Alasan

22 6 0
                                    

"Ah, Zahrial Adhirga Galaxy. Udah lama kita gak ketemu ya?" Ucap salah satu siswa ber kepala plontos yang tiba tiba keluar dari kerumunan itu. Yang membuat Galaxy spontan menjauhkan Ara dengan tangannya.

"Gue masih inget banget kelakuan kurang ajar lo dulu, dan sayangnya gue gak bisa bales saat itu juga." Lelaki itu berjalan mendekati Galaxy yang duduk di tepi tempat tidur UKS.

"Tapi sekarang lo udah bukan anggota lagi, jadi gue bebas ngelakuin apa aja tanpa takut ditegur R." Ucap Lelaki itu sambil menyeringai.

"Ah, si bajingan ya. Gue juga udah gak sabar buat bikin muka jelek lo jadi tambah jelek." Ucap Galaxy sambil menatap mata Galang tajam. Ia tak gentar, walaupun ia tahu dirinya tak akan bisa melawan jika Galang menyerangnya sekarang. Tapi tak ada sedikitpun rasa takut yang hinggap di hatinya.

Galang dan teman temannya tertawa mendengar ucapan Galaxy. Seperti sebuah lelucon yang dikatakan oleh orang yang akan mati.

"Bagus, gue suka gaya lo." Ucap Galang sambil menepuk pipi Galaxy pelan. Galaxy hanya bisa memasang wajahnya yang paling garang, menyembunyikan semua rasa sakit yang ia rasakan.

"Tapi omongan lo ga pantes sama muka hancur lo sekarang. Gue gak sudi lawan orang yang bahkan gak bisa berdiri." Cemooh Galang. Ia sudah mendengar kabar Galaxy yang mengalahkan Tim Dio seorang diri, ditambah ia dikalahkan oleh Pangeran dari neraka. Galang tahu betul kalau Galaxy hanya menggertaknya. 

 "Gue tunggu pulang sekolah." Tawanya hilang, digantikan dengan tatapan yang mengintimidasi.

 Setelah mengatakan itu, Galang memerintahkan teman temannya untuk pergi dari UKS, meninggalkan Galaxy dan Ara yang akhirnya bisa bernafas lega.

Kaki Galaxy bergetar, hingga ia kesulitan menjaga keseimbangannya. Ia bersandar ke dinding untuk menopang tubuhnya yang lemas. Hari ini benar benar melelahkan baginya. Ara yang melihat Galaxy sedang kesulitan cepat cepat membantunya untuk berdiri dengan sempurna.

"Lo gapapa?" Tanya Ara sambil menuntun Galaxy untuk duduk di kursi yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Galaxy mengusap wajahnya kasar, padahal sudah sebulan ia dan Ara bisa merasakan ketenangan. Tapi semuanya seperti runtuh seketika. Ia sadar, rintangan pasti akan menghampirinya dan Ara mulai dari sekarang. Dan melawan Geng Draggon R sendirian, rasanya kehidupannya di sekolah akan menjadi tak menyenangkan.

"Maafin gue ya, Ra. Mungkin mereka akan mulai gangguin lo lagi." Ucap Galaxy penuh rasa bersalah. Saat ini ia bahkan tak berani menatap mata Ara.

"Gue dah capek bilang ini ke lo, ini semua tuh bukan salah lo. Stop nyalahin diri lo sendiri, Gal" Jawab Ara sambil mengelus pundak Galaxy. 

Ara bersandar di punggung kursi, menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Matanya menatap langit langit UKS yang terlihat tak jauh dari pandangannya.

"Gue pikir setelah Yuuki jaga jarak sama gue kehidupan gue di sekolah bakal bosenin. Ditambah Geng nya Galang yang terus terusan gangguin gue, bikin gue gak mau pergi ke sekolah. Gue bahkan sempet berpikiran buat pindah." Ara mulai bercerita, mengenang masa lalunya yang sebenarnya tak ingin ia kenang. Galaxy yang mendengar cerita Ara pun mengangkat kepalanya, ia tak tahu kalau Ara punya pikiran untuk pergi dari sekolah ini.

"Tapi sebelum gue berhasil buletin tekad gue. Ada orang bodoh, berpikiran pendek, dikit-dikit mukul, dan emosian, yang tiba-tiba masuk ke dalam hidup gue dan bikin hidup gue berubah." Ucap Ara sambil memandang Galaxy yang kini mendengarkan ceritanya tanpa menghadap ke arahnya.

"Dia selalu ada buat gue disaat gue kesusahan, bantu gue ngobrol sama temen kelas sampe akhirnya gue ga sendiri lagi, jaga gue dari orang-orang yang mau jahatin gue. Dan mastiin gue senyum hari itu." Ara kini mengubah posisi duduknya, menghadap ke Galaxy.

Alathia : The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang