"Saya dapet itu dari internet, dan views video itu sudah ribuan. Jadi bisa kamu jelasin ke saya apa maksud video itu?" Jerome melipat tangannya di depan dada, sorot matanya tak sedetikpun lepas dari Olive.
"Vi-video ini kan-" Olive memang sempat memikirkan dampak dari aksinya, tapi ia melupakan kenyataan bahwa gelar artis papan atas masih tersemat dibelakang namanya. Sehingga orang orang akan menilai setiap tindakan yang dia lakukan tak peduli itu baik maupun buruk.
"Kamu sadar gak sih sama apa yang kamu udah lakuin? video ini tuh bisa merusak citra kamu dimasyarakat. Kamu harusnya gak perlu ngalakuin hal yang ga penting semacam ini" cecar Jerome, tak memberikan kesempatan Olive untuk menjawab.
Olive hanya diam, menundukkan kepalanya. Ia tentu saja menyadari kesalahannya. Melupakan Image nya sebagai public figure dan melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu, tentu wajar jika Jerome marah kepadanya.
"Saya minta maaf, saya sadar apa yang saya lakuin itu gak benar. Kejadian kali ini akan saya jadikan pelajaran buat kedepannya" ucap Olive penuh sesal.
Jerome menghela nafas lalu bangkit dari duduknya.
"Saya bakal bayar infontaiment buat kasih konteks ke video ini, jadi opini masyarakat gak langsung mengarah ke hal yang negatif. Tapi kalau kejadian kaya ini sampai terulang lagi, masyarakat akan mulai gak percaya. Jadi kamu harus hati-hati"
Jerome berniat melangkah pergi dari kamar, tapi dering ponsel Olive yang berada di meja rias tak jauh dari tempat ia berdiri membuatnya tinggal sedikit lebih lama. Jerome mengambil ponsel Olive, lalu memeriksa panggilan masuk.
"'Yuuki' ini temen kamu?" tanya Jerome sambil menunjukkan layar ponsel Olive, dimana terlihat jelas sebuah panggilan masuk atas nama Yuuki. Olive tak menjawab pertanyaan Jerome, tapi Jerome sudah tahu jawabannya hanya dari melihat ekspresi Olive.
"Iya halo" Jerome menerima panggilannya.
"..."
"Saya manajernya"
"..."
"Iya saya sudah lihat"
"..."
"Oh, begitu. Iya, terima kasih sudah menghubungi"
Olive merasa lega,karena meskipun ia tak bisa mendengar apa yang diucapkan Yuuki, ia masih bisa menyimpulkan kalau obrolan mereka terlihat biasa dan tak terlalu serius. Ekspresi Jerome juga terlihat tenang, tak ada raut wajah emosi sama sekali. Sepertinya panggilan akan segera berakhir.
"Oh iya satu lagi" ucap Jerome tepat saat Olive hendak meminta ponselnya kembali karena ia pikir panggilan telah usai.
"Mulai dari sekarang, kamu jauhi Olive. Terima kasih" Olive terbelalak mendengar hal itu. Dengan cepat ia gerakkan tangannya untuk merebut ponsel dari tangan Jerome. Setelah berhasil mendapatkan ponselnya, ia berusaha berbicara kepada Yuuki yang ada diseberang panggilan. Tapi Olive kalah cepat, Jerome terlebih dahulu menekan tombol end call tepat sebelum Olive berhasil mengambil ponsel dari tangannya.
"Demi menjaga image kamu sebagai artis, saya gak mau mengulang kejadian yang sama seperti kejadian hari ini. Jadi saya singkirkan sumber masalahnya. Dan kamu Olive, harus jaga jarak sama anak gak tahu diri itu. Sudah jelas jelas bikin karier kamu diujung tanduk, tapi masih berani nanyain keadaan kamu. Anak muda jaman sekarang emang udah ga punya sopan santun" Jerome merapihkan bajunya yang berkerut akibat ditarik oleh Olive tadi.
"Citra, image, artis, karier. Persetan sama semua itu!" teriak Olive. Emosinya memuncak, sehingga ia sudah tak bisa berpikir normal. Ia sudah lelah dengan aturan dan kekangan Jerome. Ia tak bisa menerimanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alathia : The Truth Untold
Teen Fiction"Gue suka sama lo." "Apa itu sebagai teman?" "Enggak, gue serius jatuh cinta sama lo." "Lo orang paling berani yang pernah gue temui, walaupun banyak orang yang salah paham soal masa lalu lo. Lo gak pernah ragu buat nolong mereka. Lo orang yang pali...