Meski luka di sekujur wajah dan nyeri di setiap persendiannya, Jungkook tetap berjalan perlahan dengan wajah Dahyun yang sekarang bersandar di pundaknya. Dia seakan mendapat kekuatan mengakut yeoja yang sedang menangis dalam diam itu dalam gendongannya.
“Aku rasa aku lebih banyak mendapat lebam hari ini, tapi kenapa kau menangis sampai selama ini?”
Tak ada tanggapan yang terlontar dari Dahyun. Dinginnya udara malam saat itu bahkan tak berani merusuk keheningan mereka.
Tanpa sadar, air mata Dahyun semakin mengalir dengan senggukan kecilnya membuat Jungkook semakin mengeratkan pegangannya sebagai penumpu kedua kaki Dahyun.
“Apa kau marah padaku? Apa bibirku begitu menjijikkan?” Tanya Jungkook yang membuat Dahyun menaikkan wajahnya dan mengusap wajahnya begitu saja.
“Apa itu penting? Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat kau dipukuli tadi?” Jungkook tak menjawab, Dahyun pun melanjutkan ucapannya, “Aku benar-benar khawatir, aku yang membawa sampai ke sini. Membawamu ke dalam kehidupanku. Bagaimana kalau tadi kau sampai mati, apa yang harus kulakukan?. Tidakkah kau memikirkan seberapa menyesalnya aku nanti?”
“Turunkan aku, kubilang turunkan aku,” Jungkookpun akhirnya mengalah dan menurunkan Dahyun.
Dahyun kembali menangis dan menangis. Dia bahkan tak sanggup melihat wajah namja di hadapannya itu.
“Ayo, kita akhiri saja semuanya. Aku… aku tidak mau menyesal! Omong kosong membantumu, aku bahkan tidak bisa membantu hidupku!”
“Dahyun-ah…”
Dahyun melepas kasar tangan Jungkook di lengannya. “Aku lelah, aku mau pulang,”
“Ah, sebaiknya kau cari tempat penginapan, dan obati lukamu,” Setelahnya Dahyun pergi meninggalkan Jungkook yang diam terpaku.
Kemudian Jungkook mengejarnya lalu menarik tangan Dahyun kembali.
“Ayo pulang bersama,”
“Sudah kubilang pergilah,” tegas Dahyun dan berlari menghilang dari hadapan Jungkook.
“Dahyun-ah???” Dahyun menoleh setelah mendengar suara yang memanggilnya. Bola matanya membesar tatkala melihat pria di seberang sana tengah melambaikan tangan ke arahnya.
Pagi pun tiba, Jungkook yang semalaman berada di Jjimjilbang kini mematung di anak tangga. Dia seakan tak mempunyai cukup energi melangkahkan kaki menuju rumah Dahyun.
“Wajah takut itu, aku pernah melihatnya,” Gumam Jungkook.
“Kini aku mengingatnya. Mungkin kenapa kau tidak mau menceritakan pertemuan awal kita, karena aku sudah membuatmu takut.”
“Kau kenapa bicara sendiri?” Bingung seorang namja yang membuat Jungkook memegangi jantung berharganya.
“Apa kau menyewa tempat tinggal di daerah sini juga?”
“Tidak,”
“Benarkah? Apa kau baru dihajar preman? Ckck kalau tidak sanggup hidup di kota pulanglah ke desamu lagi sana,” Jungkook hanya menyerngit mendengar paparan namja tersebut.
“Pendiam sekali kau ini. Kalau begitu, sesama dari desa, kenalkan aku Bobby. Tempat tinggalku ada di bawah, tapi aku baru kembali dari desa melihat ibu yang sakit,” ujarnya sambil mengajukan tangannya yang disambut Jungkook.
“Jungkook,” jawabnya singkat.
Mereka berdua sama-sama melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
“Kau mau kemana?”
“Kau sendiri? Bukankah kau bilang tempat tinggalmu ada di bawah?”
“Ya, aku ingin mengunjungi gadisku, maksudnya temanku,”
“Temanmu? Siapa namanya?"
“Hya, kau sendiri mau kemana?”
“Bertemu teman,” Jawab Jungkook seadanya.
“Mana mungkin! Di atas hanya ada 1 orang. Jangan-jangan kau ini hanya ingin mencuri!”
“Me.. mencuri??? Apa wajahku ini seperti pencuri?!” tatap Jungkook tak terima.
“Eeeeh, baiklah hitungan ketiga kita harus sebut namanya sama-sama, kalau kau salah siap-siap saja gigimu kuamputasi!”
“Satu, Dua, Ti… ga DAHYUN,” ucap mereka bersamaan.
Bobby mengacak rambutnya gusar. “Okay, kau temannya Dahyun? Seberapa dekat pertemanan kalian?”
“Kami tinggal bersama, mandi di kamar mandi yang sama, dan aku makan dari uangnya,” ucap Jungkook polos membuat mata Bobby seperti kehilangan harapan.
“Geundae, kenapa aku harus bilang seberapa dekat hubungan kami?”
“Aih jinjja,” geram Bobby lalu berlari kuat ke halaman rumah Dahyun dan menggedor-gedor pintunya.
“Dahyun-ah! Dahyun-ah! Buka pintunya, kenapa kau begini padaku Dahyun-ah? Aku hanya pergi sebentar tapi kau sudah memberi orang lain makan,” Rengek Bobby layaknya pacar yang sudah diselingkuhi.
Jungkook mendekati Bobby lalu menepuk pundaknya. “Aku sudah lima langkah di depan, pulanglah ke desa jika tidak sanggup hidup di kota,”
Bobby hanya mendesis. “Aih, tapi kemana dia? Kenapa belum juga membuka pintu? Hya, kunyuk jangan bilang kau menyakitinya saat aku tidak disini?!”
“Eihh, mana mungkin aku melukai gadis yang kusukai??!”
“Apa kau sedang mengakui persaanmu di depanku?”
Jungkook hanya merutuki dirinya dan kembali mengetuk pintu rumah Dahyun. Namun tetap saja tidak ada jawaban.
“Dahyun kemana?”
TBC
Balik lagi gaesss
Dahyunnya hilang tuh... KkkkO iya, aku lupa bilng yang sudah
Jangan lupa vote Twice di MAMA MWAVE ya
Mari kita berjuang juga buat mereka 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Huge Step To Get You
RomanceDahkook (Dahyun><Jungkook) Hari yang penuh sial bagi Dahyun. Banyak kejadian yang harus dilewatinya. "Jadi kau tukang bersih-bersih ??!! Dasar ceroboh !! Kau pikir apa yang telah kaulakukan!" "Jeongmal joesonghamida" jawab Dahyun masih tak menatap...