07

707 58 3
                                    

Selesai membersihkan diri, shani duduk di depan cerminnya dan dia menatap dirinya sendiri..  "Sampai kapan aku hanya bisa menatap diriku dicermin dan menyesali semua perasaan yang aku rasakan.. "

Shani meraih fotonya dengan kedua kakaknya"kak.. Shani rindu bercanda bertiga tampa harus ada rasa penyesalan dalam diri shani.. "

Tok tok tok

"Non maaf.. Ibu dan yang lain sudah menunggu di ruang makan"pelayan rumah selalu datang dan mengingatkan tapi shani jarang sekali ikut bergabung makan bersama

"Iya aku akan turun.. "Shani merapihkan piama tidurnya lalu dia pun keluar kamar dan menuju meja makan

Benar saja semua orang sudah menunggunya"ayo sayang makan dulu"rose menarik kursi yang biasa shani duduki yaitu didepan kakaknya veranda

"Mau makan apa shan.. Mami ambilkan sekalian"rose memang paling tau jika bukan dia yang ambilkan makanannya, shani selalu makan sedikit sekali..

"Apa saja mi.. Asal jangan yang pedas"

"Mami sudah tebak itu.. Ya udah kamu sama ayam kecap saja dan sayur asem ya"rose menyiapkan Makanan itu untuk putrinya

Acara makan malam kali ini memang sangat larut tapi mereka bersyukur karna keluarga lengkap meskipun kurang hans..

"Makanan mami emang terbaik.. Shan kamu tuh harus contoh mami juga kakak kamu ve.. Mereka bisa memasak.. Jadi suami tuh makin sayang"mendengar penuturan sang papi veranda berhenti menyuapkan makanan kemulutnya

Veranda melihat reaksi shani yang biasa saja.. "Papi tau arya akan menerima kamu apa adanya tapi belajarlah memasak nak.. Demi suamimu kelak "sambung papi

Shani masih saja diam dan masih asik dengan makanan di depannya.. "Mungkin bukan arya yang dia harapkan pi.. "Celetukan veranda memancing semua mata termasuk shani melirik veranda

"Maksud kamu apa ve? Apa adikmu bercerita tentang kekasih hatinya? "Rose mulai kepo

Veranda menatap adiknya"tidak.. Tapi ve tau siapa yang dia harapkan menjadi kekasih hati.. "

"Siapa? "Yudi sejujurnya penasaran dengan kisah tertutup putrinya itu

Veranda menguatkan hatinya karna dia ingin tau reaksi apa yang shani atau suaminya tunjukan ketika kisah itu terbongkar"shan.. Apa kamu tidak ingin jujur? "Tanya veranda pada shani

Shani menatap bingung kakaknya "jujur apa? Apa yang harus dikatakan? "

"Kamu masih ingin menyembunyikan semuanya.. Setelah kakak tau kenyataannya "perkataan veranda membuat shani gusar

"Veranda kamu sedang mengungkapkan hal apa ini? "Tanya alvin

Veranda melihat suaminya"aku tau semuanya vin.. Semuanya! Termasuk perasaan shani pada kamu"

Bagaikan disambar petir.. Semua orang termasuk shani yang tiba-tiba terpaku di kursinya..

"Kamu bicara apa veranda! "Nada suara alvin lebih tinggi dari biasanya

"Bicara apa? Apa aku kurang jelas mengatakan jika shani itu memiliki perasaan lebih pada kamu vin.. Dia mencintai kamu"

"Veranda! "Yudi sedikit membentak

"Shani berbicaralah.. Apa yang aku katakan benar atau salah.. Shani! "

Shani melihat semua orang yang menatapnya, dia merasa terpojok.. Sedangkan alvin hanya diam membisu.

Veranda mendekati shani dan menarik shani untuk bertatapan langsung dengannya"tatap kakak dan katakan yang sejujurnya"

"Jawaban apa yang kakak inginkan jika kakak sudah tau kebenarannya.. " kedua mata kakak beradik ini mulai berkaca-kaca

Rose dan yudi terkejut dengan kenyataan yang baru saja mereka dengar.. Namun alvin yang tidak terima langsung mendekati shani dan menarik sampai menamparnya keras didepan semua orang..

Hati veranda sudah sakit dengan kenyataan ini sehingga dia tidak bisa merespon apa yang terjadi didepan matanya..

"Sudah aku katakan.. Lupakan.. LUPAKAN SEMUA PERASAAN ITU.. KARNA BAGIKU VERANDALAH YANG AKU CINTAI SAMPAI KAPAN PUN.. KAMU HANYALAH SAMPAH YANG TIDAK ARTINYA.. "perkataan itu kembali terulang.. Kata-kata yang menjadi titik kehancurannya kini kembali terulang..

"Mungkin perasaan aku salah dan aku tidak minta balasan apa pun.. Pilihan aku untuk jauh dari rumah ini sudah benar.. Sebelum aku datang semuanya mungkin tenang maka aku akan kembali meninggalkan rumah ini.. "Shani pun berlalu ke kamarnya

"Shani.. Shani.. "Rose mengejar Putri kecilnya

Opah berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri veranda"apa salah adikmu ve.. Cinta.. Apa Cinta alasan kamu semarah ini?.. Selama ini opah sudah menyaksikan banyak kisah dan cerita tentang Cinta.. Tapi opah baru melihat kisah Cinta seperti adikmu.. Opah tau jika adikmu mencintai alvin.. Dan opah tau jika 3 tahun lalu dia pergi karna permintaan alvin.. Kamu seorang kakak, kamu jauh lebih mengenal adikmu dibandingkan kamu mengenal suamimu.. Apakah dia tega merebut alvin dari kakaknya? "

Opah melirik alvin dan menampar alvin hingga dua kali.. Veranda terkejut dengan sikap sang opah "opah.. Stop.. Opah "

Opah melihat veranda tajam"kamu hentikan opah menampar pria ini.. Sedangkan tadi kamu diam ketika dia menampar ADIKMU VERANDA.. "

"Opah bukan.. "Belum lanjut bicara shani sudah menarik kopernya

"Nak.. Kita bisa bicarakan ini sayang.. Kamu jangan pergi lagi.. Hiks.. Mami mohon sayang hiks"rose mengikuti terus langkah shani

Sampai didepan opahnya shani memeluk opah"opah harus sehat ya.. Shani janji setelah shani di london, shani akan hubungi opah ya.. "

Opah memegang wajah cucu bontotnya "opah berdoa.. Siapa pun yang menyakiti hati cucu opah, dia akan menyesal seumur hidupnya.. Bahagialah nak"

Yudi mendekati shani dan merangkul putrinya "kini papi tau alasan kamu pergi dulu.. Sekarang papi izinkan kamu pergi nak, bahagialah.. "

Shani memeluk papinya erat dan shani menangis dipelukan papi "hiks.. Shani sayang papi hiks"

"Papi jauh lebih sayang kamu nak" yudi mencium kening sang Putri penuh cinta

Rose mendekati ayah dan anak itu, rose juga memeluk putrinya penuh cintai.. Rasa berat melepas sang Putri tapi demi kebahagiannya dia harus bisa kembali melepasnya..

"Bahagia selalu sayang.. "

Shani bergilir memeluk maminya dan menangis "hiks hiks.. Hiks shani akan selalu merindukan kalian semua"

Kepala shani terasa berat dan pandangannya mulai kabur.. "Agrhhh"

Shani tiba-tiba menjerit kesakitan.. Rose yang melihat shani kesakitan mulai cemas"shani.. Shani.. "

"Agrhh sakit mi.. Agrhhh"shani memegang kepalanya kuat

"Kita bawa ke dokter mi.. Ayok"ajak papi

"Iya pi.. Ayo sayang"mereka pun membawa shani pergi kerumah sakit

Veranda dan alvin yang ikut cemas pun ingin mengikuti orang tuanya tapo opah menahannya "dinginkan otak kalian dulu.. Sebelum kalian menemui shani"

Veranda benar-benar ada diposisi yang sangat salah.. Disisi lain dia mencintai alvin dan takut kehilangan alvin sedangkan di sisi lain dia juga seorang kakak yang mencintai adiknya.. Melihat shani kesakitan hato veranda seolah ditusuk semakin dalam.. Apa lagi dia dilarang untuk menemui adiknya.. Kakak mana yang tidak cemas melihat adiknya kesakitan seperti tadi..

Bersambung

Hopes (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang