Siang itu panas matahari terasa sangat menyengat. Halaman SD Mutiara sudah sepi, para penghuninya sudah pulang dari tadi. Seluruh kegiatan di sekolah itu sudah selesai, hampir semua guru dan murid sudah pergi meninggalkan lingkungan sekolah. Tapi jauh dari keramaian, di belakang sekolah tepatnya. Seorang anak yang sedang dirundung teman temannya."Kamu gak usah ganggu kita lagi, kita tuh gak mau temenan temenan sama kamu! Kamu cari teman yang lain sana!" Seru salah satu perundung, sebuah tendangan ia daratkan ke tubuh anak itu yang membuatnya meringis kesakitan.
"Apa salah aku sih, aku hanya ingin berteman dengan kalian." air matanya sudah membasahi pipinya sedari tadi, ia jatuh terduduk karena tak sanggup menahan rasa sakit akibat perlakuan kasar yang diterimanya.
"Kamu ngaca dong! Kamu tuh jelek!"
"Iya! Gak ada yang akan mau temenan sama orang orang jelek seperti kamu! Bener gak Yuuki?"
Anak yang dipanggil Yuuki tadi bangkit dari duduknya. Menepuk nepuk bagian belakang celananya yang kotor dan juga lecek agar kembali ke keadaan yang semula.
"Yaudahlah, yuk kita pulang. Buang buang waktu aja."
—Ia sudah muak melihat anak yang tak kapok kapok mengganggu nya teman temannya.
"Tapi dia harus kita kasih pelajaran lagi biar dia kapok""Bener kata Martin, besok pasti Han bakal gangguin kita lagi" tambahnya, Martin mengangguk setuju.
"Jadi mau kamu gimana, Dio?" tanya Yuuki dengan tatapan dingin.
"Ya paling enggak kita harus buat dia kapok!" ucap Dio Mantap.
"Emang kamu belum puas dari tadi mukulin Han?"
"Sebanyak apapun aku mukulin dia, dia pasti datang lagi besok, trus besok nya lagi, trus besoknya lagi. Aku mau bikin dia gamau datengin aku lagi!" tutur Dio tegas.
Yuki menatap Han dengan tatapan datar. Lalu ia berjalan mendekat dan meraih kaca mata yang bertengger di hidung Han.
"Mulai besok kamu gausah ganggu kita lagi, oke?" ucap Yuuki penuh penekanan.
Yuki berdiri, menjatuhkan kaca mata itu ke tanah lalu menginjak nya hingga hancur. Dio dan Martin yang melihat itu tersenyum puas, sedangkan tangisan Han semakin menjadi.
"Dah, yuk pulang" Yuki berjalan mendahului Dio dan Martin.
Dio dan Martin melontarkan hinaan dan juga melayangkan beberapa pukulan sebelum akhirnya pergi menyusul Yuuki.
"Yuuki emang hebat, kalo gini pasti besok Han ga berani gangguin kita lagi" puji Dio. Martin menyetujuinya. Sedangkan Yuuki tak memperdulikannya, ia hanya sudah lelah menaggapi Han yang terus terusan mengikuti ia dan teman temannya.
"KALIAN!, BERHENTI!"
Suara bariton itu menggelegar, menghentikan langkah Yuuki dan teman temannya. Ia berbalik badan, mencari tahu siapa pemilik suara itu. Pak Darto, penjaga sekolah berdiri diujung lorong bersama dengan Han yang sedang menangis. Yuuki memroses informasi itu dengan lambat, sampai akhirnya ia sadar dengan apa yang telah dilakukannya yang membuat Pak Darto sangat marah.
Tanpa aba aba, mereka bertiga lari. Tapi mereka menabrak Satpam yang baru selesai mengecek kelas.
"TANGKAP MEREKA PAK!" perintah Pak Darto sambil berlari secepat mungkin menghampiri ketiga anak tadi.
Satpam tadi berhasil mencengkram lengan Dio dan Martin dengan kedua tangannya, tapi ia tak bisa menangkap Yuuki. Yuuki berusaha untuk bangkit dan segera lari, baru saja ia berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya, Pak Darto meraih kerah nya dan kemudian menjatuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alathia : The Truth Untold
Teen Fiction"Gue suka sama lo." "Apa itu sebagai teman?" "Enggak, gue serius jatuh cinta sama lo." "Lo orang paling berani yang pernah gue temui, walaupun banyak orang yang salah paham soal masa lalu lo. Lo gak pernah ragu buat nolong mereka. Lo orang yang pali...