20

362 94 6
                                    

Jungkook menggosok-gosok perutnya yang sedari tadi mengeluarkan suara hingga menyisakan rasa nyeri karena belum diisi apapun sejak semalam.

Dari tadi dia hanya mondar mandir, sesekali membersihkan halama rumah Dahyun.

Untungnya, kedatangan Bobby yang sehabis pulang dari Pasar tertangkap oleh penglihatannya. Jungkook sempat ragu karena gengsi, tapi permasalahan perut lebih penting.

Jungkook menuruni anak tangga lalu sampai di hadapan pintu rumah Bobby.

Bobby tersentak dengan kehadiran namja di sampingnya itu.
"Dahyun belum datang juga?" Tanya Bobby yang hanya dibalas gelengan oleh Jungkook.

"Dia juga tidak ada di Pasar. Sudahlah, mungkin dia sedang mencari oppa-nya," lanjut Bobby lagi.

"Oppa? Dia mencari oppa-nya?" Bingung Jungkook.

"Kau tidak tahu? Kupikir hubungan kalian sudah sejauh apa. Ternyata itu saja kau tidak tahu. Dia itu sedang mencari oppa-nya, tapi sampai saat ini belum ada petunjuk apapun,"

Jungkook hanya menggaruk kepalanya, "Aku tidak tahu soal itu, ternyata aku hanya menambah bebannya saja. Oh, itu... aku ini sebenarnya adalah korban kecelakaan yang ditolong oleh Dahyun. Kau percaya atau tidak tapi aku ini pasien amnesia, maka dari itu aku tidak mengingat apapun dan Dahyun mengizinkanku tinggal di rumahnya," Jelas Jungkook panjang lebar.

"Jinjja? Dia memang gadis yang baik dan dermawan. Kalau aku jadi dia akan kubuang kau ke laut. Ckck... Pilihanku tidak salah lagi," Timpal Bobby yang akhirnya mendapat tatapan tajam dari Jungkook.

"Apa lihat-lihat? Haha..  pasti kau belum makan pagi, bukan?"

"Hya! Omong kosong, aku akan pergi," Jungkook sudah terlanjur kesal dan berniat meninggalkan namja dengan gaya preman itu.

"Ya, kenapa sensi sekali? Aku hanya bercanda bro... Bahkan luka di wajahmu pun belum kering. Begini saja, karena kau adalah teman Dahyun dan selama ini Dahyun sering mentraktirku, maka aku juga akan mentraktirmu. Tapi, nanti siang kau harus membantuku bekerja. Bagaimana?" Tawar Bobby yang berhasil membuat Jungkook mengangguk setuju.

🌸🌸🌸

Di dalam mobil yang dikendarai Jin, Dahyun dan Hana duduk bersama di bangku kedua dan Jin-Irene pada bangku depan.

Dahyun melihat Hana yang tampak sibuk menikmati pemandangan dari kaca jendela dengan boneka beruang yang setia bertengger di tangannya.

"Hana sayang? Apa kau ingin menikmati udara luar?" Tanya Jin lembut.

"Jangan oppa, Hana alergi angin yang terlalu berlebihan," sanggah Irene membuat Hana yang tadinya sudah tersenyum kini kembali memasang wajah datar.

"Hana-ya, kau mengantuk? Mau tidur di sini?" Tawar Dahyun ramah menepuk-nepuk pahanya tapi Hana bahkan tak menoleh padanya.

'Kenapa anak ini sangat cuek? Tidak mirip seperti oppa dan Irene unnie yang ramah. Tepatnya seperti... Jungkook yang dulu. Dingin, menyebalkan, dan sombong. Ah, sudahlah lebih baik aku yang tidur,' Dahyun bermonolog dalam hati lalu mencari posisi yang tepat untuk bersender.

Kurang lebih 3 jam perjalanan, kini mobil Jin sudah terparkir di basement hotel mewah di dekat Pantai.

"Yeobo, Dahyun, Hana sayang... Ayo bangun, kita sudah sampai." Seru Jin membangunkan mereka.

Dahyun dan Irene tampaknya sudah sadarkan diri sementara Hana masih terlelap di samping Dahyun.

"Sudah oppa, aku saja yang menggendongnya," tawar Dahyun lalu menarik Hana ke gendongannya.

Huge Step To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang