Ando sebetulnya tak ingin meninggalkan Farras begitu saja. Kalau bukan karena ada meeting dadakan yang diadakan daddy-nya pagi ini, ia tak akan berangkat. Ia tahu jika ia harus menyelesaikan masalah ini namun ia juga bingung bagaimana harus menjelaskannya. Tak ada celah sedikit pun untuk bisa membela diri. Karena Farras sudah menangkap basahnya yang berselingkuh. Hahaha?
Selingkuh?
Bisa disebut demikian kah? Ando juga tak paham meski tak merasa. Tapi bagi Farras, itu sama saja dengan mengkhianati. Ia tak tahu sudah sejauh mana hubungan mereka dan memang banyak hal yang masih belum diketahui oleh Farras bukan? Misalnya, sarapan yang hadir di meja Ando pagi ini. Biasanya, ia memakannya dengan lahap. Tapi kini? Ia merasa bersalah pada Farras. Kemarin-kemarin Ando ke mana saja hingga baru merasa bersalah sekarang? Khilaf?
Bisa jadi.
Saat mobil Ando sudah meninggalkan rumah, Farras baru membuka pintu kamar. Matanya merah, wajahnya masih basah bahkan ia berjalan lunglai. Tangannya memegang pintu dengan gemetar. Ia memang belum makan, badannya panas dan baru saja muntah di kamar mandi. Namun akhirnya ia beranjak demi mengambil makanan yang dipesannya melalui ojek online. Ia tak akan sanggup jika harus memasak. Dan lagi, sepertinya kulkasnya juga kosong. Bahan makanan pasti banyak yang habis. Ia belum sempat berbelanja lagi.
Ia makan sembari melamun. Tatapannya benar-benar kosong. Ia sesungguhnya tak berselera tetapi ia harus berhadapan dengan perempuan itu hari ini. Tentu saja ia mengajak perempuan itu bertemu untuk bicara. Dan akan bagaimana proses pembicaraan itu nanti pun Farras tak tahu. Ia hanya ingin mengira sudah sejauh mana mereka berhubungan dan lupakan soal ta'aruf sialan itu karena lihat lah cara keduanya berkomunikasi. Farras bisa menebak jika Ando pasti sering menghubunginya, mengantarnya dan mengiriminya pesan. Meski balasan pesan Ando tampak biasa namun entah kenapa, instingnya mengatakan lain. Dan itu membuat Farras takut seketika. Apa?
Instingnya yang mengatakan bahwa Ando tertarik pada perempuan itu. Atau mungkin...lebih?
Hahaha. Rasanya ia gila sekarang. Bukan kah ini yang ia ingin kan kemarin-kemarin? Di poligami atau diceraikan? Agar Ando bisa menikahi perempuan lain yang bisa memberikan anak untuk lelaki itu? Lantas Farras?
Baru begini saja, ia sudah tak kuat apalagi poligami. Omong kosong kalau ia bilang ikhlas dan rela demi kebahagiaan Ando. Itu sangat omong kosong. Perempuan mana yang rela melepas suaminya untuk perempuan lain? Dan seikhlasnya seorang istri yang melepas suaminya untuk berpoligami, bukan kah ada rasa sakit? Setidaknya sedikit? Jangan mangkir. Nyatanya manusia tak akan sanggup ikhlas seutuhnya. Lalu mengharap surga?
Surga seperti apa yang diharapkan jika harus ada perempuan lain yang tersakiti?
Jangan bodoh!
Lantas bagaimana dengan istri-istri Nabi? Bukan kah Ummu Mukminin, Aisyah RA juga pernah merasakan cemburu ketika Nabi dengan istrinya yang lain? Lantas bagaimana Farras yang hanya istri dari seorang Ando yang bukan apa-apa?
Itu lah yang akhirnya menampar kesadaran Farras. Kenyataan bahwa ia saja tak bisa menggenggam ikhlas itu memang memukulnya. Namun itu juga yang menguatkan kesadarannya. Apa?
Pernah dengar bahwa perempuan yang baik akan disandingkan dengan lelaki yang baik pula? Perempuan yang buruk juga akan disandingkan dengan lelaki yang buruk pula? Lantas bagaimana dengan lelaki yang berselingkuh akan disandingkan dengan perempuan yang seperti apa?
😂😂😂
Farras menghela nafas. Ia beranjak dari kursi riasnya. Kemudian mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia sudah memesan taksi dan diantar langsung ke tempat tujuan. Agak jauh perjalanannya, di Jakarta Pusat. Tak jauh dari kantor Ando sebetulnya. Yang menentukan tempat, tentu saja perempuan itu karena Farras yang menawarkannya. Ia keluar dari taksi lalu menghela nafas panjang. Belum juga berhadapan, matanya sudah memerah. Akhirnya ia berjalan dulu ke toilet lalu berjalan lagi menuju restoran di mana mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Cinta 2
SpiritualMenikah itu bukan akhir dari tujuan hidup. Nyatanya, ini adalah sebuah awal yang baru untuk memulai hidup berdua dengannya yang dicinta. Keduanya menikah diusia yang teramat muda. Namun setelah lima tahun pernikahan, apa yang didamba-dambakan setiap...