"Terakhir?" tanyanya dan Ando paham maksudnya. Lelaki itu mengangguk kencang dengan senyuman lebar. Lantas keduanya kembali berpelukan erat.
Ando berjanji tak akan mengecewakan perempuan ini lagi. Tak akan menyakiti hatinya lagi. Terakhir. Benar-benar terakhir. Karena kesempatan ini pun hanya diberikan Farras sekali ini saja. Kesempatan kedua untuk kali terakhir. Karena Farras tak akan bisa lagi memberikan kesempatan jika ia dikhianati lagi. Jadi Ando harus benar-benar memanfaatkan ini untuk tidak menyakiti Farras lagi. Dan lagi, Ando juga memang ingin memperbaiki rumah tangga yang oleng ini agar tidak karam. Ia akan memutar kembali arahnya menuju-Nya. Tentu tidak sendiri karena ia membutuhkan Farras dan anak mereka untuk bersama mengendarai kapal rumah tangga ini menuju jannah-Nya.
"Kenapa Ras masih menemuinya?" tanya Ando begitu malam tiba. Ando belum bisa tidur dan ia masih memikirkan kejadian di mana Farras menemui Andra hari itu. Ia memang belum menanyakan alasannya dan itu lah yang membuatnya kalut. Kalut sekali. Bagaimana gilanya ketika melihat Farras bersama lelaki lain meski hanya duduk berdua dan tidak lebih dari itu. Lalu kata-kata Andra yang ingin menunggu istrinya dan itu membuat dadanya sesak sekali. Marah tentu saja. Walau saat itu, takutnya lah yang lebih dominan. Kini?
Ia berjanji akan selalu ada di dekat Farras dan mengajak perempuan itu ke mana pun ia pergi. Agar kepercayaannya kembali walau Ando tahu akan sulit. Namun tak apa kan? Ia hanya bisa berbuat seperti itu. Karena yang bisa membolak-balikan hati Farras hanya lah Allah. Ando hanya manusia biasa yang bahkan lemah sekali. Jadi ia hanya bisa berdoa, merayu Allah agar mau menyatukan mereka kembali. Dan kini? Allah mengabulkannya tapi ia tidak boleh senang dulu. Ia harus menunaikan janjinya dengan benar kali ini.
"Kenapa?"
Perempuan itu malah bertanya balik. Farras menatap langit-langit kamar. Ando? Kini lelaki itu menatapnya. Bahkan memiringkan tubuh ke arahnya. Tangannya sudah terulur, mengelus perut Farras yang belum menyembul. Dua hari lalu Farras memeriksakan kandungannya bersama Bunda dan mommy-nya. Ando tahu? Tentu saja. Farras memang memberitahunya. Meski ia sedih karena tak bisa menemaninya.
"Abi takut Ras tertarik padanya," jujurnya. Selama ini Ando tak pernah mengatakan ini. Tiap mereka tak sengaja bertemu Andra, Ando pasti sigap di sebelahnya. Tak pernah lepas dan tak pernah berbicara apapun. Tapi ini?
Lagi-lagi, ia terpukul parah hanya dengan melihat Farras dengan lelaki lain. Ini bahkan bisa membuatnya gila. Sangat gila. Coba bayang kan kalau Farras membalas pengkhianatannya. Bisa dipastikan siapa yang akan lebih menderita. Tapi Farras masih baik sekali. Meskipun dikhianati, ia tak sedikit pun membalas perlakuan itu. Bukan kah berlian ini tidak boleh disia-siakan?
Farras menghela nafas. "Jika Ras melakukan hal ya--"
Belum juga selesai bicara, lelaki itu sudah memeluknya dengan erat. Pelukan ketakutan. Sama seperti terakhir saat Ando memeluk kedua kakinya dengan erat. Farras tersenyum kecil. Ia juga tak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Tapi ia harap, suaminya ini bertobat. Tidak mengkhianatinya lagi dan mengembalikan tujuan pernikahan mereka dulu. Apa? Mencintai-Nya dengan berdua. Saling mencintai namun cinta itu tak boleh lebih tinggi dibanding rasa cinta kepada Allah. Indah bukan?
"Abi gak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti, Ras. Tapi jika pun Ras melukai hati Abi suatu saat nanti, Abi akan ingat bagaimana Abi pernah melukai Ras," tuturnya dengan mata berkaca-kaca. Ia bersungguh-sungguh bahwa entah apa yang akan menerpanya nanti, ia akan mempertahankan Farras seperti apa yang Farras lakukan untuknya. Meskipun suatu saat nanti, Farras melakukan hal yang sama. "Maafin, Abi. Abi benar-benar takut Ras pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Cinta 2
SpiritüelMenikah itu bukan akhir dari tujuan hidup. Nyatanya, ini adalah sebuah awal yang baru untuk memulai hidup berdua dengannya yang dicinta. Keduanya menikah diusia yang teramat muda. Namun setelah lima tahun pernikahan, apa yang didamba-dambakan setiap...