No edit-edit
Happy Reading
.
.
.Ningtias masuk kedalam sebuah ruangan dengan asistennya. Saklar lampu dinyalakan sehingga ruangan yang gelap gulita menjadi terang.
Bibir merahnya yang dilapisi lipstik merah itu membentuk senyuman.
"Kerja bagus, tapi sayangnya saya ditampar sama dia"
Orang itu hanya terdiam dengan binar mata ketakutan. Badannya membiru dibeberapa bagian karena bergesekan dengan tali tambang yang kasar dan melukai kulitnya, mulutnya dibungkam penuh dengan kain.
"Seperti kemarin, saya akan membebaskan kamu untuk menjalankan misi. Ingat, lakukan semulus mungkin atau kamu akan rasakan akibatnya"
Ningtias berjalan kearah jendela dan membiarkan asistennya membuka ikatan juga kain yang ada dimulutnya.
"Pastikan kamu merawatnya dengan baik, datangkan dokter kecantikan dan belikan dia perawatan kulit yang bagus. Jangan sampai ada seorang pun yang menyadari tubuhnya biru-biru"
Asisten Ningtias menunduk dan bergumam mengiyakan permintaan atasannya. Selanjutnya dengan cepat menarik orang itu keluar ruangan untuk bertemu dokter kecantikan seperti kata Ningtias.
Ningtias meraba Flashdisk yang ada ditangannya. Tersenyum remeh karena merasa semuanya akan mudah jika uang ada dibelakang kita.
Menyimpan FD itu kedalam sakunya, Ningtias berjalan keluar dengan Hp berada ditangannya. Semalam video kebaikan-kebaikannya sukses trending topik di medsos, bukan main pujian yang terus menerus membanjiri kolom komentarnya. Dia tidak akan membiarkan anak kemarin sore menganggu tujuannya, ini adalah tujuan dan keinginannya yang terakhir setelah berhasil memiliki suami tampan nan kaya dia juga menginginkan kekusaan. Rasa-rasanya kekuasaan di perusahaan suaminya belum bisa mengatasi rasa puasnya, dia ingin dikenal masyarakat luar.
"Bu, Bapak sudah pulang"
Jemari Ningtias yang sedang menggulir layar Hp terhenti. Senyumnya kini terpatri tulus mendengar kepulangan suaminya.
"Antar saya kerumah sekarang"
"Baik bu"
Satu jam diperjalanan tidak membuat senyuman Ningtias luntur. Ajudannya dengan sigap membukakan pintu mobil dan juga pintu rumah dengan cepat.
"Mas sudah sam-"
Ucapannya terhenti. Pemandangan yang terlihat dimatanya sungguh menyebalkan. Tapi mencoba profesional, langkah kakinya kembali berlanjut sampai dekat dengan mereka berdua.
Senyuman Ningtias kembali mencoba untuk terbit dan berusaha untuk terlihat tulus. "Panda, mungkin kamu bisa ke kamar sekarang. Mama ingin berbicara dengan Papi kamu"
Gita yang sedang bersandar di bahu Papinya terlihat enggan dan malah kembali memeluk Papinya dengan erat.
"Gimana yah, saya masih kangen sama Papi. Ya kan Pi?"
"He'em" Adinata mengangguk dan mengelus kepala Gita dengan sayang.
"Kamu dari mana Ningtias?"
Ningtias duduk di sofa depan pasangan ayah dan anak itu. " Aku dari ketemu teman lama mas. Mas gak pengen istirahat gitu kan baru sampai. Kita ke kamar yuk"
"Nanti Ningtias. Mas ini mau manja-manjaan sama satu-satunya anak Mas ini. Besok Gita sudah harus pergi KKN lagi"
"Tapi kan aku mau kalau kita ke kamar karena-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Loves Dawet Book 2 [COMPLETED]
Teen FictionGita memutuskan pindah ke rumah Papi-nya saat merasa tidak lagi sepemikiran dengan Mami dan juga Suami Maminya.