(O)pportunity

43 9 0
                                    


Kicauan burung dan sinar mentari yang mengintip dari balik awan menemani pagi Yuuki. Hawa dingin yang menusuk kulit serta aroma embun pagi seakan menyabutnya. Di halaman sekolah, terlihat Pak Nardi yang sedang sibuk bersih bersih. Mungkin Pak Nardi sangat fokus menjalankan tugasnya sampai sampai tak menyadari keberadaan Yuuki.

"Yang bersih pak!" Pak Nardi menoleh, lalu tersenyum saat menyadari sang pemilik suara.

"Keduluan kamu Yuu." Teriak Pak Nardi.

"Dia lagi ya pak?" jawab Yuuki setengah berteriak juga.

"Hahaha, Iya." 

"Gapapa pak, ngalah sama cewek." Mereka tertawa bersama sebelum akhirnya Yuuki melanjutkan langkahnya.

Dari ujung koridor, matanya sudah bisa menangkap sosok wanita yang sedang tertidur pulas sambil menyandarkan kepalanya ke tembok. Mungkin pemandangan ini akan sering ia lihat mulai dari sekarang.

Yuuki berjalan melewati Olive, mengambil alat penyiram tanaman dan mulai melakukan tugasnya. Tidak seperti kemarin, suara gemercik air yang menabrak bunga membangunkan Olive.

"Lo dah dateng?" Ucap Olive sambil meregangkan otot otot tubuhnya.

"Lo gak punya tempat tidur di rumah?" Cibir Yuuki.

"Tempat tidur mah ada, waktunya yang gak ada." Olive mengusap mata, lalu mengeluarkan ikat rambut dan memgubah gaya rambutnya menjadi ponytail. Setidaknya dengan begini kantuk tidak mudah menyerangnya.

"Pindah ke dalem sono!" Perintah Yuuki.

"Dih, ngatur." Olive tertawa kecil. Ternyata dia memang menikmati obrolan ini.

"Ganggu lo disini." kata Yuuki datar, yang dihadiahi pukulan pelan dari Olive.

"Sialan." Umpatnya. "Ngomong ngomong lo belum ngasih tau gue alasan lo bilang itu kemarin." tambah Olive. Dia tak mengerti kenapa hal sepele seperti itu menghantui hidupnya. Rasa penasarannya terlalu besar.

"Lo bener bener pengen tahu? emang segitu pentingnya buat lo? apa lo ga punya hal lain buat dipikirin? " Yuuki menghujani Olive dengan banyak pertanyaan, habisnya dia sendiri tak habis pikir kenapa orang seterkenal Olive bisa sangat tertarik dengan dirinya yang biasa saja.

"Iya! gue bener bener pengen tahu banget. Lo ga ngerti aja gue ga berhenti mikirin ini dari kemarin." Jawab Olive dengan polosnya.

"Buat apa coba, buang waktu banget." Gumam Yuuki.

Yuuki menghela nafas dan menghentikan aktifitasnya. Menatap langsung ke mata Olive.

"Gue gak mau ngerusak ketenangan hidup lo, dan gue mau menjaga ketenangan hidup gue." Ucap Yuuki serius.

"Ketenangan hidup gue baik baik aja kok, dan gue juga gak ngerusak ketenangan hidup lo." Sahut Olive.

"Oh ya?, orang orang ngeliat lo nafas aja pada histeris. Tenang dari mana."

Olive hanya meringis karena tak bisa menyangkal hal itu.

"Terus, gue ga mau reputasi lo rusak gara gara temenan sama gue." Yuuki melanjutkan lagi pekerjaannya yang terhenti tadi.

"Kok bisa gitu?"

"'Kok bisa gitu?' katanya." Gumam Yuuki.

"Lo tau sendiri kan, gue ga punya temen." Yuuki berpindah ke sisi lain Olive, menyirami bunga yang ada di sisi itu.

"'Gue ga nyari temen berdasarkan jumlah temennya."

"Pasti ada alesan kan, kenapa gue ga punya temen. Dan gue kasih tau aja, alesannya ga baik. Seangkatan udah tahu semua. Jadi kalo lo deket deket sama gue, orang yang gasuka sama gue bakal gasuka sama lo juga." Jelas Yuuki panjang lebar, ia harap Olive bisa mengerti dan menjaga jarak dengannya.

Alathia : The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang