Masa Lalu Menyapa

12 3 1
                                    


Keringat mengucur membasahi wajah Olive, sudah seharian ini dia mondar-mandir mall untuk mencari keperluan perkemahaan besok. Di tangannya kini penuh dengan barang barang yang baru saja di belinya, hampir tak menyisakan ruang bagi tangan Olive untuk melakukan hal lainnya.

Olive menuruni eskalator dengan tergesa-gesa, ia tak punya waktu untuk menunggu tangga berjalan itu membawanya turun. Ada seseorang yang telah menunggunya di cafe, seseorang yang spesial baginya. Benar, Yuuki. Meski tak sedikit orang yang kesal karena kena senggol, Olive tak peduli, yang ia inginkan sekarang hanya sampai di parkiran secepatnya.

Setelah berhasil melewati kerumunan orang di eskalator, Olive langsung pergi mencari pintu keluar yang terhubung dengan tempat parkir di mana mobilnya berada. Ia bersyukur karena tak banyak orang yang ada di parkiran, mempermudah dirinya untuk sampai. Di tengah perjalanannya, ia merasakan ponsel yang berada di saku celana nya bergetar yang mengganggu fokusnya. Karena tak memperhatikan jalanan, kaki nya tersandung pembatas trotoar dan membuatnya terjatuh. Semua barang barang yang dibawanya berserakan di jalan, telapak tangannya memerah karena beradu dengan tanah. Olive meringis kesakitan, memaki benda mati yang menghalangi langkahnya.

Meski merasakan sakit di tangan dan lututnya, Olive berusaha berdiri, melanjutkan perjalanannya. Setelah mengumpulkan semua barang nya yang berserakan, Olive pun mengangkatnya. Rasa perih langsung menjalar ke tubuhnya, membuat ia secara spontan melepaskan genggamannya. Olive menatap tangannya yang lecet, mengibaskannya beberapa kali untuk membuang rasa sakitnya.

"Ah, sial. Kalo gini gue nggak bisa ketemu Yuuki dong." Gerutu Olive dalam hati.

Olive merogoh sakunya, melihat siapa orang yang membuatnya kehilangan konsentrasi dan akhirnya terjatuh seperti ini. Ia berjanji akan langsung memaki orang itu karena membuatnya sial. Tapi, Olive langsung mengurungkan niatnya begitu melihat nama Yuuki muncul di layar handphonenya. Pesan singkat yang menyuruhnya untuk segera pulang terpampang jelas, membuat ia kembali tersadar kalau ia harus buru buru.

Olive memainkan jarinya di atas layar handphonenya, mencari kontak supir nya. Setelah ketemu, ia langsung menekan tombol panggil dan memberi tahu supirnya untuk menjemput. Setelah mengatakannya dan sang supir sudah menjawab, Olive memasukkan kembali handphone nya kedalam saku celananya. Dengan susah payah ia membereskan barang barangnya sekali lagi, menatanya agar mudah dibawa.

Olive menunggu dengan cemas, ia takut Yuuki akan pulang duluan. Meninggalkan dirinya dan mungkin malah berangkat bersama Ara. Kemungkinan yang paling ia tidak inginkan. Saat sedang sibuk mencari keberadaan supirnya, tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya. Suara yang sangat asing di telinganya.

"Olive?"

Olive menengok, mendapati seorang lelaki berjalan ke arahnya. Dilihat dari perawakannya, sepertinya lelaki itu masih seumuran dengan Olive. Tubuh tinggi standar, kulih putih, rambut yang tertata rapih. Cukup tampan, tapi di mata Olive ia tak lebih tampan dari Yuuki.

"Lo ngapain di sini?" Tanya lelaki itu lagi.

Olive tak langsung menjawab pertanyaan yang dilemparkan kepadanya, ia hanya memandang datar lelaki itu, meneliti setiap inchi tubuhnya, memastikan dia bukan orang yang berbahaya. Sadar di tatap dengan tatapan penuh selidik, lelaki itu menggaruk tengkuk-nya dan mulai tersenyum kaku.

"Oh, iya. Gue lupa ngenalin diri gue." Lelaki itu mengulurkan tangannya. "Gue Martin, kelas IPA 3. Seangkatan sama lo."

Olive diam, tak sedikit pun berniat menyambut uluran lelaki asing di depannya itu. Sadar kalau dirinya dihiraukan, Martin menarik kembali uluran tangannya. Malu tentu saja, tapi ia berusaha untuk tidak menampakkannya.

Alathia : The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang