24. Separate

1K 55 10
                                    


*****

Hyeri hamil. sontak hal itu membuat keluarga Hyeri syok berat, ibu Hyeri sudah menangis. Ayah Hyeri merasa terpukul. Woobin yang marah besar

"Berengsek.. aku tidak akan membiarkan bajingan itu bahagia" ucapnya dengan tangan mengepal

"Woobin berhenti bertindak bodoh, jangan gegabah. redakan dulu emosimu" isak ibu Hyeri

"Tenang??! Eomma..Hyeri terluka Hyeri harus menanggung semuanya , bajingan itu hanya ingin enaknya saja. ibu bilang kita harus sabar? sabar untuk pria seperti Jimin itu!" gertak Woobin

"Eomaaa.. sakiitt hiksss ahuuuaaaaaa eomma--"

Teriakan Hyeri dari dalam ruangan,membuat mereka khawatir kembali dengan kondisi Hyeri

"Ahjusiii..sakittt hikss--- Ahjussii tolong Hyeri, huaaaa---"
teriakannya semakin keras

"Hyeri ..hiks ,sayang tolong hentikan" ucap ibu Hyeri pada Ayah Hyeri yang masih mematung menahan amarahnya

"Aku tidak mau dapat cucu dari berengsek itu. biarkan saja aborsinya tetap berjalan" kata ayah Hyeri tegas. benar benar memperlihatkan amarahnya di wajah yang sudah sedikit berkeriput itu .

"Tapi Hyeri kesakitan , lagipula anak itu tidak bersalah. dia juga calon cucu kita..hiks" isak ibu Hyeri melemah, hatinya ikut hancur.

*****

Jimin menemui neneknya yang masih mengurung diri di kamar, dengan hati-hati Jimin membuka pintunya. nenek Park tengah menenun syal disana membelakangi Jimin

"Jangan temui nenek, sebelum membawa Hyeri kembali ke hadapan nenek " katanya datar tanpa mau berbalik

"Nenek.. Jimin --"

"Jimin nenek tidak main-main" nenek Park berdiri dari kursinya , berbalik berjalan mendekat ke arah cucunya itu

"Nenek mau bawa Hyeri kesini, kalau kau nekat berpisah dengan Hyeri, kau juga tidak akan melihat nenek lagi!" ancam nenek Park tegas

"Nenek.. biar Jimin jelaskan"

"Keluar! kau hanya boleh masuk ketika membawa Hyeri kembali!" seru nenek Park.

Mau tidak mau Jimin menuruti perintah neneknya itu, Jimin sangat menyayangi neneknya .

*****

Tubuh Hyeri lemas, perutnya masih nyeri . rasanya Hyeri tidak mau melakukannya lagi . padahal hari ini ada ujian menjelang akhir semester. Hyeri terpaksa tak mengambil kelas , dan masih beristirahat menyender pada kasur dan mengotak ngatik ponselnya. pesan untuk Jimin, rasanya tak bisa Hyeri tak mengirimi pesan untuk Jimin. rentetan yang mungkin bahkan sampai menyentuh angka seribu dengan isi pesan "Aku rindu Ahjussi" berulang kali. Hyeri akan terus mengirimnya sampai Jimin membalas pesannya mengatakan bahwa dia juga merindukannya akan menjemputnya kembali dan mengatakan bahwa tak pernah ingin berpisah dengannya.

"Hyeri.. apa sudah baikan?"
Hyeri buru-buru menyembunyikan ponselnya ketika ayahnya tiba tiba datang menemuinya.

"Eumm.. lumayan ayah"

"Maafkan ayah ya, kalau saja ayah"

"Tidak ayah.. aku baik baik saja, " Hyeri bohong berkata baik baik saja tapi air matanya tak bisa berbohong dan mulai membasahi pipi mulusnya itu

"Hhhahaha Hyeri menangis karena, karena hiksss Karena Hyeri sangat rindu Ahjussii.. huaaaaaa hiks.. aku tersiksa Ayah" Hyeri tak bisa terus terusan menahan rasa rindunya yang semakin bertambah, tertawa ketika air matanya mulau turun dan berakhir dengan isakan keras menahan rindu yang teramat dalam.

Married With Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang