17

421 115 9
                                    

Dahyun mengoleskan busa sabun di tangannya ke dagu Jungkook yang sudah dipenuhi rambut-rambut halus yang tumbuh menghilangkan kesan baby facenya.

Gerakan jari-jari Dahyun yang teliti meratakan bulir-bulir busa sabun ke kulit wajah Jungkook membuatnya sedikit gugup.

"Kau sepertinya cukup telaten. Apa kau sudah sering melakukannya?" Tanya Jungkook memandangi wajah Dahyun yang sangat dekat itu.

"Aku tidak pernah punya kumis dan janggut. Mana mungkin aku sering melakukannya,"

"Namjacingu-mu mungkin?" Jungkook kembali melemparkan pertanyaan.

"Namjacingu? Kenapa aku harus melakukannya? Ahh~ tapi pernah sekali. Itu sudah lama sekali,"

"Benarkah? Siapa?"

"Ssst... Apa kau mau aku mencukur bibirmu kalau kau bicara terus?"

Tangan kiri Dahyun menyentuh rahang Jungkook dan tangan kanannya memegang alat cukur yang sudah menempel di dagu Jungkook.

Perlahan-lahan Dahyun semakin mendekatkan wajahnya seolah sedang meneliti sesuatu dari mikroskop yang tentu saja membuat jantung Jungkook semakin berdetak kencang.

Bahkan tangan kiri Dahyun sudah berada di leher belakang Jungkook menariknya agar semakin dekat.

'Astaga, Posisi apa ini?' batin Jungkook berharap jantungnya tidak sampai lepas meninggalkan tubuhnya yang sudah kaku.

"Awww~" ringis Jungkook pasalnya ternyata tajamnya pisau cukur telah berhasil melukai kulit mulusnya.

"Aigo, apa kau terluka?" Ucap Dahyun sambil meniup-niup luka kecil yang diciptakannya itu.

Jungkook memegang pergelangan tangan Dahyun. "Tolong jangan tiup lagi atau aku akan mati,"

"Bo? Kenapa kau mati, apa semakin perih? Aku akan ambil obat kalau begitu."

"Tidak. Aku bisa melanjutkannya sendiri," kata Jungkook lalu berdiri membawa Dahyun keluar dari kamar mandi.

"Ahh, waee? Itu tinggal sedikit lagi. Ayolah aku gemas sekali pada jenggot halusmu itu," rengek Dahyun.

"Yaa..  kau gemas dan aku hampir meledak," ucap Jungkook langsung menutup pintu kamar mandi.

"Aish, apa dia tidak bisa mendengar detak jantungku. Tapi aku juga tidak bisa mendengar detak jantungnya, atau hanya jantungku saja yang berdetak kencang sementara dia biasa saja, ahh..." Jungkook mengacak rambutnya lalu melanjutkan kegiatannya.

"Eii, dia kenapa? Aneh sekali. Padahal tadi menyuruhku membantunya karena tangannya masih sakit. Tapi apa tadi lukanya parah," Dahyun segara mengganti pakaiannya.

Jungkook keluar dari kamar mandi dengan wajahnya yang sudah bersih dan kembali mulus.

"Ooow, kerenn..." Puji Dahyun sambil mengacungkan kedua jempolnya pada Jungkook yang hanya menggaruk kepalanya kikuk.

"Kau mau kemana pagi-pagi sekali?"

"Aku harus bekerja ke Pasar. Kau tunggulah di rumah. Kalau kau mau kau bisa masak ramyeon tapi kalau kau sanggup, jam 9 nanti aku pulang membawa makanan,"

Dahyun telah selesai mengikat tali sepatutnya dan bersiap keluar ketika Jungkook juga memakai sepatunya.

"Kau mau kemana?" Bingung Dahyun.

"Aku tidak bisa hanya diam di rumahmu. Setidaknya aku harus melindungimu," jawabnya yang mendapat gelak tawa dari Dahyun.

"Mwoyaa... Kau disini saja. Tanganmu masih sakit kan?"

Huge Step To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang