6

744 130 6
                                    

Vote dong temen-temen

Kini Dahyun mulai menenangkan hati dan pikirannya. Yang dia harus lakukan sekarang adalah mulai mencari akal untuk menemukan dimana dia akan tidur. Dia melihat jam di dinding jjimjilbang. Dan sudah menunjukkan pukul 21.00 KST.

Sendari tadi, ada laki-laki yang terlihat aneh memandangi Dahyun. Semakin lama, Dahyun akhirnya menyadari pandangan laki-laki muda itu padanya.

Dahyunpun tersingkap dan bangun dari duduknya. Dia merasa parno. Dia menunduk dan berjalan perlahan mengambil paper bagnya.

"Jamsiman-yo,, ooohh... Ehm.." ucap laki-laki itu menghentikan dahyun dengan suara rendahnya.

Dahyun hanya diam memandangi laki-laki itu sambil mengingat apa dia mengenalnya.

"Ye? Ada apa ?" tanya Dahyun masih bingung.

"Bagaimana mengatakannya ya... Ehm.. Aku tidak terlalu ingat. Tapi apakah kebetulan tadi pagi kau ke Resto Mie di tepi jalan kota ?" kata laki laki itu dengan raut wajah yang masih berpikir dengan tangan kanannya yang mulai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh..." jawab Dahyun membetulkan.

"Ahh... Ternyata aku benar" kata laki-laki itu sambil tersenyum yang menutupi matanya.

Dahyun hanya bingung. "Wajahnya sebelumnya terlihat seram. Tapi senyumnya membuat dia layaknya bayi dengan mata sipitnya" batinnya

Laki-laki itupun merogoh kantungnya. Dan mengambil 2 kunci yang bersatu dengan gantungan miniatur cokelat batangan dan menyerahkannya pada Dahyun. "Bukankah ini milikmu ?"
 

Dahyun sangat terkejut, ternyata kunci rumahnya ada pada laki-laki muda itu. "Oahh... Kunci rumahku" katanya sambil tersenyum.

Melihat Dahyun masih bahagia, laki-laki itu berkata "Tadi pagi aku melihatmu keluar dari Resto ahjumma itu. Aku tahu kau yang duduk di belakangku saat itu. Saat aku mau keluar, tak sengaja aku memijak kunci di bawah mejamu sebelumnya. Ehm... Aku belum kenal betul daerah di sekitar sini, jadi aku tidak bisa mengejarmu. Mian..."

"Munje eobs-eo.. Jadi kau laki-laki yang membelakangiku rupanya. Dahaeng-ida aku sudah menemukannya. Kalau tidak, aku akan merayakan hari ini tiap tahunnya sebagai hari tersialku. Kamsahamida."

"Ehm jamkkanman. Bagaimana aku bisa berterimakasih padamu ?"

"Aniyo. Tidak usah repot-repot. Itu bukan apa-apa" jawab lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eihh mana boleh seperti itu. Ngomong-ngomong, namaku Kim Dahyun. Biasa dipanggil Dahyun" ucap Dahyun mengulurkan tangannya tak lupa dengan senyum khasnya.

"Aku Bobby" jawabnya singkat.

"Oh Bobby-ssi, kau akan tidur dimana malam ini ?"

"Entahlah... Karna kejadian tadi, aku tak tahu harus kemana. Apa di sekitar sini ada penginapan seperti motel atau apa ?" tanya Bobby.

"Hmm tunggu sebentar..." Dahyun mulai berpikir panjang. "Ohw, ada. Tidak terlalu jauh dari sini, ada motel sederhana. Aku baru mengingatnya".

"Jeongmal-yo ? Bisakah kau mengantarku ? Aku tidak tau letaknya"

"Gajja. Aku harus membalas kebaikanmu. Santai saja. Aku sudah biasa pulang malam." Mereka akhirnya mulai berjalan menuju motel tersebut.

"Ini tempatnya. Tidak burukkan ?" kata Dahyun sembari menunjuk papan nama motel tersebut.

"Oh... Ye. Terimakasih" kata Bobby sambil menggembungkan pipinya.

"Baiklah. Aku harus pulang. Rumahku tidak jauh dari sini kok Bobby-si. Masukklah. Dah..." Dahyun mulai berjalan meninggalkan Bobby menuju rumahnya.

Dahyun agak sedikit berlari. Pasalnya ia sedikit takut dan sangat lelah dan ingin segera menidurkan badannya.

Pagi telah tiba. Sangkin capainya, Dahyun jadinya kesiangan. Jam sudah menunjukkan pukul 07.15 KST. Yang artinya, Dahyun telat ke pasar.

"Dahyun-ah ini bibi kembalikan tenda  kemah yang kemarin Yuna pinjam. Aih apa dia sudah berangkat bekerja?" teriak bibi Shin dari pintu luar mengentuk pintu rumah Dahyun.

"Baiklah kuletakkan di samping sini saja. Nanti kalau dia pulang, pasti dia melihatnya" bisik bibi pada dirinya sendiri.

Mata monoloid Dahyun perlahan terbuka. "Ah sudah pagi rupanya" dengan suara khas orang baru bangun tidur. Dahyun bangkit menuju kamar mandinya dengan kelopak mata yang masih belum terbuka sempurna.

Dahyun mengambil sikat giginya dan memasukkannya dalam mulutnya.
Tiba-tiba dia tersentak. "Tunggu...
Dahyun keluar dari kamar mandi dengan sikat gigi yang masih ada pada mulutnya. Dia membuka gordennya secepat kilat.

"ige mwoya ???!" teriaknya histeris. Dia segera mengecek hpnya yang dicharger. Mata Dahyun terbelalak sambil memegang mulutnya

Susah payah Dahyun membersihkan diri lalu berpakaian. Dan sekarang dia sedang berlari sekuat tenaga menuju pasar.

15 menit, akhirnya dengan peluh di sekitar pelipisnya, dahyun sampai di lapak ahjumma song.

Dilihatnya sudah banyak pembeli berkerumun. Dahyun bingung siapa yang sedang melayani mereka. Karena sendari tadi ditutupi oleh para pembeli.

"Dahyun" panggil seseorang.

Dahyun menoleh pada orang itu. "Aah..ahjumma" dengan wajah bersalah dahyun menghampiri ahjumma song.

"Mianhae ahjumma. Aku terlambat. Aku kesiangan. Aku benar-benar menyesal. Tolong jangan pecat aku."
ucap Dahyun memelas seraya memegang tangan ahjumma song dan membungkukan badannya.

"Aku juga bingung kenapa kau tidak datang juga sedari tadi. Tapi apa boleh buat. Tak apa. Aku memaafkanmu" kata Ahjumma memaafkan Dahyun.

"Terimakasih banyak ahjumma. Tapi... Siapa yang sedang melayani pembeli disana ?" tanya Dahyun bingung.

"Oh... Wah banyak sekali yang beli. Dia berbakat. Cepat bantulah dia. Jangan sampai dia kewalaha. Pergilah..."

"ye..." timpal Dahyun dan segera menuju ke lapak. Dahyun segera mengambil celemek plastiknya dan memakai sepatu bootnya.

Dahyun masih memandang punggung laki-laki itu. Tiba-tiba laki-laki itu berbalik.

"Kau ??" kompak mereka berdua

Hai semuanya...

Jangan lupa jaga kesehatan ya.
Bagi yang puasa,, semangat.

Ntar jangan lupa mampir ya di story baruku 😊👍

Jangan lupa votement ya. Ketuk aja bintang di sebelah kiri bawah. 
Terimakasih...



Huge Step To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang