Into the sun we climb
Climbing our wings will burn white
Everyone strapped in tight
We'll ride it out
I'll be coming home next year~Lagu Next Year milik Foo Fighter terdengar cukup keras melalui speaker besar yang berada tepat di depan pintu belakang rumah Jack. Pria itu sengaja menjemput speaker itu dari rumah kedua orang tuanya untuk acara hari ini.
George sempat mengomentari ukuran speaker Jack yang terlihat kuno dengan body sangat tidak minimalis untuk dibawa ke mana-mana. Tetapi Jack dengan bangga mengatakan itu speaker andalannya sejak masih SMA. Jack tidak berniat membeli speaker baru. Katanya, terlalu banyak kenangan di sana.
George membalik daging sapi di atas panggangan dengan teliti. Memastikan daging yang ia bakar matang dengan sempurna. Saat ini semua orang sedang sibuk berbagi tugas menyiapkan hidangan untuk acara perayaan tahun baru yang sudah mereka rencanakan.
Jam menunjukan pukul delapan, itu berarti hanya tersisa satu jam lagi hingga acara dimulai. Untungnya beberapa hidangan seperti cemilan dan buah-buahan sudah siap di meja. Tinggal menunggu daging, sate, dan jagung bakar yang sebentar lagi menyusul di sana.
Orang-orang yang terlibat dalam menyiapkan hidangan adalah Adel, Keyla, Yosefin, dan George. Hanya orang-orang yang biasa di dapur yang boleh menyiapkan makanan. George kebagian membakar daging dan jagung, Adel dan Yosefin memotong daging dan buah, sedangkan Keyla membuat es sirup dan menyiapkan snack ringan yang sudah mereka beli di supermarket.
Sebenarnya Dicky sudah menyumbang whiskey dan soju untuk acara malam ini, tetapi Adel menyarankan tetap menyajikan minuman yang lebih ramah lingkungan untuk mereka yang tidak suka minuman seperti itu.
Selain menyiapkan hidangan untuk menyambut tahun baru, mereka juga sudah menyiapkan kue ulang tahun. Hari ini, tepatnya tanggal tiga puluh satu Desember adalah hari kelahiran Cecilia. Mereka sudah siap memberikan sedikit surprise untuknya.
Selagi para wanita sibuk di dapur, Dicky dan Jack—yang bersikeras membantu meski memasak air saja gosong—bertugas menusuk daging ayam dengan lidi. Keduanya tampak antusias jongkok berdampingan seolah tugas mereka sangat penting.
"Lo cuma punya lagu ini doang?" George menatap datar Jack.
"Enggak," jawab Jack tanpa menoleh.
George menghela napas, "Terus kenapa lagunya ini doang yang dari tadi keputer? Gue yang tadinya enggak tahu lama-lama hapal juga."
"Lah, bagus dong?" Jack mendongak. "Ini lagu kesukaan gue zaman masih kuliah dulu."
Dicky yang tadinya sibuk menusuk daging tiba-tiba tertawa. "Tadi SMA, sekarang kuliah. Bikin gue sadar diri aja kalau udah tua."
Mendengar ucapan Dicky, Jack dan George kompak tertawa. Ketiganya lahir di tahun yang sama dengan tanggal dan bulan yang berbeda. Tidak heran jika mereka merasa satu nasib dalam meratapi usianya yang tidak bisa lagi dibilang muda.
Membicarakan usia, tiba-tiba perasaan George tidak enak. Terlebih saat melihat Dicky mendongakkan kepala, menatapnya dengan ekspresi menggoda. Pasti kembali ke topik pernikahan lagi, pikir George.
"George, kapan lo nyusul?" goda Dicky, "Gue kira dulu di antara kita bakalan Jack yang terakhir nikah. Jarang banget kelihatan sama cewek soalnya. Beda sama lo."
"Beda?" George menaikkan sebelah alis, "mantan gue cuma satu."
Dicky mencibir, "Iya satu. Satu yang jadi. Sisanya lo jadiin temen makan doang."
"Jangan gitu lo," Jack menyiku pelan lengan Dicky. "Sekarang dia udah bawa ceweknya sampe liburan loh. Kayaknya sama yang ini jadi."
George diam-diam menyembunyikan senyuman kecut. Mudah sekali Jack berbicara seperti itu. Jack tidak tahu jika hubungannya dengan Keyla sempat canggung setelah liburan di Lombok kemarin. Untung saja, Keyla tidak benar-benar menjaga jarak dengannya. Hanya beberapa hari, Keyla kembali seperti semula. Seolah George tidak pernah melakukan kesalahan. Hal itu benar-benar nilai plus di mata George karena ia tidak suka perempuan yang mudah marah dengan kesalahan-kesalahan kecil. Keyla terbukti cukup dewasa untuk memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yutubir [END]
RomancePART MASIH LENGKAP "Karena lo gue berhenti jadi yutuber. Yuk, tubir aja!" -Cecilia Yolanda Lestari ••• Memendam cinta sendirian bukan perkara yang mudah. Apalagi kalau tahu seleranya ternyata bukan kamu. Itulah yang dirasakan oleh Cecilia Yolanda L...