Cinta, Nafsu dan Cemburu

3.9K 515 427
                                    

Sebetulnya yang dilihat Farras bukan hanya pesan dari perempuan yang diberi nama Lilian oleh Ando. Ia juga melihat pesan dari kyai yang Farras sangat kenal karena pernah datang ke sana beberapa kali. Kapan ia melihatnya?

Subuh tadi. Hanya kegiatan solat berjamaah di masjid lah yang membuat Ando meninggalkan ponselnya. Kemarin-kemarin Farras belum terpikir untuk memeriksa lebih dalam. Tapi tadi Subuh? Ia tergerak begitu saja. Dan tentu saja sesaknya sudah menumpuk dihati. Bagaimana tidak? Suaminya ditawarkan poligami lalu dikirimi pula CV ta'aruf perempuan yang ingin berta'aruf dengan suaminya itu. Bahkan Farras membaca keseluruhan itu. Pesan yang mengatakan bahwa perempuan yang ditawarkan pada Ando itu mengajukan diri sebagai istri kedua. Hal yang kemudian membuat Farras tertawa hampa. Ia tak perlu lelah mencari sesosok istri untuk suaminya bukan? Toh ternyata, suaminya yang mencari sendiri. Ya kan?

Dan itu lah yang membuat Farras tergelitik untuk mengusik Ando. Mencari-cari alasan untuk membuat lelaki itu terpojok. Oke, ia memang salah karena selama ini ia lah yang terus meminta Ando untuk mencari istri kedua bukan? Atau mencari istri penggantinya bukan? Tapi saat sudah terjadi begini, ia malah marah dan tidak terima. Rasanya sakit sekali walau ia tahu jika ini memang bermula dari omongan asalnya yang tak bisa ia kendalikan dan perlahan mulai disesali. Memang yang namanya penyesalan itu selalu ada di belakang. Ya kan?

Dan Ando salah tingkah juga tergagap dengan pertanyaan Farras barusan hingga ekspresi itu terlalu kentara. Ia bukan lelaki yang pandai bersilat lidah. Mata Farras menatap Ando yang tampaknya sedang terpojok. Ando tentu ingin membela diri tapi tidak menyakiti perasaan Farras adalah hal yang ingin ia cegah. Walau sekarang sudah sangat terlambat. Sangat-sangat terlambat karena apa? Farras sudah terlanjur patah hati dan kini menatapnya dengan bengis. Farras belum pernah memperlihatkan sisi amarah yang sebenarnya. Perempuan itu selalu ceria, suka menggodanya walau kadang cengeng sekali. Namun melihat mata itu sangat menyalang, Ando tersadar seketika bahwa ia baru saja membuat Farras marah. Farras tak pernah semarah ini sebelumnya. Perempuan itu selalu mengomel ketika marah bukan malah menatapnya dengan aura dingin. Ia jadi tahu dari mana aura dingin itu berasal. Dari mana?

Tentu saja aura Papa mertuanya. Dan mengingat lelaki itu, membuatnya meneguk ludah dalam-dalam. Jika satu keluarganya sampai tahu, ia tidak hanya berhadapan dengan Papa mertuanya itu. Tapi daddy-nya ditambah dua saudara kembar Farras yang dipastikan akan menghajarnya habis-habisan. Apalagi Ferril. Lelaki yang gampang emosi itu akan mudah terporovokasi.

"Apa yang Abi sembunyikan dari Ras?"

😍😍😍

Ia bangun dari sujudnya. Lama sudah ia tak melakukan solat ini. Solat apa? Istikharah. Dikala hatinya dilanda kegalauan dengan banyaknya pilihan, solat ini lah yang menjadi penyelamat. Menjadi pentunjuk. Petunjuk yang tentu saja diberikan Allah padanya. Lantas untuk apa ia meng-istikharahkan ini?

Mengenang senyum cantik itu tanpa sadar membuatnya tersenyum. Lalu tutur kata lembutnya juga menghangatkan. Dikala hubungannya dengan Farras terguncang, perempuan itu datang bagai oase ditengah gurun. Seolah meluruhkan rasa haus akan perhatian seorang perempuan. Ketika Farras mulai tak perduli, perempuan ini datang. Berawal dari senyuman lalu berlanjut dengan pertemuan. Pertemuan yang tak sengaja. Mengobrol sebentar di depan masjid sudah menjadi kerutinan. Hingga Ando tak sadar kalau ia terlalu sering melakukan itu. Lalu mengantarnya pergi beberapa kali. Berdua kah?

Hohoho. Tentu tidak. Ada perempuan lain yang ikut namun tentu hatinya bahagia bukan? Sangat-sangat bahagia bahkan membuatnya lupa pada seorang perempuan yang senantiasa menunggunya pulang. Hingga makanan yang dimasaknya tak pernah lagi dimakan. Kenapa?

Karena ketika tiba di kantor, tahu-tahu ada kotak sarapan di atas mejanya. Dan ia langsung melahapnya. Ketika siang pun sama. Entah kapan perempuan itu mengantarnya, Ando juga heran. Ia saja yang tak tahu kalau perempuan itu rela membuatkannya makanan setiap pagi dan menjelang siang lalu menitipkannya pada ojek online agar tiba di kantornya tepat dijam sarapan pagi dan siang. Lalu makan malam?

Cinta Di Atas Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang