06

886 54 3
                                    

Selama di cafe veranda merasakan gundah gulana setelah mengetahui jika adiknya mencintai alvin bahkan jauh dari sebelum mereka menikah..

Nabilah datang membawakan cokelat panas untuk veranda"minum dulu ve.. "Nabilah menyimpan cangkir itu dan dia ikut bergabung duduk bersama.

"Gimana ve udah bicara dengan shani? "Tanya nabilah

"Belum bil.. Shani masih sulit diajak bicara"veranda mengaduk cokelatnya dengan sendok ditangannya

"Saran aku sih kamu harus secepatnya "ucap nabilah

Ditempat lain.. Tepatnya di tempat meeting terlihat arya juga alvin sedang berdiskusi tentang proyek yang sedang mereka bangun.. Sejujurnya alvin bukan fokus pada meeting hari ini, dia justru fokus pada shani yang ternyata ikut meeting..

Shani memang selalu terlihat cantik dalam keadaan apa pun.. Kesamaan shani dan veranda yaitu sama-sama memiliki pesona yang kuat.

"Jadi dana yang kami akan dikeluarkan sesuai dengan apa yang bapak alvin minta dan itu sudah disepakati oleh bapak yudi sebelumnya"ucap arya

"Ya.. Jadi semua sudah sepakat maka meeting kita akhiri sja, terima kasih pertemuan hari ini" alvin cukup puas dengan meeting kali dan walaupun dia sedikit terganggu dengan adanya shani..

Meeting selesai mereka berkumpul didepan ruangan.. "Waw shan.. Aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi? "Ucap ray

"Kak ray.. Maaf shani agak sibuk jadi tidak sempat menemui kakak"

"Santai saja.."

"Shan ayok.. "Ajak arya

"Iya pak.. Kak aku tinggal, aku harus kembali ke kantor"

"Iya iya.. Silahkan"ray melepaskan kepergian dengan wajah yang terus tersenyum

"Mari semuanya.. "Ucap arya

"Mari.. "

Mereka pergi, alvin pun berbalik menuju ke ruangannya.. "Alvin.. Alvin.. Beruntung kali kau bro.. Dicintai 2 bidadari cantik.. Ckckck" decak ray

Diperjalanan menuju kantor, arya melihat shani menatap lurus jalanan dengan tatapan kosongnya..

"Banyak fikiran ya shan.. Sampai melamun begitu"suara arya membuat shani menoleh

"Ehm.. Tidak kok pak.. Lagi menikmati jalanan aja.. Setelah tumpukan pekerjaan"bohong shani

"Oh begitu.. "Arya cukup tau jika shani sedang berbohong tapi dia tidak mau mencampuri apa yang jadi beban pikirannya..

Niat hati ingin menyelesaikan kegundahan hatinya dengan datang ke kantor alvin, veranda justru mendengar kata "gw semalam tak sengaja mencium shani, karna shani menarikku pada keadaan itu"

Mendengar hal itu veranda seperti tertusuk pisau tajam miliknya sendiri.. Veranda kecewa dengan apa yang dia dengar, dia kecewa dengan keadaan ini. Kenapa shani berani melakukan senekat itu dengan mencium alvin.

V

eranda berjalan gontai dengan memegangi tembok-tembok disampingnya, tubuhnya rapuh dan tidak sanggup lagi untuk melangkah. Hatinya sangat terluka..

Andai aku tau 3 tahun lalu jika kamu mencintai alvin.. Maka aku tidak akan seterluka ini.. Kenapa shan.. Kenapa kamu bisa melakukan ini. Lirih hati veranda

#skip
Menjelang malam tiba..  Shani baru saja pulang melihat keluarganya sedang bersantai di ruang tengah..

"Lembur lagi shan? "Tanya yudi

"Iya pi.. "

"Sebelum tidur pastikan perutmu tidak kosong.. Nanti asam lambung kamu naik lagi"rose selalu mengingatkan hal itu

"Iya mi.. Tapi shani bersih-bersih dulu"

"Ya sudah.. "

Shani pun mulai melangkah melalui tangga dan dia berpapasan dengan veranda.. Veranda terlihat diam dan melalui shani begitu saja seperti dia tidak melihat shani.. Sempat merasa ada yang aneh dengan veranda namun dia tetap berfikiran positif mungkin veranda sedangkan kelelahan jadi dia tidak disapanya seperti biasa.

Shani pun melangkahkan kakinya lagi menuju kamarnya, tidak lama juga alvin datang dan veranda menyambutnya. Veranda juga mencium tangan alvin dan mengambil tas yanh dipegang alvin "aku sudah siapkan semuanya dikamar vin.. "

"Makasih sayang.. Aku mandi dulu " alvin mencium kening veranda dan berlalu kekamarnya

Veranda terus melihat tubuh suaminya yang semakin menjauh "apa kalian berkencan di belakangku vin.. "Ucap veranda pelan sehingga orang tuanya tidak bisa mendengarnya

Bersambung

Hopes (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang