25

68 13 1
                                    

Jungkook yang mendapat kiriman dari Yoongi ia langsung membuka, mata nya mulai melebar saat melihat wanita nya tengah di cium pria lain

Pusing bukan main, seakan darah nya yang lancar mengalir kini terasa sangat kencang sampai ke ubun ubun, jantung nya juga berpacu dengan cepat sama hal dengan emosi nya, ia mencoba menghubungi pria itu namun sama sekali tak ada jawban.

Tak ingin berlama lama, jungkook langsung mengambil jazz nya dan jalan secepat yang ia bisa. Melajukan mobil ke arah rumah. ini lah tujuan nya saat ini.

"Hannnnna!!" Teriak jungkook dari luar, ia langsung menekan tombol masuk rumah nya, dan hanya mendapati ara bermain seorang diri.

"Ara, eomma mana?" Jungkook berusaha sabar saat bertanya pada ara

Namun anak kecil itu hanya tertawa saat melihat kehadiran appa nya.

"Brengsek" Umpat jungkook .

Ia berusaha menghubungi wanita itu tapi tak kunjung diangkat.

"Oh ayolah Hanna! " Teriak jungkook dari kamar membuat ara yang sedang bermain sendiri merasa ketakutan berakhir dengan tangisan anak kecil

"Oh maaaf appa araa maaaf" Jungkook menggendong anak nya dengan hati hati , emosi nya belum cukup turun hanya untuk melihat ara, sungguh malam ini rasanya ia ingin menerkam siapapun.

Hanya butuh waktu sebentar untuk membuat ara tertidur pria itu meletakan ara dengan hati hati, memandang gadis kecil nya dengan Wajah yang mendominasi seorang Hanna, senyum rapuh seorang jungkook terukir begitu saja saat melihat putri kecil nya yang tidur,dan mengingat beberapa menit  yang lalu, ara seorang diri di rumah tanpa seorang ibu, semantara si ibu sibuk dengan pria lain begitulah asumsi jungkook saat ini.

"Ara maaf kan appa" Jungkook mengelus rambut putri nya, air mata yang menetes dari sudut mata ia hapus segera, terdengar bunyi pintu kamar terbuka jungkook langsung melihat Hanna sudah ada di belakangnya

Dengan gaun yang lumayan terbuka, jungkook memandang nya remeh, wanita itu berjalan menghampiri anak nya sedikit terkejut saaat melihat jungkook yang sudah ada di rumah tapi dimana bibi yang menjaga ara tadi?

Hanna mendekati ranjang tidur ara,dengan sigap jungkook menarik tangan Hanna yang baru saja akan mengelus rambut putri nya, ia menarik Hanna keluar kamar ara, dengan paksa, tak ada ucapan yang keluar dari masing masing pihak, Hanna hanya mengikuti langkah jungkook dengan susah payah.

Pria itu mendorong Hanna ke tembok
kamar mereka, dengan sekuat tenaga pria itu menahan emosi saat mengingat kembali kejadian dimana pria brengsek itu mengirim gambar nya dengan Hanna.

"Apa sebutan yang pantas ku berikan pada mu nona"

Tanya jungkook, lembut tapi terkesan sangat dingin dan menakutkan, Hanna menatap tak berdaya pada pria itu entah lah kalau saja di bunuh ia akan menerima semuanya.

"Maaf"

"Hahahah" Pria di hadapanya tertawa miris dibarengi dengan air mata.

"Maaf kau bilang"

"aku dijebak Jung"

"Kau dijebak? Kau memakai gaun seperti ini saat di jebak? Kenapa kau tidak telanjang saja sekalian saat menemui nya?"

"... Lihat dirimu Hanna!"

"... Kau berciuman dengan pria yang bukan lagi suami mu! Kau sudah punya anak, ingat itu Hanna" Jungkook mulai berteriak , saat kembali teringat kejadian dimana Yoongi mengirim foto pada nya, ia mulai terusulut emosi nya kembali,  ini pertama kalinya ia begitu marah pada Hanna, bukan jungkook sajaa siapa pun manusia yang ada di posisi jungkook ia pasti akan merasakan hal yang sama.

