Terakhir Kali

5.2K 682 253
                                    

Abi kangen, Ras. Kangeeen sekali.

Dan pesan itu lah yang membuat Farras tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia sudah memikirkan banyak hal selama dua hari berjauhan dengan Ando. Tentang hatinya. Tentang rumah tangganya. Tentang kehamilannya. Bukan kah ini yang paling ia nanti kan selama lima tahun ini? Apakah kebahagiaan ini harus terhapus dalam sekejab? Karena sebuah pengkhianatan?

Farras menghela nafas. Ia menaruh ponselnya di atas nakas. Ia bahkan tak pernah membalas pesan Ando selama dua hari ini. Agar apa? Agar ia bisa tenang memikirkan keputusan apa yang ingin ia ambil. Apakah akan lanjut? Atau kah berpisah?

Setiap kata berpisah muncul dikepalanya, tiba-tiba ia terbayang wajah Papanya dan Bundanya. Dan itu membuatnya sangat berat. Lalu muncul pula wajah terakhir Ando saat melepasnya datang ke rumah ini. Lelaki itu sudah ingin menangis dan Farras paham. Ia bisa merasakan ketakutan Ando dua hari yang lalu itu. Walau ia tetap tersenyum dan mengelus pipinya. Karena sesungguhnya Farras pun tak bisa berpisah dengan lelaki itu. Ia masih sangat-sangat cinta. Meski sudah dikhianati begini.

Farras memejamkan matanya sesaat hingga airmatanya jatuh setetes ke bumi. Ia sudah menahan sesaknya dua hari ini tanpa suaminya. Bayang kan, akan bagaimana harinya tanpa lelaki itu? Kosong sekali bukan? Sama seperti Ando yang baru saja mengusap matanya. Lelaki itu akhirnya beranjak dari bangkunya lalu memilih mengambil wudhu kemudian mengaji. Kini hanya itu pelarian yang bisa ia lakukan untuk mengurangi rasa sesak jauh dari Farras meski hanya sesaat.

Setidaknya, Ando mulai kembali menata hidupnya. Ia mungkin agak terlena dengan kehidupannya yang baik-baik saja selama ini. Bahkan tergolong beruntung. Kenapa? Bayang kan saja. Ia menikah muda. Ia mendapat istri secantik dan sesolehah Farras. Hidupnya pun mapan hanya dengan meneruskan perusahaan keluarga. Bukan kah itu sangat-sangat beruntung?

Dan mungkin itu lah Allah menegurnya. Dengan ujian yang terlihat sepele tapi dampaknya luar biasa bukan? Buktinya, Farras sampai goyah dan maju-mundur memikirkan pernikahan ini. Ando? Sudah hancur sejak kemarin-kemarin. Hanya saja, ia berusaha bangkit untuk kembali bertobat. Menghadap-Nya. Bukan kah sedosa apapun seorang hamba, Allah masih mau mengampuninya? Sama halnya dengan Ando bukan? Pintu maaf dan ampunan itu masih terus terbuka selama hamba-Nya mau kembali dan bertobat. Dan Ando sedang meng-istiqomahkan itu. Mungkin ini saatnya untuk kembali mengecas imannya yang terombang-ambing diantara reruntuhan. Jika imannya bisa diperbaiki, insya Allah pondasi rumah tangganya juga akan mengikuti. Benar bukan?

Dan ini lah yang menjadi titik baru untuk seorang Ando. Apa? Tentu saja mensyukuri apa yang telah dimilikinya. Tidak semua orang seberuntung dirinya perihal jodoh ini. Sudah banyak contohnya dan tak perlu disebutkan namanya karena siapa pun pasti tahu siapa yang paling menderita jika membahas tentang jodoh ini. Lalu Farras?

Mungkin Allah sedang memberikan kesempatan pada Farras untuk menikmati masa mudanya yang sempat hilang karena sibuk mengurus suami dan rumah tangga. Ya kan?

😍😍😍

"Bang! Naik mobil aja sih!" omel Ferril. Padahal Farrel yang mengajak tapi abangnya itu malah mau membawa motor. Farrel hanya menghela nafas. Ia terpaksa meninggalkan motornya dan berjalan masuk ke mobil Ferril. Tak lama....

TIIIIN TIIIIN TIIIIIIIIIIIIN

"Sabar sih!" omel Farras. Perempuan itu baru saja mengunci rumah. Ferril terbahak karena berhasil menyulut emosinya. Aih, sejujurnya ia rindu saat mereka jalan bertiga seperti ini. Yeah, rencananya sih hanya mau pergi menonton bioskop dan disambut bermain game di Timezone.

Dan ketika Farras telah masuk, Ferril langsung mengendarai mobilnya. Farrel? Sudah membuka ponsel untuk membaca Al-Quran.

"Bang! Mau jemput si Fara gak?" goda Ferril. Farras tertawa di bangku belakang. Farrel hanya berdesis dan kembali fokus dengan bacaan Qurannya. "Malu-malu tapi mau," godanya lagi. Namun benar-benar tak digubris Farrel. Haaah. Ferril geleng-geleng kepala. Abangnya ini bebal sekali digoda. Tak mempan.

Cinta Di Atas Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang