04

77 20 16
                                    

"Hallo"

Sapa si penelfon yang tidak diketahui namanya itu, jelas terdengar itu milik suara pria, tapi itu siapa aku tidak mengenalnya ku lirik Yoongi yang tengah fokus menyetir, menandakan ia tidak perduli dan tidak ingin tau siapa yang telah menghubungi istrinya. Oh iya untuk apa juga ia harus tau toh dia tidak terlalu suka mencampuri urusan orang.
Tapi aku ini bukan orang biasa, melainkan mempunyai hubungan yang terjalin ikatan suci. Kalut dengan fikiran ku sendiri tak menyadari kalau telfon nya masih tersambung.

"Ini aku jungkook, apa kau mengingat ku Hanna?"

"Woahh iyaaa jungkook, aku mengenalmu, apa kau mengganti nomor telfon mu"

"Iya aku baru saja menggantinya, terlalu banyak wanita akir akir ini menghubungi ku membuat sakit kepala saja" Ucap nya.

"Tapi aku juga wanita, kenapa kau menghubungi ku heoh?" Sekilas ku lirik Yoongi , mata kami saling bertemu tapi ia langsung saja bersikap tidak perduli dan kembali fokus menyetir.

"Tentu saja, kau sudah punya suami jadi aku tidak perlu khawatir kalau kau akan menyukaiku"

"Ohamm betul juga, aku sudah punya suami. Koky nanti kita lanjut ya, aku sedang berada di luar nanti kuhubungi lagi" Ucap ku berbasa basi pada sahabat lama ku di SMA. Jungkook juga mengerti ia langsung ber oh ria dan mematikan saluran ponselnya.
Aku hanya tersenyum getir saat mengatakan bahwa kalau aku punya suami pada jungkook, tentu aku punya suami yang tidak mencintai ku.

"Kenapa dimatikan? Apa aku menganggu acara telfon kalian?"  Tanya Yoongi yang membuat lamunanku buyar.

"Tidak ko, justru aku tidak ingin diganggu qtime ku dengan mu"

"Aku akan menurunkan mu di halte depan sana, pulang lah sendiri. Aku tidak bisa mengatarmu"

"Kenapa? Apa kau ada urusan mendadak?" Tanyaku kini yang menatap nya.

"Hmm"

"Baiklah kau bisa menurunkan ku disini saja, tapi barang belanjaan kita?"

"Bawa turun semua"

"Oh baiklah, hati hati dijalan yoon"

Senyum ku sambil menatap nya.
Karena cuacanya lebih bagus saat ini aku lebih memilih naik buss dari pada naik taxi, tangan ku yang penuh memegang kantong belanjaan langsung berjalan saat mobil Yoongi meluncur sangat kencang, lagi lagi aku hanya bisa tersenyum saat melihat kepergiannya.
Apa semua suami didunia sama seperti ini? Tapi kuharap tidak. Karena aku yakin bahwa semua perempuan dibumi ini tidak semuanya yang mempunyai perasaan yang kuat seperti ku contohnya. Kalau saja semua pria didunia ini seperti Yoongi mungkin pengadilan akan ramai.

Akhirnya, aku bisa duduk tenang, ku lirik semua penumpang yang berada dalam huss ini, ada sepasang remaja tengah berbicara santai tapi tidak terlalu jelas apa yang bicarakan,  ada juga seorang ibu ibu yang tengah mengandung besar duduk seorang diri, ada juga sepasang kekasih duduk berdua tengah mendengarkan lagu, ah aku jadi teringat masa sekolah dulu.

"Tolong" Teriak penumpang yang baru saja aku perhatikan tadi (tolong

Semua mata tertuju padanya, wanita itu mengeluarkan keringat yang cukup banyak, kulit nya berubah jadi sangat pucat , sesekali ia mengelus perutnya.

"Tolong" teriaknya lagi.

"Apa ini , apa dia akan melahirkan, hey tolong lah dia" Ucap penumpang yang lain

"Atur nafas mu nak, perlahan lahan nak, tarik iya begitu terusss"

Tak ingin aku ikut panik bersama yang lain, langsung saja aku manghubungi ambulan untuk pertolongan pertama.

𝙀𝙘𝙝𝙖𝙨𝙚𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang