Uuuu... terimakasih buat dukungannya. Terhura aku 👉👈. Tak kirain cerita ini gak ada yang nungguin.
A
ku lagi bahagia soalnya,
Semoga sukaklah sama lanjutannya...
Langit sore terlihat mendung pertanda hujan akan turun.
Dan benar saja, terlihat Dahyun yang sedang memandangi jalan raya dari jendela kecil selagi menunggu kerang yang sedang direbusnya matang.
Pemandangan dimana jalanan yang tadinya berdebu dan aspal yang panas dipijak jika tidak memakai alas, kini bagai terselimuti oleh aliran tipis air.
Satu senyuman singgah di wajah Dahyun. Ketenangan yang didapat dari suara pelan air hujan di samping keheningan menjadi terapi bagi dirinya sendiri.
Fiiiiiut...
Suara itu segera menghentikan lamunannya, setelah tahu bahwa masakannya telah matang.
Tangan mungil Dahyun kembali bekerja setelah menerima saraf yang membawa perintah dari otaknya dalam meracik bumbu makanan.
"Waaahh.. Tidak sia-sia aku belajar dari eomma, emmm harum," kagumnya sendiri setelah menghirup aroma makanan di hadapannya itu.
"Hmm kapan hujan ini akan berhenti? Kalau begini, bagaimana aku bisa pulang?"
Setelah selesai melakukan segala pekerjaannya, Dahyun berniat mencari payung. Setidaknya dia bisa pulang dan akan mengembalikan payung pinjaman itu besoknya.
Tapi dari tadi, Dahyun tidak menemukan apapun. Karena terlalu fokus, dia tidak sadar bahwa posisinya sudah ada di lantai 2.
Dahyun berjalan menyusuri tempat itu sampai ke sudut.
"Mwoya ige?" tanyanya spontan setelah melihat sebuah pintu kecil. Karena penasaran, Dahyun membuka dan memasukinya.
Ternyata itu adalah loteng rumah. Ada banyak kardus, bingkai foto, bahkan ada peralatan olahraga yang nampaknya sudah lama tidak dipakai.
"Hhift, disini tidak ada mayatkan? Aku masih trauma seperti kejadian di
Jjimjilbang,"Dahyun mendudukkan dirinya di lantai. Tepat di hadapannya ada jendela kaca persegi yang menampilkan pemandangan dari luar sana.
"Waaah,,," lagi-lagi dia menunjukkan rasa kagumnya melihat keindahan hujan di petang itu.
"Aku tidak tahu, kalau kota juga punya sisi keindahan sendiri," Dahyun mendesah pelan sampil menyatukan kedua kakinya.
"Aku jadi rindu desa. Eomma, appa apa kalian baik-baik di sana? Mian, aku jarang pulang,"
Tanpa bisa dikendalikan kantuk datang menghampirinya. Mungkin karena kelelahan ditambah udara yang dingin.
Dahyun menidurkan dirinya di lantai loteng berusaha mencari kehangatan. Sebuah syal yang tadi sempat diambilnya dari sebuah dus kini menemani malam nyenyaknya.
🌸🌸🌸
"Srrrpp... mmm" Dahyun menarik liurnya dengan posisi masih terlelap.
Rupanya cahaya pagi dari jendela kaca telah berhasil mengganggu ketenangannya.
Masih dengan posisi mengawang-awang karena ketidaknyamanan, Dahyun akhirnya mendudukkan dirinya sambil menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huge Step To Get You
RomanceDahkook (Dahyun><Jungkook) Hari yang penuh sial bagi Dahyun. Banyak kejadian yang harus dilewatinya. "Jadi kau tukang bersih-bersih ??!! Dasar ceroboh !! Kau pikir apa yang telah kaulakukan!" "Jeongmal joesonghamida" jawab Dahyun masih tak menatap...