9

450 114 12
                                    

Annyeong haseo yeorobun. Balik lagi di cerita ini. Jujur aku hampir menyerah akan cerita ini.
Tapi ya sudahlah, hwaiting!

Kening Dahyun semakin berkerut. Dari tadi, ia telah berjalan menyusuri daerah perumahan mewah yang kini ditapakinya.

Sambil memandangi kertas alamat yang diberi bibi Shin sebelumnya, mata Dahyun penuh teliti memeriksa alamat rumah-rumah yang dilewatinya.

Berbelok menuju persimpangan, senyum Dahyun merekah karena alamat yang dicarinya sedari tadi akhirnya ketemu juga.

Ia membuka gerbang rumah tersebut, berkeliling sebentar dan akhirnya berhenti di depan pintu.

Dahyun mengeluarkan sebuah kunci dari saku celananya dan melangkah masuk ke rumah tersebut.

Dia berdiri mematung menatap dapur rumah tersebut. Pandangannya beralih pada desain interior rumah yang terkesan soft.

Ya, tawaran pekerjaan bibi Shin pada Dahyun kemarin telah mantap diterimanya.

Hari ini, Dahyun akan memulai pekerjaannya sesuai instruksi. Pekerjaannya yaitu membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak makan malam.

Berdasarkan penuturan bibi Shin, dia akan menerima upah harian. Seperti hari ini dia mulai bekerja, maka besoknya ia akan mendapatkan upah yang akan diletakkan sang pemilik rumah di meja dapur.

"Okey, mari kita mulai..." ujar Dahyun memberi semangat pada dirinya sendiri.

Dahyun mencari vakum cleaner di sudut pintu. Sebelumya bibi Shin telah menjelaskan metode dan alat-alat yang akan dia gunakan.

Dengan perlahan-lahan, ia menggerakkan penyedot debu itu kesana-kemari. Lalu, Dahyun membersihkan berbagai furnitur dalam rumah.

Yang dapat Dahyun tangkap, pemilik rumah ini suka membaca. Terbukti dari rak lemari besar di hadapannya itu, beserta dengan sepasang meja-kursi. Dan tak lupa, buku-buku yang tergeletak di meja, bahkan ada yang jatuh ke karpet.

"Waah, dia membaca buku sebanyak ini sekaligus? Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku membaca buku dengan serius, Aku hanya sering membaca buku menu," kekehnya lalu segera membereskan buku yang berantakan.

Dahyun agak bingung bagaimana cara menata buku tersebut dalam rak. Untungnya, mata jelinya menangkat kode di bagian samping buku lalu mencocokkannya pada kode tulisan di kolom rak.

Rumah tersebut terdiri dari 2 lantai, bukan rumah yang terlalu mewah dari luar seperti mansion-mansion yang sering dilihatnya dalam webtoon. Namun, keadaan di dalam sangat menyejukkan mata. Benar rumah impian Dahyun suatu saat nanti jika dia mempunyai sedikit keberuntungan.

Ia menaiki tangga berniat melanjutkan bersih-bersih di lantai atas. Hanya ada 2 kamar dan dua-duanya terkunci. Dahyun hanya bisa membersihkan lantainya saja.

Setelah pekerjaan bersih-bersihnya selesai, Dahyun melanjutkan pekerjaannya mencuci pakaian.

"Pakaiannya bagus sekali. Parfumnya juga harum, apa dia seorang namja tampan ya?" centil Dahyun menghirup pakain-pakaian tersebut sebelum memasukkannya ke dalam mesin cuci.

Setelah selesai membersihkan pakaian tersebut, Dahyun menjemurnya di samping rumah. Dia sudah seperti ibu rumah tangga yang menjemur pakaian suaminya.

Kini, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Dahyun memutuskan untuk memasak saat itu juga. Ia membuka kulkas dan memutuskan makanan apa yang harus dimasaknya.

Dia memasak nasi, sup kacang kedelai dan kimbab daging, lalu menatanya di meja makan dan menelungkupkan tudung saji ke atasnya.

"Aah, bibi Shin bilang dia adalah seorang direktur. Pasti pulangnya larut..."

Huge Step To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang