22. Heartache

1K 51 1
                                    


"Cepat buka ! atau mau aku dobrak!"
Hyeri dengan tangan gemetar membuka pintunya.
terkejut.

matanya membulat penuh,itu Woobin akaknya sudah ada di ambang pintu dengan raut wajah yang merah padam. urat rahangnya terlihat jelas, sepertinya memang benar benar sedang tersulut emosi.

"Kakak.. kenapa kakak ke sini?" tanya Hyeri terheran

"Dimana bajingan itu!" tanyanya dengan gertakan giginya

"Siapa maksud Oppa"

"Suamimu.. bajingan itu dimana. aku harus memberinya pelajaran, berani sekali dia mempermainkan adikku."

"Apa maksud kaka? Ahjussi sedang bekerja. jangan menjelekkan Ahjussiku"

"Kau bodoh atau sudah di doktrin oleh bajingan itu hah! Ayo pulang tidak ada gunanya kau disini. Jimin bajingan itu hanya menjadikanmu alatnya untuk kepentingannya saja." Woobin menarik lengan adiknya itu menyeretnya keluar.

"Tidak Oppa.. Aku tidak mau pergi dari sini. aku mau bersama Ahjusii"

****

Jimin menemui Olivia, Dia berhasil menyusup diantara puluhan wartawan yang masih berdiri dedepan apartemennya. mereka mungkin lengah karena asyik mengobrol , sehingga tak menyadari keberadaan Jimin yang memakai masker dan menutupi kepalanya dengan topi Hoodienya. Wartawan sepertinya sangat berkompetensi untuk mendapat berita tentangnya.

"Jimin"

"Shuut " Jimin mengisyaratkan dangan jari telunjuknya yang ia letakkan di bibirnya,  Olivia berlari memluk Jimin, dengan sesenggukan. Jimin hanya terdiam, setelahnya membalas pelukannya dan menepuk-nepuk punggung Hyeri

"Tenanglah.. ada aku disini, kita hadapi semuanya "

"Harus bagaimana, apa yang akan kau katakan pada media hiks"
Olivia semakin menegeratkan pelukannya, mungkin reaksi karena rasa takutnya pada pemberitaan media .

"Ayo keluar"

"Apa? kau gila. kau mau berkata apa pada mereka!" Olivia merenggakan pelukannya dan mendongkak wajah Jimin penuh tanda tanya

"Kau akan tau nanti"

*****

Jimin membawa Olivia ke rumahnya, akhirnya Jimim berhasil membawa dirinya dan Olivia meninggalkan puluhan wartawan yang mendedaknya . setelah pernyataannya barusan, Jimin kacau balau. entah apa yang akan terjadi pada nama baiknya. saat ini dia hanya ingin menyelamatkan image Olivia, tidak mungkin juga Jimin sebut sebagai teman atau saudaranya jika media tau kalau Jimin menciumnya di tempat umum . Konyol,seharusnya memang bisa mengendalikan diri tapi rasanya memang tidak akan bisa. Olivia seperti magnet bagi Jimin, Jimin selalu tertarik kepadanya.

****

Sofa panjang berearna mocca itu, menjadi alas duduk bagi kedua orang ini sekarang. Jimin dan Olivia, Jimin masih linglung dia belum siap dengan pemberitaan yang jelas tanpa Jimin mencari artikel tentangnya hari ini pasti detik ini juga sudah membludak.

"Jimin..apa yang kau katakan itu benar?" Olivia penasaran

Jimin menoleh mamandang wajah cinta pertamanya itu. bohong jika Jimin berkata itu tidak benar, Semua benae. Jimin sangat mencintai Olivia ,Jimin memang ingin menikahi Olivia, menikah hanya dengan Olivia seharusnya yang selalu ada disisinya itu Olivia bukan Hyeri gadis kecil yang manja dan tidak jauh dari kesan anggun dan keibuan.

Tapi dimana Hyeri, Jimin baru menyadari kalau semenjak dia tiba dirumahnya. sosok Hyeri tidak terlihat. Jimin baru saja melupakannya , Jimin memutar bola matanya kali ini nampak sedikit penasaran dimana bocah itu? apa sudah tidur.

Married With Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang