"Cari cowok ganteng yang lain aja?" usul Laila.Elsa mengangguk setuju. "Kayaknya udah waktunya lo cari pacar, Cil. Biar bisa bikin konten bareng gitu kayak youtuber lainnya. Semisal lo punya pacar, pasti mereka enggak bakalan cari-cari Garaga--"
"George," koreksi Laila.
"Yah, itulah.." Elsa mengedikkan bahu santai. "Apalagi kalau pacar lo ganteng, pasti nambah jumlah viewers."
Selagi Laila dan Elsa sibuk memberikan usul, Cecilia justru menyandarkan wajahnya lemas di atas meja. Mungkin untuk yang satu ini ia memang hanya bisa menyerah melihat betapa kukuhnya pendirian George menolak permintaannya. Sekarang Cecilia sedang memikirkan cara lain untuk membuat subscriber-nya melupakan permintaan membuat konten bersama pria itu.
Karena otaknya tidak cukup untuk menanggung beban sendirian, Cecilia membaginya dengan Laila dan Elsa sahabatnya sejak duduk di bangku SMP. Ketiganya sudah menghabiskan waktu selama satu jam di cafe hanya untuk membicarakan masalah ini. Dan hingga sekarang belum ada usul yang diterima oleh Cecilia.
"Percuma kayaknya," Elsa menyikut pelan lengan Laila. "Memang anaknya belum mau nyerah. Ada usul berapapun enggak bakalan dia dengerin."
"Gue denger," gumam Cecilia masih dalam posisinya. "Tapi kalau sarannya cari pacar, gue enggak mau."
"Kenapa?" tanya Laila.
"Belum minat punya pacar."
Cecilia mengubah posisinya jadi menghadap ke arah jendela, mengamati kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Tatapannya terjatuh pada sosok gadis yang sedang yang mengobrol ringan dengan pasangannya di cafe seberang. Kening Cecilia berkerut dalam melihat betapa anggun gadis itu, mulai dari cara tertawa hingga caranya meraih cangkir di meja.
Lagi-lagi Cecilia merasa insecure.
"Coba gue kayak Kak Adel," jari Cecilia mengetuk pelan meja dengan bibir mengerucut kesal. "Dewasa, cantik, pinter masak, terus keibuan juga."
Laila dan Elsa hanya diam, saling bertukar pandang.
"Bentar-bentar gue curiga," Elsa mengerutkan kening dalam. "Ini lo galau karena gagal bikin konten atau.."
"Karena orang yang mau lo ajakin bikin konten?" sambung Laila.
Ucapan Laila sukses membuat Cecilia menghentikkan aktivitasnya melamun sambil mengetuk meja dengan jari. Cecilia segera duduk menegak menatap kaget Elsa dan Laila.
Cecilia menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk. "Gue galau karena Curious George?"
Elsa dan Laila bertukar pandang, kompak mengedikkan bahu.
"Bisa jadi?" Elsa menopang dagunya dengan tangan, kedua matanya menyipit curiga. "Dulu lo pernah naksir dia, kan? Jangan-jangan sampai sekarang juga--"
"Enggak!" potong Cecilia cepat. "Dulu cuma naksir karena dia ganteng. Tapi sekarang udah biasa aja. Lagian nyebelin banget orangnya, bukan tipe gue banget. Udah seumuran om-om pula, gue bisa kali cari yang lebih seger."
"Nah, itu lo udah tahu?" Elsa menepuk pelan lengan Cecilia. "Udah enggak perlu lo mohon-mohon lagi ke Gar, eh, George. Masih banyak kali cowok ganteng yang bersedia bikin konten bareng lo."
Laila mengangguk setuju. "Udah jangan sedih lagi. Masalah konten jangan dibawa ke real life, nanti lo stres sendiri."
Cecilia membalas tatapan khawatir Elsa dan Laila. Bibirnya tersenyum tipis, merasa beruntung memiliki sahabat baik seperti mereka berdua. Setiap kali Cecilia ada masalah Elsa dan Laila pasti berada di barisan paling depan. Masalahnya, Elsa dan Laila sudah memiliki pacar. Cecilia khawatir membayangkan kedua sahabatnya kelak menikah dan meninggalkannya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yutubir [END]
RomancePART MASIH LENGKAP "Karena lo gue berhenti jadi yutuber. Yuk, tubir aja!" -Cecilia Yolanda Lestari ••• Memendam cinta sendirian bukan perkara yang mudah. Apalagi kalau tahu seleranya ternyata bukan kamu. Itulah yang dirasakan oleh Cecilia Yolanda L...