tersaji, ia juga siap dengan instannya waktu. Tapi Bukan hanya itu. Ada cerita dan memori indah yang pernah dilewati setiap orang Saat me...