Cahaya jingga menyinari bumi dengan megahnya. Membuai siapapun yang melihatnya dengan pemandangan indah bak lukisan. Dua orang anak sedang duduk bersampingan di bangku taman. Dengan seragam yang sudah berantakan, dan juga wajah yang dihiasi plaster. Es krim di tangan mereka seakan menjadi pelengkap hari mereka, sore ini terasa sangat sempurna.
"Lo tadi keren banget! Mereka lari kaya cewek, padahal waktu gangguin gue gayanya sangar banget!" Ucap anak laki-laki itu menggebu-gebu, kaca matanya bergerak naik turun mengikuti ekspresi wajah pemilikinya. Berbeda dengan anak disebelahnya, penampilannya masih terlihat sangat sempurna, tak ada goresan luka sedikitpun di badannya, hanya rambutnya saja yang terlihat acak-acakan.
"Hmm, biasa kok." Ucapan polos anak itu membuat Yuuki tersipu malu.
"Lo kok jago banget berantem?"
"Gue udah dilatih Karate sejak kecil sama ayah gue. Dan gue juga belajar Kendo sama Judo." Jawab Yuuki sambil menjilati es krim nya yang mulai mencair.
"Wah, keren banget!" Mata anak itu berbinar-binar mengaggumi Yuuki, sedangkan Yuuki berusaha menutupi rasa malunya. "Lo mirip sama jagoan-jagoan yang ada di film! Keren banget!" Tambah anak itu.
Dia tiba tiba berhenti bicara. Menghela nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
"Padahal gue udah sering banget di bully, banyak yang tahu juga. Tapi cuma lo yang mau bantu, yang lainnya cuma pura-pura nggak tahu."
Yuuki melirik anak itu yang berbicara dengan tatapan sendunya. Pasti hari harinya sangat berat, ia merasa sangat kasihan kepadanya.
"Makanya lo keren banget, kaya jagoan!"
Yuuki semakin tak bisa menahannya, ia menghabiskan es krimnya dengan cepat, lalu berdiri.
"Dah sore, yuk pulang." Yuuki berjalan mendekati tempat sampah yang ada di dekatnya, lalu membuang bungkus es krimnya.
"Siap, Kapten!"
Yuuki berhenti, berbalik menatap anak itu.
"Kapten?" Tanyanya.
"Iya Kapten, gue boleh manggil lo Kapten, kan?"
Yuuki berpikir sebentar, meskipun sedikit terdegar kekanak-kanakan tapi lumayan keren juga.
Yuuki mengangkat kedua bahunya. "Terserah."
---
"Yuuki."
Suara Olive berhasil membangunkan Yuuki dari lamunannya.
"Kenapa?" Tanya Yuuki.
"Lo, nggak apa apa?" Ucap Olive cemas, baru pertama kali ini ia melihat air mata Yuuki.
Yuuki mengangkat kedua alisnya, tak tahu kenapa Olive bertanya seperti itu. Dengan pelan Olive mengangkat jarinya, menunjuk ke arah wajah Yuuki. Spontan Yuuki menyentuh pipinya, dan ia sendiri bahkan terkejut merasakan basah yang entah karena apa.
"Loh?"
Yuuki menatap jarinya yang basah dengan penuh tanya. Air matanya keluar tanpa ia sadari, tak ada pertanda ataupun aba aba. Keluar begitu saja. Dengan cepat Yuuki mengusapnya, menghapus jejak air mata dari wajahnya.
"Lo beneran nggak apa apa, kan?" Tanya Olive memastikan.
Yuuki mengangguk. "Gue, baik baik aja, kok." Lalu tersenyum tipis setelah mengatakan itu.
Ia kemudian berjalan menuruni tangga, berniat pulang. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar pertanyaan yang Olive lontarkan.
"Lo kenal sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alathia : The Truth Untold
Teen Fiction"Gue suka sama lo." "Apa itu sebagai teman?" "Enggak, gue serius jatuh cinta sama lo." "Lo orang paling berani yang pernah gue temui, walaupun banyak orang yang salah paham soal masa lalu lo. Lo gak pernah ragu buat nolong mereka. Lo orang yang pali...