Dion mengikuti Gita yang berjalan santai melewati koridor rumah sakit setelah menemani Gita untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan surat keterangan dari dokter.
"Video bagus. Seperti di film-film yang pernah di nonton istriku"
Gita berhenti melangkah dan menatap tajam Dion yang tersenyum geli. Lengan kekarnya membelit leher Gita dan memaksa Gita untuk kembali berjalan.
"Nice shoot Gita. Saya bangga dengan kamu"
Gita yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. Kepalanya menengadah menunjukan sudut bibirnya yang sudah diberi plester.
"Lihat? Perbuatan betina itu benar-benar kejam. Wajah saya jadi luka dan parahnya membiru. Saya kayak habis kena bogem"
Dion tertawa dan mengacak rambut Gita dengan sayang. "Kamu memang kena bogem"
Gita membenarkan tapi kemudian mengangkat bahu acuh. "Setidaknya kita punya satu kartu As karena kejadian ini"
Langkah Gita ikut terhenti karena Dion tiba-tiba terhenti dan sama sekali tidak menanggapi perkataannya. Mengikuti arah mata Dion, Gita juga ikut terpaku.
"Gita..."
Lama sekali. Rasanya lama sekali sudah tidak melihat Maminya. Dan hari ini, mereka kembali dipertemukan.
Mata Gita menyusuri tubuh Maminya. Dia tidak tahu sudah menginjak berapa bulan kandungan Maminya karena tampaknya baju kebesaran pun sudah tidak bisa menutupi perut buncitnya.
"Gita, mami kangen sama Gita"
Belitan lengan Dion di lehernya berubah menjadi rangkulan. Dion meremas pelan lengan Gita seolah tanda akan meninggalkannya agar gadis itu menyelesaikan urusannya dengan Maminya.
Tapi sebelum Dion melepaskan rangkulannya Gita sudah lebih dulu menahan.
"Don't you ever dare to leave me" bisik Gita yang sukses membuat Dion mengurungkan niatnya untuk pergi.
Mata Gita berubah menatap orang disamping Maminya. Ada Mas Yoga yang kini sudah menatapnya dengan haru.
Jujur, tatapan saudara tirinya itu membuatnya tidak nyaman. Karena itu melarang Dion pergi adalah hal yang tepat.
"Gita..."
Mami Gita melangkah mendekat dan mengambil kedua tangan Gita dan meremasnya pelan. Matanya berkaca-kaca melihat putrinya yang tampak lebih kurus dari sebelumnya.
"Kamu kurusan Gi. Kamu sakit? Kok kesini? Mas Yogi yang kasih tau kamu kalau Mami di rawat disini?"
Mendengar itu Gita sontak mengerutkan keningnya. "Mami di rawat disini?"
"Mas Yogi gak hubungi kamu? Mami udah lima hari dirawat"
"Kenapa di rawat?"
Pertanyaan Gita membuat Dian, Mami Gita salah tingkah. Gita sendiri menatap Maminya dengan tajam sedetik kemudian tertawa pelan.
"Karena kandungannya bermasalah" katanya dengan nada pelan hampir berbisik menjawab pertanyaannya sendiri karena Dian tak kunjung menjawabnya.
"Anggita..." Yoga menegur Gita yang dirasa sudah bertindak tidak sopan dengan Maminya.
Mengacuhkan teguran Yoga, Gita kembali menatap Maminya dengan datar.
"Mas Yogi gak ada kasih tau kalau Mami di rawat. Gita kesini karena harus visum"
"Visum?"
Pertanyaan Yoga hanya di jawab dengan anggukan oleh Gita yang tampaknya sama sekali tidak berminat untuk menatapnya lebih dari tiga detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves Dawet Book 2 [COMPLETED]
JugendliteraturGita memutuskan pindah ke rumah Papi-nya saat merasa tidak lagi sepemikiran dengan Mami dan juga Suami Maminya.