Bab 26-Tanggung jawab

35.4K 6.9K 2.8K
                                    



"Selamat pagi!"

Hans tersenyum lebar, mengabaikan ekspresi datar George. Jelas sekali kakak sepupumya itu tidak terlihat senang dengan kehadirannya pagi ini. Hans memang sengaja mengunjungi apartemen baru George tanpa memberi kabar lebih dulu. Tidak menyangka penampilan George akan sekacau ini saat membukakan pintu untuknya. George hanya bertelanjang dada dengan sehelai handuk bertengger di pinggangnya.

"Wow," Hans menatap otot perut George yang tercetak sempurna. "Ekstrim juga penampilan Kak George untuk menyambut tamu."

George tidak peduli, dengan tak acuh berjalan masuk ke dalam meninggalkan Hans yang masih berdiri di ambang pintu.

"Kalau cewek tamunya gimana?" tanya Hans.

"Enggak ada cewek biadap yang tekan bel dua puluh kali dalam waktu kurang dari dua menit selain lo," gerutu George terdengar dari dalam kamar.

Hans tertawa. "Sorry, gue takut Kak George masih tidur."

Tak berapa lama George kembali muncul dari kamarnya, sudah mengenakan pakaian lengkap berupa kaus biru muda dan celana kolor hitam.

"Ngapain ke sini?" tanya George.

"Main," Hans meletakkan handphone di atas meja. "Enggak boleh?"

George menyandarkan lengannya di pembatas pintu kamar, menatap malas. "Lo enggak punya temen lain?"

Hans menggeleng. "Pada liburan, lagian gue cuma bentar di sini."

"Bagus," gumam George pelan namun masih dapat terdengar jelas oleh Hans.

Tanpa izin Hans merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang, memperhatikan George yang saat ini sedang berada di dalam dapur, sibuk menyeduh kopi.

"Habis jogging sama Kak Keyla?" tanya Hans.

"Enggak." George kembali ke ruangan dengan dua cangkir kopi susu.

"Kenapa?"  Hans menerima cangkir dari tangan George. "Udah enggak ada masalah, kan?"

"Enggak," George menyesap sekilas kopinya. "Dia lagi males jogging berapa hari ini."

"Males jogging atau males sama yang ngajakin?"

Pertanyaan Hans berhasil membuat George berhenti menyesap kopinya. George meletakkan cangkir di atas meja, beralih menatap serius Hans.

"Atas dasar apa lo mikir dia males sama gue?"

"Banyak," Hans mengedikkan bahu. "Kak George tahu, kan, hampir semua cewek diem-diem punya catatan kecil yang isinya kesalahan-kesalahan pasangan. Mulai dari hal kecil sampai hal besar."

George tidak mengelak. Perempuan memang makhluk paling indah sekaligus menyeramkan. Mereka bahkan bisa mengingat semua kesalahan dengan detil dan memiliki kemmapuan untuk memberitakan semuanya dalam satu waktu jika terjadi sebuah kesalahan.

"Gue enggak merasa melakukan kesalahan," George mengerutkan kening. "Tapi akhir-akhir ini dia memang agak menjauh, sih."

Hans menyesap kopi dengan tatapan iba. "Perlu gue kasih tahu Kak George salah apa aja selama di Lombok kemarin?"

Meski masih ragu dengan Hans, tetapi saat ini ia memang sedang benar-benar butuh mendengarkan penilaian orang lain. Semenjak kembali ke Jakarta, Keyla jelas sekali menjaga jarak dengannya. Biasanya Keyla selalu bersedia menemaninya jogging di akhir pekan, dan kini gadis itu selalu saja memiliki alasan untuk menolaknya padahal liburan masih tersisa satu minggu.

George harus segera meluruskan kesalahannya sebelum hari Jumat karena Jack mengundang Keyla juga untuk merayakan tahun baru di rumahnya. Tidak mungkin George dan Keyla datang dalam keadaan canggung bukan?

Yutubir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang