Gue dan Aldian sudah sampe didepan rumah gue.
Aldian masuk kerumah gue dan mengucapkan salam begitu juga gue.
"Assalamualaikum"Ucap gue dan Aldian secara bergantian.
"Walaikumsalam"Ucap mama dan papa gue dari arah dapur.
"Eehh udah pulang?,ayo sini makan dulu"Ucap mama Aldian dan menyuruh gue dan Aldian makan malam bersama.
"Iyaa maa"Ucap gue dan menaruk barang barang gue dikamar gue lalu kembali ke meja makan.
"Silahkan dimakan nak Aldi"Ucap mama gue yang baru saja duduk dimeja makan disamping papa.
Papa kelihatannya dari tadi ada yang ingin disampaikan entah untuk siapa,muka papa gue gampang banget ditebak kalau mau ngucapin Atua ngomongin sesuatu.
Beberapa menit kemudian.
Semuanya sudah pada makan malam dan gue ingin kembali ke kamar gue untuk beristirahat tetapi tiba tiba papa gue manggil gue sama Aldian.
"Aldian,Arissa sini"Papa manggil gue dan Aldian entah kenapa dia manggil Aldian,gue dan Aldian saling natap dengan buka yang bingung.
Kami nggak ada pilihan lain dan segera mengikuti papa gue dari belakang dan jalan kearah ruangan pribadi papa gue.
"Duduk"Papa gue nyuruh gue dan Aldian duduk,gue mengikuti kemauan papa gue begitu juga Aldian.
"Kalian udah berapa lama pacaran?"Tanya papa gue secara tegas kepada Gue dan Aldian.
"Udah satu Minggu om"Ucap Aldian dengan santainya.
"Kalian serius dengan hubungan kalian?"Ucap papa gue yang melihat gue dan Aldian.
Dan tiba tiba tangan sama badan gue merinding dan gemetar sendiri gitu.
"Serius om"kata Aldian yang masih santai bicara dengan papa gue.
"Kayaknya om nggak bisa ngerestuin hubungan kalian?"Ucap papa gue dan gue terkejut dengan perkataan papa mata gue mantap papa gue dalam dalam untuk memohon tetapi keputusannya sudah bulat.
"Kenapa paa?"Ucap gue yang nggak terima hidup gue harus bergantung sama orang tua apalagi soal pacar.
"Papa mau kamu sama Aldian fokus belajar dulu"kata papa gue yang menatap lurus dan dengan nada bicara yang tegas.
"Baiklah kalau itu mau om,saya akan turutin tapi om harus janji bila Arissa sudah kuliah dia dibolehkan pacaran sama saya?"Aldian menatap wajah papa gue dengan serius dan melirik gue sekilas lalu tersenyum.
"Baiklah"
"Papa ke depan dulu kalian bicarakan dengan baik baik"Papa gue langsung berdiri dari tempatnya dan pergi dari sini.
"Heii,kok cemberut sih?,kenapa?"Tanya Aldian yang memerhatikan gue dari tadi.
"Jadi hubungan kita kayak mana?,apa kita udahin aja?"Ucap gue yang menunduk dengan mata yang berkaca kaca.
Gue hanya berfikir kenapa semau yang menjadi hak gue harus diatur sedemikian rupa oleh orang tua gue?apa gue belum cukup besar untuk memilih sendiri mana yang salah dan mana yang benar.
Gue hanya menggeleng dan mengalihkan wajah gue dari Aldian.
"Heii,kenapa?"Aldian memegang muka gue agar menatap kearahnya.
"Dengar yaa"
"Sampai kapanpun aku nggak akan nyerah buat dapatin kamu,entah apapun rintangan dan masalah yang kita hadapin,aku akan berusaha saa,misalnya kayak gini,papa kamu nggak ngizinin kita pacaran tapi kenapa kita nggak bisa pacaran diam diam?Yakan,aku akan usahain dan berjuang buat hubungan kita,ok aku cukup kepastian dari kamu aja itu udah lebih dari cukup"Aldian memegang tangan gue dan menciumnya lumayan hangat dan membuat hati gue menghangat.
"Sini"Aldian membuka tangannya kearah gue dan ingin memeluk gue.
Gue membalas pelukannya,gue juga nggak mau hubungan gue sama Aldian hancur cuma karena orang tua gue.
Aldian ngelus pundak gue dari atas sampe bawah.
Kami melepas pelukannya setelah beberapa menit dan Aldian memutuskan untuk pulang.
"Yaudah aku pulang dulu ya?"Aldian ngelus kepada gue.
"Iyaa,hati hati ya?"Ucap gue dengan muka datar.
"Kok mukanya ditekuk sih senyum dong"Aldian tersenyum kepada gue dan memperagakan gerakan tersenyum dimuka gue.
Gue pun tersenyum selebar mungkin.
"Yaudah aku pulang ya?"Tanya Aldian dan tersenyum lebar banget kearah Arissa.
"Yaudah,aku anterin ke depan"Gue berdiri dari duduk gue begitu juga Aldian dan kami jalan menuju pintu rumah.
Gue dan Aldian keluar lalu menuju keparkiran mobil untuk mengambil mobil Aldian.
Setiba dia ingin menaiki mobilnya dia mengambil satu kotak sedang berwarna biru dan mengasihnya kepada gue.
"Buat kamu"Ucap dia dan tersenyum kepada gue.
"Gue mengambilnya dan menatap Aldian,Aldian lalu mencium kening gue singkat lalu pergi.
Gue tersenyum dan kembali ke dalam rumah.
Dan gue mendapati mama dan papa gue sedang menonton TV diruang tamu berdua.
"Saa?"Panggil mama gue.
"Ya maa?"Gue langsung melihat mama gue dengan papa gue.
"Kenapa senyum senyum sendiri?"Tanya mama gue juga ikutan senyum.
"Biasa maa anak muda"Ucap gue dan segera kembali ke kamar gue.
"Ini lahh jadinya kalau anak baru pertama kali pacaran"Mama gue nyindir gue yang lagi naik anak tangga untuk segera ke kamar.
Bukannya senang anaknya udah punya pacar ini malah nyindir orang tua macam apa.
Nggak dibolehin pacaran lagii,jadi kayak mana gue mau cari suami?tanya gue bengong saat ingin menaiki tangga.
TBC
Jangan lupa follow coment vote dan baca.
Pencet dibawah dong
⭐⭐⭐
👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
"FIRST LOVE"
Teen FictionBUKAN KESEMPURNAAN YANG KU CARI.TETAPI YANG BISA MENERIMAKU APA ADANYA,ITUPUN UDAH LEBIH DARI CUKUP:).