Abi Cinta Ras

5.2K 668 311
                                    

"Kakaaaaaaak Farraaaaaaaaas!"

Suara cempreng itu riuh sekali di depan pintu rumahnya. Farras yang sedang tidur-tiduran di atas sofa terkekeh. Ia mengambil khimarnya kemudian berjalan menuju pintu. Muncul cengiran di wajah Adel, Adeeva, juga Sherin. Akhir-akhir ini Sherin dan Aminya memang sering menginap di rumah mommy mertua. Karena Izzan sering dikirim Feri ke luar kota untuk mengurus perusahaannya. Sementara Ando memang meminta untuk tak pergi dinas ke mana pun setidaknya untuk beberapa hari ini. Feri mengiyakan karena ia paham situasinya.

"Pada mau ngapain ini? Kak Ras gak punya es krim sama kue di rumah," tuturnya. Biasanya kan mereka suka datang ke sini ya dengan dua alasan. Pertama, emang mau mengajak Farras main. Kedua, mencari es krim atau kue-kue coklat. Kadang kan Farras suka membawa kue-kue coklat dari rumah mommy atau Bunda. Kalau sedang rajin, ia juga bisa membuatnya sendiri. Yeah, yang makan sih bukan ia dan Ando melainkan Adel dan Adeeva. Sekarang-sekarang mereka sudah jarang menginap di sini karena harus sekolah. Kalau Sabtu dan Minggu, biasanya Adel lebih sering menginap di rumah Bunda.

"Iiiih! Adel mau ngajak ke lapangan bolaaaaa. Itu loooh Abang-Abang ganteng pada main bolaaaa!" serunya. Mulutnya sampai membuka lebar.

"Iyaaaaaa tahuuuu Kakaaaak Farraaaaas!" Adeeva ikut menimpal. Sherin diam saja menyimak. Sebagai yang paking junior di sini, ia masih beradaptasi.

"Abang ganteng siapa?"

Adel menghitung dengan jarinya. "Abang Ando, Abang Farrel, Abang Ferril, Abang Agha!" infonya lantas menarik-narik tangan Farras. Padahal ada Ardan dan Adit juga tapi kenapa Adel tak menyebut kedua orang itu ganteng ya?

Farras terkekeh.

"Ayoooo ikuuuut Adeeeel!"

Mau tak mau Farras mengiyakan. Hari Sabtu begini memang ia santai sih. Suaminya? Ada sejak dari pagi juga. Pagi tadi sudah menggodanya ketika ia sedang mengelap kaca. Ando muncul di depan kaca dengan cengiran. Tak hanya cengiran, Ando juga menjelek-jelekan wajahnya demi membuat Farras tertawa. Berhasil? Hampir. Walau setelah itu, Ando menghela nafas. Namun saat ia membalik badan, ia tak melihat Farras yang mati-matian menahan tawa. Astaga! Gak pernah pula si Ando bertingkah kayak gitu, akhir-akhir ini ia rela berbuat aneh demi Farras. Demi apaaa? Demi cinta tentu saja. Demi merebut hati Farras kembali. Tak boleh? Apa salah hamba yang berusaha? Walau ia tahu jika ia tak mungkin menyembuhkan luka itu dalam sekejab namun ia benar-benar ingin memperbaiki semua ini. Meskipun butuh waktu lama karena ia lah yang menghancurkannya sendiri.

Tapi Farras salut sih sama kekonsistenannya untuk menjadi suami tereceh bagi Farras setidaknya selama beberapa hari ini. Hihihi. Ya kapan lagi gitu kan melihat Ando bersikap kayak gitu? Kadang Farras yang suka gila sendiri di depannya. Sekarang gantian kan asyik.

Tiba di lapangan bola, ia melihat suaminya asyik bermain bola dengan para ipar dan sepupu lainnya. Ando sedang berlari-lari di tengah lapangan sana. Berusaha mengejar bola yang sedang digiring Ardan. Eaaak! Kalau urusan main bola, Ardan jagonya. Kalo urusan cewek, Ferril jagonya. Eh-eh tapi keknya enggak deh. Buktinya Echa aja gak luluh sama playboy yang satu itu.

Selain itu, ada mertuanya tentu saja. Ada Bunda juga yang sudah melambaikan tangan ke arahnya. Ada tantenya, Aisha dan Airin. Feri sih duduk-duduk saja bersama deretan para tante. Sementara Akib baru saja bergabung dengan melepas bajunya lalu berteriak-teriak. Hal yang membuat Airin tertawa. Astaga suaminya itu. Sudah berumur tapi kelakuannya tak berubah.

"Duduk di sini, Kaak!" tutur Bunda. Ia memberi ruang agar anaknya bisa duduk di atas karpet di sebelahnya. Farras? Sesungguhnya ia tak bisa memalingkan wajahnya dari Ando sejak tiba di sini. Hahaha. Suaminya itu tampak asyik bermain bola dengan Adit, Farrel, Ferril, Ardan, Agha, Aidan, Ali, dan Akib yang menjaga gawang. Akib satu-satunya yang masih kuat bermain bola dengan para keponakan. Kalau Feri, tadi sudah angkat tangan saat ditarik-tarik Ardan untuk ikut bergabung. Hal yang membuat Sara terpingkal. Pasalnya, suaminya sedari pagi mengasuh Sherin jadi sudah habis tenaganya. Boro-boro bermain bola. Ia jadi tim hore saja lah sambil sesekali mengawasi Sherin yang juga main bola bersama Adel, Adeeva, dan Adshilla.

Cinta Di Atas Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang