"Woy tukang bully!" suara keras itu memenuhi koridor, seakan memanggil siswa di sekitar untuk berkumpul dan menyaksikan apa yang akan terjadi. Yuuki menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan memandang sang pemilik suara dengan tatapan dinginnya.
"Mendingan lo tolak permintaan Bu Zahra. Lo harusnya sadar diri! kalo lo itu ga pantes" ucap Dio masih dengan nada yang tinggi.
Yuuki sebenarnya tak mengerti kenapa Dio sampai semarah ini. Walaupun Yuuki tak tahu apa yang terjadi pada Dio dan Olive kemarin, tapi Yuuki yakin kalau hubungan keduanya belum sampai pada tahap serius yang membuat Dio merasa harus menyingkirkan orang yang berani mendekati Olive.
Sementara itu, Olive yang dikagetkan dengan suara keras dari luar kelas langsung bergegas untuk mencari tahu, meloloskan diri dari siswa siswa yang mengelilinginya. Sesampainya di luar kelas ia melihat banyak siswa yang berhenti di tempat mereka masing masing dan sedang menyaksikan sesuatu. Setelah diperhatikan, mereka sedang melihat ke arah Dio dan Yuuki yang sepertinya sedang bersitegang
"Wah, mereka mulai lagi"
"Pas MPLS hari pertama juga kaya gini kan?"
"Deja vu"
Komentar demi komentar keluar dari mulut para siswa yang sedang menyaksikan kejadian itu. Olive yang tak tahu menahu apa yang menyebabkan perseteruan mereka hanya bisa menyimak dan memperhatikan dengan seksama.
"Pantes atau enggak nya gue bukan lo yang nentuin. Toh, nyatanya dia sendiri yang milih gue" ketenangan Yuuki tak pergi dari dalam tubuhnya meskipun lawan bicaranya sudah bersungut sungut.
"Lo jangan besar kepala dulu, Olive milih lo karna dia belum tahu kebusukan lo" Siswa mulai berdatangan karena penasaran. Apalagi Dio menyebut nama Olive yang masih sangat hangat diperbincangkan. Olive yang mendengar perkataan Dio sekarang tahu inti masalahnya, dan saat ini ia menunggu bagaimana respon Yuuki.
Yuuki mulai tak nyaman dengan keramaian yang ia ciptakan. Ia sadar, kalau masalah akan semakin bertambah besar jika ia terus terusan berada di sana.
"Lo kasih tau Olive, kalo perlu lo kasih tahu semua orang yang ada disini kebusukan-kebusukan yang gue punya. Karena emang cuma lo yang tau segalanya" Yuuki langsung beranjak pergi setelah mengucapkan hal tadi. Meninggalkan Dio yang semakin diselimuti emosi. Sikap Yuuki yang seakan memandangnya rendah membuat Dio tambah ingin menghancurkan Yuuki.
"Awas, kasih jalan! hati hati sama orang itu! dia gak akan segan segan nyeret kalian ke tempat sepi trus nyiksa kalian kalo kalian berani macam macam!" Dio berusaha untuk memprovokasi Yuuki, memancingnya agar naik pitam dan menunjukkan sisi buruknya. Tapi Yuuki sama sekali tak peduli, kini keberadaannya sudah menghilang di balik kerumunan. Meninggalkan Dio yang sekarang teriak-teriak seperti orang kesetanan.
Olive yang melihat sosok Yuuki mulai menjauh, buru-buru berlari menyusulnya. Ia tak ingin membiarkan Yuuki lolos kali ini. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan padanya. Tapi saat ia mencoba mengejar Yuuki, tangannya dicengkram oleh Dio dan menghentikan upayanya mengejar Yuuki. Olive berusaha keras meloloskan diri dari genggaman tangan Dio, tapi Perbedaan tenaganya terlalu besar sehingga Olive tak bisa melepaskannya.
"Lepasin!" Berontak Olive.
"Olive, Yuuki itu orang gak bener. Dia itu ga sebaik yang lo kira, jadi mendingan lo jauh jauh dari dia" ucap Dio yang mencoba meyakinkan Olive. Tapi kata kata yang baru saja keluar dari mulut Dio sama sekali tak merubah pikirannya. Malah sebaliknya, sekarang Olive yakin kalau ia memang tak menyukai Dio.
"Gue ga butuh opini lo, gue bisa nilai orang berdasarkan penilaian gue sendiri. Dan berdasarkan penilaian gue, yang gak bener itu lo bukan Yuuki"
Olive menghentakkan tangannya sekuat tenaga untuk melepaskan cengkraman Dio. Lalu ia berlari secepat mungkin untuk mengejar Yuuki yang semakin meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alathia : The Truth Untold
Teen Fiction"Gue suka sama lo." "Apa itu sebagai teman?" "Enggak, gue serius jatuh cinta sama lo." "Lo orang paling berani yang pernah gue temui, walaupun banyak orang yang salah paham soal masa lalu lo. Lo gak pernah ragu buat nolong mereka. Lo orang yang pali...