Jungkook beralih ka arah lemari, melihat Hanna yang mulai meneteskan air mata, ia melayang kan pukulan ke lemari, lihatlah tinjuan jungkook pun meningalkkan bekas disana.

"Apa aku pantas mengatakan kau jalang, nona!" Jungkook memberikan penekanan pada kata yang tak sepantasnya diterima Hanna.

"Maaf kan aku junggg"

Lagi dan lagi ia memberi layangan pukulan pada lemari, tak lemari saja ia juga mencari kaca sebagai sasaran.

Nyaring terdengar di telinga Hanna, pria itu memukul kaca, isak Hanna semakin kuat saat darah jungkook mulai menetes kebawah.

"Jungg ku mohon"

"Kau tega meninggalkan  putri kita sendirian, kau tega meninggalkan ku, kau tega pergi dengan nya, dan kau pasti juga tidur dengan nya, apa aku salah nona!!!"

"Maaff, kau salah sepenuhnya"

"Kau memang tak ada bedanya dengan jalang " Bentak jungkook.

"... Apa aku pernah menyakiti mu Hanna? Sedikit saja apa pernah?"

"... Apa aku boleh tidur dengan wanita liar di luar sana? Apa aku boleh bermain dengan mereka hanna?" Tanya jungkook yang sama hal nya dengan Hanna yaitu menangis.

"... Sekali pun kau memberi izin, aku tidak akan pernah melakukan nya, karena aku waras, karena aku punya akal, karena aku tau aku sudah ada istri aku sudah ada anak yang seharusnya  aku jaga! Tapi kau! Bertindak seperti wanita yang tidak pernah di beri kasih sayang, apa kau serendah itu Hanna! Apa karena ini min Yoongi meninggalkan mu! Ara pasti sedih memiliki ibu rendahan seperti mu"

Hanna memandang sendu jungkook, apa pria dihadapannya benar benar suami yang ia kenal, ia begitu tertampar atas ucapan jungkook, sama Hanna juga tersulit emosi atas ucapan jungkook, fakta sebenarnya bukan lah seperti ini.

"Main lah dengan jalang di luar sana, pergilah kalau kau mau, aku ini sudah bekasan orang, aku memang tidak pantas buat pria suci seperti mu ! Aku jalang memang, aku wanita rendahan, aku memang rendah , apa? anak ku pasti sedih? Dia pasti, sedih melihat ku seperti ini, tapi dia pasti kecewa pada seorang ayah yang menduh ibunya seperti itu

"... Apa aku salah jeon jungkook? Apa kau tidak ingin bertanya dulu , apa yang terjadi, ada apa dengan mu? Kau katakan aku rendahan? Anggap saja begitu jeon jungkook, kau ingin berpisah dengan ku? Apa kau malu punya istri seperti ini? Apa kau malu? Katakan jungkooookkk! Kenapa tidak dari dulu kau katakan? Aku jalang benar aku jalang Yoongi, ayo bunuh aku, tinggalkan aku"

Jungkook mendekati Hanna, ia begitu sesak saat wanita itu tega mengucapkan kata pisah padanya, tanpa ada sedikit pun niat, dengan mudah ia melayangkan tamparan pada Hanna, membuat wanita nya jatuh tersungkur, sementara hana sama sekali tak merespon ia berdiri sekuat tenaga, memandang jungkook lemah, menaikan satu alis nya semantara pria di hadapan nya masih belum percaya dengan perlakuan nya.

"Hhhanna maaaf pipi mu Hanna"

"Itu tidak terlalu keras, ayo pukul lagi, bahkan aku belum merasakan sakit sama sekali" Ucap Hanna sambil tertawa lemah.

Semakin tak menentu jalan pikir nya, jungkook memutuskan keluar kamar, menutup pintu dengan membanting membuat Hanna sedikit tersentak, setelah kepergian jungkook baru ia keluarkan tangisan nya yang begitu keras, ingin ia keluarkan semuanya yang sudah meluap luap

***

𝙀𝙘𝙝𝙖𝙨𝙚𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang