Ando sampai terduduk di dekat kakinya. Lelaki itu bahkan rela memeluk kedua kakinya dengan kuat agar Farras tak pergi. Tentu saja pertengkaran mereka pecah lagi ketika perempuan itu datang ke kantor Ando. Oke, Farras memang pernah memergokinya sekali tapi ia tak menyangka jika perempuan itu selancang itu masuk ke dalam ruangan suaminya. Farras membayangkan kalau keduanya sering bersama di dalam ruang itu. Dan....hanya berdua?
Itu lah yang melukai Farras. Walau Ando berkali-kali bilang maaf bahkan kini menahannya mati-matian. Farras langsung turun dari mobil begitu tiba di rumah. Perempuan itu juga langsung memberesi pakaiannya juga kopernya. Hal yang membuat Ando pontang-panting menahannya. Lelaki itu mengambil semua baju yang sudah ia masukan ke dalam koper lalu menaruhnya kembali ke dalam lemari. Terakhir, sampai memeluk kaki Farras seperti sekarang dengan Farras yang sudah menangis terisak. Padahal beberapa hari ini setidaknya mereka sudah baik-baik saja. Walau rusak lagi dengan kehadiran perempuan lain. Dan kalau lah Ando sadar, sejujurnya rumah tangga ini memang sangat lah rapuh.
"Maafin, Abi, Raaaas. Abiii mohoooon, jangan tinggalin, Abi," ibanya yang bahkan ikut menangis bersama Farras. Ando tak pernah seperti ini sebelumnya tapi ia rela melakukannya demi Farras. Demi anaknya juga. Demi rumah tangga mereka. Demi? Demi Allah. Demi janjinya pada Allah juga mertua dan orangtuanya. Akhirnya, ia ia mengingat semua janji itu dikala seperti ini. Terlambat? Tidak juga. Setidaknya ini belum berakhir.
Ketika Farras terduduk, ia memeluknya dengan kuat. Ia tidak berjanji tapi ia terus menuturkan kata maaf tanpa henti. Walau itu juga tak membuat Farras menghentikan tangisnya. Namun itu lah yang dapat dilakukan Ando. Hanya itu yang dapat ia lakukan.
Farras terluka parah. Parah sekali karena dikhianati. Lantas apakah ada kesempatan kedua untuk lelaki ini? Bagaimana jika suatu saat terulang lagi? Farras tentu takut. Tentu was-was. Ia tak mau terluka lagi namun disisi lain, ia juga cinta mati pada lelaki ini.
Allah...apa yang harus ia lakukan?
😍😍😍
Orang-orang kampret ini, makinya sembari menatap satu per satu, Adit, Dina dan Ardan yang terkikik-kikik.
Berawal dari curhatannya pada Ardan tentang Farras, lalu ditambah ponsel Farras yang ternyata terselip di mobilnya, ia ingin mengembalikan itu pada Farras. Tapi tentu tak berani bertemu langsung. Jadi ia ingin menitipkannya pada Ardan. Tapi kampretnya, Ardan bukannya menolong malah memintanya datang ke restoran ini dan tahu-tahu ada Farras di salah satu mejanya. Dan curhatannya bocor hingga terdengar pasangan sableng bin tidak waras, Adit dan Dina. Benar-benar trio kampret, pikirnya. Ia lupa kalau mereka adalah kampret bersaudara.
"Udaah sono lu samperiiin mumpung kagak ada suaminya!" seru Adit. Ketiganya sih masih tertawa-tawa.
Ternyata, Andra memang belum bisa move on. Hahahaha. Itu kabar menyenangkan yang diterima Ardan karena ternyata ia tak sendiri. Padahal, Andra sudah dicomblangkan dengan salah satu cewek oleh Ferril. Keduanya sudah sempat jalan beberapa kali. Lalu tetiba, Andra pergi begitu saja. Yaaah, sejak kejadian bertemu Farras di restoran itu lah yang membuat mood Andra hancur dan bertambah hancur saat mendengar kabar Farras hamil bukan dengannya. Sakit kan?
Mana ia ingat pula bagaimana ia membawa Farras ke rumah sakit saat itu. Menggendongnya dari restoran menuju mobil hingga masuk Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit. Nelangsa gak? Bangeeet. Tapi apalah daya, takdir cintanya begitu kampret juga sama dengan orang-orang terkampret yang pernah ia kenal dan duduk serempak di depannya ini. Saat mendengar Ardan bercerita tentang asmara Andra, Dina lah yang berinisiatif agar Andra bertemu dengan Farras. Setidaknya untuk membuat Andra benar-benar mengakhiri perasaannya. Karena sudah tak pantas lagi jika terus seperti ini. Adit juga setuju. Lalu saat keduanya setuju, keduanya malah menatap Ardan semalam. Ardan tau apa maksud tatapan itu. Ia pasti korban selanjutnya agar bisa melupakan Talitha. Hahaha. Tapi sepertinya tidak mempan. Toh, ia terlampau sering bertemu perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Cinta 2
SpiritualMenikah itu bukan akhir dari tujuan hidup. Nyatanya, ini adalah sebuah awal yang baru untuk memulai hidup berdua dengannya yang dicinta. Keduanya menikah diusia yang teramat muda. Namun setelah lima tahun pernikahan, apa yang didamba-dambakan setiap...