"I'm bad girl, wooh. Bila kau tak pernah buat dosa silahkan hinaku sepuasnya. Kalian semua suci, aku penuh dosa~"Cecilia melangkahkan kakinya melewati lorong hotel sambil bersenandung kecil menyanyikan lirik lagu Young Lex feat AwKarin berjudul Bad. Cecilia beberapa kali menghentikan langkahnya, merasa tubuhnya sedikit oleng. Sambil menyentuh dinding untuk mengembalikan keseimbangan, Cecilia kembali bernyanyi.
"Mereka bilang aku penuh drama, tak punya bakat, aku vlogger biasa. Gak niat tuk kenal iseng aja tapi fenomenal, kini ku mulai berkarya~"
Cecilia langsung menegakkan tubuhnya, memberi senyuman ramah pada karyawan hotel yang berpapasan dengannya.
Karyawan itu sempat menatap curiga Cecilia, merasa ada yang aneh dengan gadis itu. Bagaimana tidak? Malam-malam begini ada orang menyanyi sendirian di lorong hotel. Mana lagunya fenomenal begitu.
"Gue matre yang bayarin dia padahal bukan itu faktanya. Dasar loe banci, potong aja itunya~ ugh.."
Sebelah tangan Cecilia menutup bibirnya, tiba-tiba merasa mual. Cecilia mengarahkan pandangannya, mencari-cari ruangan bertuliskan toilet. Percuma, Cecilia bahkan tidak tahu sekarang ada di lantai berapa. Jangankan mencari toilet, pandangannya saja sudah mulai kabur.
Cecilia menjatuhkan pantatnya di atas kursi panjang terdekat. Menyandarkan kepalanya di dinding dengan kedua mata terpejam. Jika duduk seperti ini kepalanya tidak terlalu terasa pusing, namun rasa kantuk justru datang menggantikannya.
Sungguh Cecilia menyesal lebih mendengarkan egonya dari pada otaknya sendiri. Sudah tahu tidak bisa minum alkohol, Cecilia malah nekat minum dua gelas wine saat Hans dan George pergi tadi. Cecilia hanya kesal mengapa George melarangnya minum dan menuduhnya macam-macam. Apa pria itu benar-benar memandang Cecilia seperti anak kecil yang merepotkan?
"Gue bukan anak kecil lagi!" geram Cecilia.
"Siapa bilang kamu anak kecil? Cantik begini."
Suara bariton itu membuat Cecilia segera membuka matanya. Sayup-sayup terlihat bayangan seorang pria ke luar dari kamar hotel yang berada tepat di depannya. Pria itu terlihat berusia sekitar empat puluh tahun dengan perut sedikit buncit dan jambang tebal membingkai wajahnya.
Cecilia menggeser duduknya sedikit menjauh saat pria itu duduk di sampingnya. Meski setengah sadar, Cecilia sangat yakin tidak pernah melihat pria ini sebelumnya. Cecilia hendak bangkit dari kursi, namun kepalanya pusing sekali.
"Kamu sendirian?" tanya pria itu.
"Enggak," jawab Cecilia cepat.
Terlalu cepat.
Pria itu tersenyum tenang, memperhatikan Cecilia dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Kayaknya kamu sakit, mau istirahat di kamar om?"
Mendengar tawaran itu Cecilia hanya bisa mengumpat dalam hati. Seperti ini ternyata bentukan Asam Daddy. Bukan Sugar Daddy karena pria itu sama sekali tidak ada manis-manisnya. Hanya dengan memandangi senyuman genit pria tua itu, sepertinya asam lambung Cecilia langsung kambuh karena rasa mualnya semakin menjadi-jadi.
"Mual, ya?" tanya pria asam itu saat melihat Cecilia menutup bibirnya dengan telapak tangan. "Udah, istirahat aja di kamar. Sini, om bantu kamu berdiri."
Cecilia refleks bangkit berdiri saat kedua tangan pria itu sudah berani menyentuh lengannya. Karena gerakan tiba-tiba, pandangan Cecilia langsung berubah menggelap. Tubuhnya terhuyung ke belakang saat pijakan tangannya gagal meraih dinding.
Sebelum benar-benar terjatuh, seseorang berhasil menangkap tubuhnya. Cecilia sudah sangat pasrah membayangkan pria asam tadi ternyata tidak sendirian. Cecilia sudah ingin menangis sejadi-jadinya, tetapi ia menelan kembali niatnya saat menghirup harum parfum yang sangat familiar untuknya. Terlebih posisi ini, benar-benar membuat Cecilia de javu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yutubir [END]
RomancePART MASIH LENGKAP "Karena lo gue berhenti jadi yutuber. Yuk, tubir aja!" -Cecilia Yolanda Lestari ••• Memendam cinta sendirian bukan perkara yang mudah. Apalagi kalau tahu seleranya ternyata bukan kamu. Itulah yang dirasakan oleh Cecilia Yolanda L...