Sorakan para murid bersahutan saat bus mulai bergerak. Setelah menanti cukup lama, akhirnya mereka berangkat menuju bumi perkemahan. Mereka mulai menyanyikan lagu lagu tentang tamasya dan perkemahan, menebarkan kebagiaan. Tapi euphoria yang sedang dirasakan para murid tidak sampai di kursi paling belakang. Yuuki berada di dunianya sendiri, kehebohan yang terjadi tidak memancing dirinya untuk ikut hanyut dalam suasana. Olive yang berada di sampingnya sedikit dilema, sebenarnya ia ingin bergabung dengan yang lain, tapi ia tahu kalau Yuuki tak menyukainya. Jadi Olive memutuskan untuk memperhatikan apa yang dilakukan teman-temannya dari tempat duduknya.
Perjalanan dari sekolah menuju bumi perkemahan memakan waktu 4 jam. Dan Yuuki benar benar tak melakukan apapun selain mengganti musik yang ia dengarkan lewat earphone nya. Berbeda dengan Olive yang sempat tertidur, Yuuki sama sekali tak memejamkan matanya. Ia sibuk memperhatikan jalanan, dan juga pemandangan yang dilewatinya.
Waktu berlalu, dan akhirnya mereka sampai. Setelah bus berhenti sempurna, dengan hati hati para siswa bergantian turun dari bus. Mungkin kalian bisa menebaknya, Yuuki memastikan kalau semua siswa sudah turun lebih dulu sebelum beranjak dari tempat duduknya. Sama dengan Olive, karena ia tak mempunyai pilihan lain. lagipula ia juga tak keberatan duduk lebih lama di samping Yuuki. Hingga akhirnya tiba gilirannya turun, ia menenteng tasnya lalu keluar menyusul siswa lainnya yang sudah berkumpul di lapangan utama.
Para siswa dikumpulkan di lapangan, lalu diadakan apel singkat untuk membagikan jadwal kegiatan dan juga regu.
"Selama di perkemahan, kalian akan menjalankan rangkaian kegiatan dengan regu yang sudah ditentukan. Disetiap regu berisikan 8 orang, 4 laki laki dan 4 perempuan. Mungkin kebanyakan adalah teman baru buat kalian, tapi regu itu yang akan jadi teman sekelas kalian nanti, jadi kegiatan ini bagus untuk mengenal satu sama lain. Jadi walaupun awalnya kalian masih canggung, coba untuk beradaptasi dan menjalin pertemanan dengan teman sebanyak mungkin, ya!" Tutup sang protokol. Dia adalah Rangga, Perwakilan dari pengurus inti OSIS yang ikut ambil bagian dalam event ini.
Mata para siswa terkunci padanya sampai ia benar benar turun dari podium. Tak lama setelah Rangga turun, naik seorang perempuan berkacata tebal dengan secarik kertas di tangannya. Setelah sedikit mengetes pengeras suara, ia mulai berbicara.
"Setelah ini, kalian bisa membubarkan diri dan berkumpul dengan regu kalian. Kalian diberi waktu 15 menit untuk memindahkan barang kalian ke tenda dan sedikit berkenalan, saat nanti kalian dengar suara sirene, kalian harus sudah baris di sini lagi berdasarkan regu. 15 menit, dimulai dari sekarang." Para siswa langsung bergegas menuju tenda masing masing yang tertera di kertas yang di berikan.
"Baik baik di sini. Kalo ada yang macem macem bilang ke gue." Ucap Yuuki kepada Olive.
Olive tersenyum lalu mengangguk cepat. "Iya. Lo juga hati-hati."
Setelah mengucapkan salam perpisahan, mereka mencari tenda mereka masing masing. Yuuki memandang denah yang ada di kertas dengan seksama, memutar mutarnya untuk menemukan arah yang tepat. Panitia penyelenggara melakukan tugas dengan baik karena denahnya sangat mudah dipahami. Setelah yakin dimana letak tendanya, Yuuki mulai berangkat mencarinya.
Setelah mencari cari, akhirnya langkah kaki Yuuki terhenti di sebuah tenda dengan nama yang sesuai dengan kertasnya. Belum ada siapa siapa di tenda itu, nampaknya ia yang pertama sampai. Yuuki meletakkan tasnya, lalu sedikit membaca jadwal. Pembagian regu, Upacara pembukaan, istirahat, materi, lintas alam, istirahat lagi, materi lagi, pentas seni, dan ditutup dengan istirahat. Itu adalah kegiatan untuk hari ini. Karena pembagian regu sudah dilakukan, berarti selanjutnya adalah upacara pembukaan di lapangan, 13 menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alathia : The Truth Untold
Teen Fiction"Gue suka sama lo." "Apa itu sebagai teman?" "Enggak, gue serius jatuh cinta sama lo." "Lo orang paling berani yang pernah gue temui, walaupun banyak orang yang salah paham soal masa lalu lo. Lo gak pernah ragu buat nolong mereka. Lo orang yang pali...